Part 25

3.3K 243 10
                                        

Happy reading


Senyum miring seorang gadis tercetak dengan jelas dibibir indahnya. Ia menatap dua orang didepannya dengan senyum miring, seakan puas dengan pertunjukkan yang ada didepannya.

Sebuah tangan kekar terlilit lembut dipinggang ramping milik gadis itu. Ia juga ikut memperhatikan pertunjukkan yang ada dihadapannya dengan raut wajah datar.

"Puas?" tanya pria itu meletakkan kepalanya diceruk leher sang gadis

"Lumayan," jawabnya

Crass!

Ctas!

Cambukan demi cambukan dan goresan demi goresan membuat pertunjukkan semakin menarik. Badan memar dengan dipenuhi bercak darah, tak dipedulikan kedua orang yang tengah asik menatap penyiksaan itu tanpa henti untuk tidak menyiksa mereka.

"Ahh ... sa-sakit ... hentikan ... shh ahh, ku mo-mohon," rintihnya dengan memohon kepada dua orang yang tengah menatapnya

Senyum lebarnya mengembang kala mendengar suara tak berdaya itu. Tangan gadis itu terangkat, menyuruh orang suruhannya untuk berhenti menyiksanya.

Perlahan, kakinya ia langkahkan menghampiri mereka yang duduk lemah dengan berbagai luka ditubuhnya. Tangannya mencengkram kuat dagu gadis itu dengan kuat membuat sang empu mendongak menatapnya.

"Kalian sangat tahu, apa konsekuensinya jika tidak berhasil melaksanakan perintahku," desis gadis itu tajam

"Maaf," lirihnya

"Baiklah, aku terima permintaan maaf kalian tapi ... kalian harus diberi hukuman." kedua gadis itu menggelengkan kepalanya kuat, tidak setuju dengan ucapan yang gadis dihadapan mereka lontarkan

"Aku akan menyerahkan kalian kepada rumah bordil atau ... mungkin aku akan memutilasi tubuh kalian,"

"Bagaimana? Menarik bukan?"

"Aletta ... " Gadis itu menoleh menatap pria yang berada dibelakangnya dengan tatapan tanya

"Kasih mereka kesempatan sayang." Aletta memutar bola matanya malas mendengar pria itu menghalangi rencananya, ia membalikkan tubuhnya kembali menatap dua tahanannya.

"Ayolah ... mereka tidak bisa diandalkan, kita harus melenyapkan mereka dengan segera." Raut wajah Aletta tampak bersemangat ketika ia berhasil menyelesaikan perkataannya menatap geli dua gadis didepannya

"Aletta ... "

"Jangan menggangguku Rev atau aku akan pergi darimu," ancam Aletta menatap tajam pria itu

Aletta menyunggingkan senyum miringnya melihat pria itu diam tak berkutik karna ancamannya. Aletta mengeluarkan sebilah pisau dari saku nya, ia jilat mata pisau yang tak tajam itu seraya menatap kedua gadis dihadapannya.

"Kesya ... Zora ... mau menemui ajal kalian sekarang?" tanya Aletta dengan seringaian

Aletta mengayunkan pisaunya dengan santai hingga ia melempar pisau itu ke arah Zora yang diam dengan tubuh bergetar ketakutan.

Cling!

Dengan cepat, pria itu berjalan cepat menghampiri dua gadis tak berdaya itu lalu menangkis serangan Aletta dengan pisau miliknya. Aletta menatap datar pria itu, lalu membalikkan tubuhnya berniat pergi meninggalkan mereka.

QUEEN-NYA SANG SISTEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang