Part 30

1.6K 147 4
                                    

Happy reading

"Livy, kamu sudah datang?" Aletta menghentikan langkahnya mendengar Fareve berucap tanpa melihat ke arahnya

"Aku sangat mencintaimu dan aku tahu semua tentang dirimu. Termasuk langkah kakimu," jelas Fareve tersenyum kecil lalu berbalik menatap Aletta yang menatapnya datar

"Aku semakin mencintaimu jika kamu memasang wajah datar seperti itu," celetuk Fareve tertawa kecil

Aletta sama sekali tak berbicara maupun menyahut ucapan Fareve, ia sengaja menutup mulutnya rapat-rapat, enggan berbicara dengan pria di hadapannya.

Fareve menyentuh dagu Aletta dan mencengkeramnya sedikit kuat, tapi Aletta sama sekali tak menunjukkan raut wajah kesakitan sedikitpun. "Sakit fisik yang kamu berikan sekarang tidak sebanding dengan rasa sakit satu tahun yang lalu Rev," pungkas Aletta kecewa yang membuat Fareve tersentak lalu melepas cengkeramannya dari dagu Aletta

Tatapannya berubah sendu saat melihat ada sebersit tatapan kekecawaan dari sepasang mata hazel Aletta. Tidak! Ia tidak tahan melihat gadisnya kecewa kepadanya.

"Kamu lebih memilih mereka daripada aku, kamu tau sekecewa apa aku saat itu Rev?" ucap Aletta membiarkan setetes air mata lolos dari pelupuk matanya

Dia memang bisa mengendalikan ekspresi wajahnya tapi mengingat rasa sakit itu, ia benar-benar tidak bisa mengontrol emosinya.

"Ma-mqf Livy, Rev ngga bermaksud membuatmu kecewa—"

"Kamu terlanjur membuatku kecewa dan tidak percaya dengan dirimu lagi, Rev!" seru Aletta menghapus kasar air matanya dan menatap tajam Fareve

"Kamu mencintaiku tapi kamu lebih memilih mereka, Rev," tambah Aletta lirih yang masih dapat didengar Fareve

Aletta menghela nafas pelan, "Daddy memang benar, kamu memang tidak mencintaiku. Kamu hanya menjadikanku sebagai pion mu saja." Fareve meremas rambutnya dengan kuat menyalurkan rasa marah yang sedang membuncah

"TIDAK! AKU MENCINTAIMU LIVY! SANGAT MENCINTAIMU! A-aku ... " Pandangannya mulai memburam saat sebuah benda kecil dan tajam tertancap sempurna di lengan kanannya

Tubuh Fareve seketika ambruk tak sadarkan diri dilantai. Erwin segera menghampiri Aletta yang masih terisak tanpa mengeluarkan suara tangisan.

"Putri Daddy ... " Erwin mendekap erat tubuh Aletta yang gemetar didalam pelukannya

Ia paham kenapa reaksi tubuh Aletta bertindak berlebihan itu karna Aletta kembali mengingat momen yang membuat adanya trauma didalam diri Aletta. Kejadian yang membuat dia terbarik dirumah sakit terlalu lama, hingga mengalami lupa ingatan total.

"Fareve akan dibawa oleh bodyguard ku Dad," ucap Alfano menyeret Fareve ke depan pintu

Erwin mengurai pelukannya lalu menatap Alfano, "Bawa Aletta ke atas, dia butuh istirahat." Alfano mengangguk lalu memeluk pundak Aletta, menuntun Queen-nya berjalan ke atas, tepatnya ke kamar Aletta

"Queen udah inget semuanya, hm?" tanya Alfano mencium pipi Aletta singkat

Aletta menjauhkan wajahnya saat Alfano berusaha menciumnya sekali lagi, "Hentikan itu, aku Livy bukan Aletta. Jangan lakukan hal seperti itu padaku, karna aku tidak mencintaimu Fano. Aku hanya akan mencintai Fareve selamanya, dan Aletta yang akan mencintaimu bukan aku," jelas Aletta setengah berbisik yang membuat Alfano melepas tangannya yang berada dibahu Aletta

"Dimana Aletta? Kenapa kamu kembali ke tubuhmu?" tanya Alfano selidik

Aletta mengacuhkan Alfano, ia terus berjalan hingga sampai ke dalam kamarnya. Senyumnya terbit saat melihat tak ada perubahan dengan kamarnya, baik yang dulu maupun sekarang.

"Dia mempunyai selera yang bagus ternyata," batin Aletta

"Livy, dimana Aletta? Kenapa kamu kembali?" tanya Alfano mengunci pintu kamar Aletta

"Kenapa kamu berbohong kepada Aletta?"

Dahi Alfano mengernyit, "Aku ngga pernah membohongi Aletta," bantah Alfano

"Tentang dunia ini adalah dunia nyata, kenapa kamu berbohong?" Alfano diam tak menjawab, lidahnya mendadak terasa kelu

"Ini adalah dunia novel Alfano, dan keluarga Alettaska hanyalah khayalanmu semata, kenapa kamu membuat Aletta percaya, bahwa dia bisa bertemu dengan keluarganya lagi?" tanya Aletta menatap tanya Alfano yang menundukkan kepalanya dengan tatapan sendu

"Aku tidak bisa melihat dia sedih Livy." Aletta memandang tajam Alfano, "Secara tidak langsung, kamu membuat dia semakin terluka jika membohonginya seperti ini!" amuk Aletta menatap tajam Alfano

"Kamu hanya sistem yang setelah tiga misi berakhir, akan segera menghilang sesuai dengan perjanjian yang tertulis. Apa kamu tidak memikirkan bagaimana perasaan Aletta saat kamu pergi meninggalkannya sendiri?"

"Tentu aku memikirkannya!" sengak Alfano

Mustahil jika dia tidak memikirkan kehidupan Aletta setelah dia pergi nanti. Dia selalu memikirkan agar Aletta tidak bersedih jika dia pergi, kenapa Livyana tidak bisa mengerti?

"Jika kamu memikirkannya, kamu tidak akan berbohong kepada Aletta. Setelah kamu pergi, Aletta akan kembali ke keluarganya dulu. Dan saat dia mencari, ternyata keluarganya tidak ada disini. Kamu pikir bagaimana respon Aletta? Apa dia tidak merasa sakit?" Benar, Aletta pasti akan merasa sangat terpukul jika tahu keluarganya sebenarnya tidak ada didunia novel ini

Pasti Aletta akan menderita dan tidak akan melanjutkan hidupnya karna tidak akan percaya dengan orang lain. Sebab, dia telah menghancurkan kepercayaan sang Queen.

"Beritahu dia sebelum terlambat Alfano, aku percaya kalau kamu pasti bisa memberitahunya. Aletta tidak seperti ku, yang sulit mempercayai orang sekitar. Aletta sangat mempercayaimu, lebih dari siapapun," pinta Aletta berjalan menuju meja belajarnya

"Apa tujuan kamu kemari?" tanya Alfano selidik

"Kamu pasti bingung, kenapa data Fareve tidak ada didalam sistem mu. Benar?" Senyum miring khas milik Livyana Alettaska

Wajah yang sama, mata yang sama, dan bibir yang sama tapi entah kenapa Alfano merasa seperti dia tidak mengenal gadis yang ada didepannya.

"Fareve tidak terlalu penting dalam alur novel ini Fano, bahkan aku hanyalah pemeran Figuran disini. Sebab itu kamu tidak dapat mengakses data Fareve, baik publik maupun data pribadinya." Aletta mendudukkan dirinya diranjang putih seraya menepuk tempat sebelahnya, mengkode Alfano untuk segera duduk disampingnya

Alfano menurut, ia melangkahkan kakinya menghampiri Aletta yang duduk di ranjang dengan senyum manis, khas seperti Aletta.

"Kamu ingin tahu kan, apa yang sebenarnya terjadi dengan Fareve, Kesya, Dan Zora? Kenapa mereka terlibat dengan kasus Vila No 08 dibogor, dan kenapa aku bisa mengingatnya padahal ... aku seharusnya melupakannya karna mengalami amnesia total."

"Sepertinya banyak yang ingin kau ceritakan kepadaku, nona," ucap Alfano tersenyum penuh arti

"Sepertinya banyak yang ingin kau ceritakan kepadaku, nona," ucap Alfano tersenyum penuh arti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
QUEEN-NYA SANG SISTEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang