k1: awal dari semuanya

1.1K 132 158
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Di sebuah restoran yang remang dan hangat, Alesha menatap dengan sorot mata tak percaya saat melihat suaminya, Bryan. yang sangat ia cintai, yang sudah menjadi bagian dari hidupnya, duduk intim dengan Letta, sekretaris sekaligus sahabat karibnya.

Hati Alesha bergetar hebat ketika melihat Bryan menggenggam tangan Letta. Perasaan Alesha bergolak, terutama saat ia sedang hamil empat bulan, perasaannya campur aduk antara marah dan kecewa yang tidak bisa ia jelaskan.

Alesha sudah tidak bisa menahan air matanya. Perlahan air matanya jatuh membasahi pipinya.

Alesha mengenakan gaun dress biru pendek, rambut hitam sebahu menggantung yang terurai lurus. Perlahan ia melangkah menuju tempat Bryan dan Letta duduk, sambil memegang perutnya yang terasa sedikit sakit.

"Bryan," lirihnya dari belakang.

Bryan, yang mengenali suara tersebut, langsung terkejut. Reflek, melepaskan tangan Letta dengan kasar dan menoleh ke arah Alesha, Bryan bisa melihat wajah Alesha pucat dan pipinya penuh dengan air mata, melihat itu Bryan merasa khawatir.

"S-sayang, a-aku bisa jelasin," kata Bryan tergagap.

Bryan berdiri dari kursinya, diikuti Letta. Bryan mendekati Alesha. Ia menggenggam tangan Alesha, tetapi Alesha langsung melepaskan tangan Bryan dengan kasar. Air matanya semakin deras, sorot matanya bisa di lihat jika dirinya benar benar sangat kecewa.

"Tega kamu, Bryan," lirih Alesha.

"Ini tidak seperti yang kamu lihat, kamu salah paham, Aku bisa jelasin," jawab Bryan, mencoba menjelaskan apa yang sudah terjadi.

Aletta mendekat ke arah mereka, Alesha menatap Dengan sorot mata tak percaya.

"A-Alesha, aku minta maaf. Sebenarnya aku dan Bryan saling mencintai..." kata Letta dengan nada menyesal yang dipaksakan dan pengakuan yang seolah-olah di buat.

"Aletta, apa maksudmu?" tanya Bryan bingung.

"Bryan, sudah lah. Kita bongkar semuanya di sini, lagian... Alesha juga sudah tau semuanya," kata Aletta, dengan lancang Aletta memegang tangan Bryan. Menyadari itu Bryan langsung melepaskan tangan Letta dengan kasar.

"Jaga mulutmu, Alleta-kenzura-varelly!" Ucap Bryan penuh tekanan dengan tegas, menatap Aletta tajam.

Plak!

Alesha menampar pipi Aletta dengan keras, membuat Aletta terhuyung ke samping dan wajahnya tertutup rambut. Aletta memegang pipinya yang terasa panas akibat tamparan yang di berikan Alesha.

Alesha menatap Aletta dengan kemarahan dan kebencian. sementara, satu persatu para pengunjung restoran mulai memperhatikan keributan itu.

"Alesha," panggil Bryan lembut.

"Diam! Aku gak mau bicara lagi sama kamu!" Tangannya menunjuk kearah Bryan. "sudah, cukup... CUKUP!" , suaranya bergetar seolah sudah lelah dengan semua ini.

"Bu Alesha, kenapa?" tanya Dela, staf perusahaan butik Alesha yang tiba-tiba muncul dengan panik, melihat kekacauan itu.

Alesha tidak merespon Dela, tatapannya tetap tertuju pada Bryan dan Letta dengan kekecewaan mendalam. Ia datang ke restoran untuk urusan perusahaan, tapi siapa sangka ia malah mendapati pemandangan seperti ini. Baginya, ini adalah pukulan berat, terutama ketika ia sedang mengandung.

"ALESHA!" Suara Aletta mengelar, restoran mendadak menjadi hening, semua orang menatap Aletta, termasuk Alesha dan Bryan. Teriakan Aletta menarik perhatian semua orang di sana.

“APA? LO GAK TERIMA?! DASAR PELAKOR, CEWEK MURAHAN! GAK TAU DIRI! KALIAN SEMUA... LIAT MUKA PEREMPUAN INI, JANGAN SAMPAI SUAMI KALIAN DI REBUT SAMA PEREMPUAN MACAM DIA!” Alesha berteriak penuh kemarahan. Matanya memerah, penuh kebencian, tatapannya tajam menusuk.

Para pengunjung mulai berbisik-bisik, suasana kafe mendadak hening.

Aletta merasa geram, tidak terima, ia merasa di permalukan di depan banyak orang. Ketika Aletta berusaha membalas dengan menampar Alesha, Bryan segera menahan tangan Letta, menggenggamnya erat sampai Aletta merasakan kesakitan lalu melepaskan nya ke samping dengan kasar membuat Aletta berdecak kesal.

"JAHAT BANGET... KAMU. PADAHAL, AKU SUDAH MENGANGGAP KAMU KAYAK SAUDARA AKU SENDIRI, TAPI KAYANYA AKU SALAH, SALAH BESAR!. AKU SALAH KARENA TERLALU MEMERCAYAI KAMU. KAMU UDAH NUSUK AKU DARI BELAKANG DAN, AKU PASTIKAN HIDUP KAMU GAK AKAN PERNAH BAHAGIA! INI BALASAN KAMU KE AKU? APA SALAH KU KE KAMU, HAH? TEGA KAMU... KAMU SAHABATKU, KITA SAHABATAN SEJAK KECIL, TAPI YANG NAMANYA SAHABAT GAK BAKAL TEGA NGELAKUIN INI!"

Alesha berbicara dengan kemarahan yang membakar, air matanya jatuh membasahi pipinya. Letta mematung, tak percaya jika Alesha bisa mengucapkan semua itu. Alesha mengusap air matanya, lalu berbalik pergi dari tempat itu.

Alesha meninggalkan restoran, perutnya terasa semakin sakit. Bryan mencoba mengejarnya, memanggil namanya berkali-kali, tetapi Alesha tetap tidak merespons.

Setibanya di rumah, Alesha langsung pergi ke kamarnya dan duduk di sisi ranjang, hanya bisa menangis dalam keheningan. Ia menunduk, memandang perutnya dan mengelusnya dengan lembut.

"Maafin bunda ya, nak," isaknya, tidak bisa menahan tangisnya.

Bryan, yang baru sampai di rumah, melihat pintu kamar tidak tertutup rapat. Melihat Alesha menangis dari kejauhan, hati Bryan terasa sakit. Bryan merasa bersalah seharusnya ia tidak melakukan semua itu.

21, 12, 2022

• Sabrina alesha Latief

• Bryan Alexander

Alleta kenzura varelly


Next...

Ig: wp_ayayti1
Tt: ayayti

Jangan lupa votmenfoll, terimakasih.


Jangan lupa mampir ke cerita ku yang lainnya siapa tau sukaa!

KARAFERNELIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang