Part 44

532 28 2
                                    

Happy Reading guys!!



"Kita harus pergi kesana, Letta." Aletta menggeleng enggan, ia tak ingin pergi kemanapun. "Ngga mau, gue males," ucap nya dengan memeluk boneka teddy bear.

Gadis di depan nya berdecak kesal menatap Aletta yang belum mau beranjak. Dengan kekuatan penuh, ia menarik tangan Aletta, membawa nya pergi dengan berlari dan masuk ke dalam sebuah mobil. "Woi! Gue ngga mau!"  Aletta terus berteriak dan memohon untuk segera di turunkan.

"Bawel lo, udah diem aja. Gue mau ngajakin lo ke pesta doang," jengkel Kelly yang merupakan sahabat sekaligus sepupu Aletta.

Aletta menatap Kelly tajam, "Gue gamau!!" Kelly memejamkan kedua mata nya mendengar suara cempreng Aletta yang berkumandang, "Diem ege! Kuping gue bisa pengang."

Mobil yang mereka tumpangi akhirnya berhenti di sebuah Vila yang megah. Aletta yang sedari tadi memberontak, akhirnya diam menatap takjub sekaligus kagum akan desain interior Vila yang ada di hadapan nya saat ini.

"Kagum, heh?" ledek Kelly menatap remeh Aletta yang langsung mendapat tamparan keras di lengan nya oleh si empu. "Udah, bawa gue ke dalam buruan." Kelly meringis pelan merasakan sakit tamparan Aletta yang sakit nya lumayan.

Kedua gadis itu masuk lalu terpukau dengan isi Vila yang sangat mewah, Kelly menoleh ke kanan dan ke kiri seolah mencari sesuatu. Aletta melirik Kelly dengan malas, ia tau apa yang tengah gadis itu cari.
"Lo ngga tau di mana ruangan nya, kan?" tebak Aletta tepat sasaran.

Kelly tertawa canggung menatap Aletta yang menatap nya dengan tatapan datar, "Ya maap, tapi yang gue inget, pesta nya ada di ruangan yang ada no 8 nya, dan gue ngga tau 8 berapa," sesal nya sembari menggaruk tengkuk nya yang tak gatal. Aletta menghela nafas jengah lalu menarik pergelangan tangan Kelly ke satu-persatu ruangan yang ada angka 8.

Lama mereka mencari, tidak menghasilkan apapun. Mereka sama sekali tak menemukan ada pesta di setiap ruangan yang ada no 8. Bahkan, Vila ini terasa seperti tak berpenghuni. Langkah Aletta terhenti, Kelly yang ada di belakang nya ikut berhenti dan menatap Aletta bingung.

"Kalau disini ada pesta, harus nya kita di sambut. Iya, kan?" Kelly diam tak menjawab ucapan Aletta yang bertanya dengan nya. "Masih ada satu ruangan lagi, mungkin mereka ngadain pesta nya disana, " tambah Aletta menatap satu  ruangan yang berada tak jauh dari tempat mereka berdiri.

Aletta melangkah duluan meninggalkan Kelly yang entah mengapa merasa was-was, ia mengikuti langkah Aletta di depan nya dengan langkah pelan.

Krieett

Suara pintu berbunyi saat Aletta mendorong pelan pintu ruangan no 08 yang berada di lantai paling atas Vila ini. Benar seperti dugaan Aletta, tidak ada pesta disini. Kaki nya terus melangkah masuk mengitari ruangan itu dengan tatapan penasaran. "Kel, kenapa ruangan ini ada di lantai atas? Padahal kan, ruangan yang nomor 1 sampai 10 ada di lantai 1."

Aletta berbalik hendak menatap Kelly, namun ia tak melihat siapapun di ruangan ini kecuali diri nya sendiri. Pintu ruangan nya pun masih terbuka, dengan rasa penasaran, Aletta hendak melangkahkan kaki nya menuju pintu.

Namun suara beberapa langkah kaki yang bergema membuat Aletta menutup pintu ruangan nya dengan segera lalu bersembunyi mencari tempat persembunyian. Entah mengapa, insting nya berkata jika suara langkah kaki itu ingin masuk ke dalam ruangan ini, dan dia akan merasa aman jika bersembunyi.

Brakk?!

Pintu di buka dengan gebrakan, beberapa orang mulai masuk lalu duduk. Beberapa menit berlalu, namun tak ada suara, hanya keheningan yang dapat di tangkap oleh pendengaran Aletta.

Dengan keberanian yang tinggi, Aletta yang tengah bersembunyi memberanikan diri membuka kedua mata nya dan melihat ada beberapa orang yang duduk saling menatap ke satu arah yaitu ke arah seorang pria.
"Aku mengincar nya karna berlian itu ada di tangan nya," ucap pria itu sambil meminum segelas wine di tangan nya.

"Saya bisa memberi mu berlian yang ada di tangan nya namun, saya ingin kamu memberikan saya Chip yang ada bersama nya," sahut seorang pria paruh baya yang duduk berdampingan dengan seorang wanita. 'Seperti nya mereka suami istri,' batin Aletta.

Pria kembar yang duduk di sofa panjang bersama dua wanita tertawa keras, Kedua pria tadi mengernyit bingung. 'Apa yang salah?' tanya Aletta penasaran.

"Kami bisa memberi apa yang kalian inginkan, asal berikan dia kepada kami, hanya itu."

Aletta mendengus kesal, 'Ini apasih pembahasan nya, gue ngga ngerti.'


                                                                                         ***



Kedua bola mata Aletta melebar, ia menatap Alfano yang masih menatap pintu ruangan yang mereka tempati. Dengan pelan, ia menghampiri sebuah biola yang tadi sempat ia perhatikan, entah insting darimana, Aletta memasukkan tangan nya ke dalam lubang biola lalu mencari sesuatu.

"Ngga ada disini, kayaknya kita harus ke Vila itu, mas." Suara Erva kembali terdengar. "Kamu benar, seperti nya mereka ada disana juga mencari nya," timpal Erwin yang membuat Alfano dan Aletta terdiam membeku.

Suara langkah kaki perlahan menghilang di iringi suara Erva dan Erwin yang kembali tak terdengar. Alfano menoleh, "Mereka sudah pergi," ucap nya dan di angguki oleh Aletta.

Tangan nya masih sibuk mencari, ia merasa ada sesuatu di dalam gitar ini. Tangan nya perlahan menyentuh sebuah benda yang memiliki sudut sedikit lancip. Ia meraba-raba kembali lalu menggenggam benda itu saat sudah sepenuh nya berada di dalam genggaman nya.

Aletta mengeluarkan tangan nya susah payah dari gitar, Alfano yang paham dengan kesusahan Aletta mengambil gunting lalu memotong tali senar yang ada di gitar. Lalu dengan cepat, Aletta mengeluarkan tangan nya dengan menggenggam sebuah benda.

"Apa ini... Berlian?" Alfano membuang gitar yang ada di tangan nya, ia menatap Aletta bingung, "Kenapa ada berlian disini?" tanya Alfano lagi.

Aletta diam, ia memasukkan berlian itu ke dalam saku baju nya dan berdiri menghampiri sebuah piano berwarna putih. Ia menatap nya sejenak lalu membuka bagian belakang piano, Alfano mendekati Aletta dan berdiri di belakangnya.

Tangan Aletta lagi-lagi menemukan sebuah benda yang membuat kedua nya bingung. "Ini sebuah Chip," ucap Alfano memberitahu Aletta.

Aletta mengangguk lalu mengambil tangan Alfano, ia buka telapak tangan sang sistem lalu ia serahkan sebuah Chip yang tadi ia temukan, "Ayo kita lihat apa isi nya," pinta Aletta.

Alfano mengangguk lalu membawa Aletta untuk duduk di sebuah karpet bulu yang ada. Chip yang ada di tangan Alfano menghilang, Chip itu mulai berputar di dalam ingatan Alfano. Selagi menunggu sistem nya memproses Chip itu, Aletta kembali terdiam dengan pikiran nya.

"Kenapa aku bisa lupa dengan kejadian di Vila bersama Kelly?" batin Aletta kembali bertanya. Sebenarnya dimana letak Vila yang pernah ia datangi bersama Kelly? Dan... kenapa dia bisa tau tempat berlian dan chip ini di temukan?








Halooo detik-detik menuju ending nih!!! Duhhh ada yang udah tau ngga, ini semua nya berawal dari siapa?

Halooo detik-detik menuju ending nih!!! Duhhh ada yang udah tau ngga, ini semua nya berawal dari siapa?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
QUEEN-NYA SANG SISTEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang