HAPPY READING
.
.
.
.
.
.
.
.
.Hening melingkupi mereka sejenak, hanya suara tetesan hujan yang kini mulai turun deras terdengar dari luar.
Raka menghembuskan napas panjang, seolah ingin melepaskan seluruh lelah dan beban dalam dirinya. Ia menatap lurus ke arah depan lalu memejamkan mata sejenak, sementara Bian memainkan ujung jaketnya.
Alesha menutup laptopnya, menaruhnya di meja, lalu menoleh ke arah kedua anaknya, menatap mereka dengan pandangan penuh arti."Kalian sehat?" Tanyanya, menatap mereka bergantian.
"Sehat, Bun," jawab Bian, tenang seperti biasa.
Raka hanya mengangguk.Alesha menarik napas panjang, sedikit ragu, lalu berkata, “Bunda mau bicara, boleh?”
Raka dan Bian saling pandang, lalu mengangguk.
“Bunda mau izin ke kalian, besok bunda mau pergi ke Amerika. Ada pekerjaan penting yang harus Bunda urus di sana. Tapi… Bunda sebenarnya nggak tega ninggalin kalian.”
“Besok? Kok mendadak banget, Bun?” Bian langsung bertanya, ekspresinya sedikit terkejut.
“Iya, kenapa nggak bilang dari kemarin?” Raka menimpali, nadanya penuh protes.
Alesha menarik napas panjang. “Pekerjaannya baru dikonfirmasi tadi siang. Jadi Bunda juga baru tau.”
Suasana kembali hening. Hanya suara hujan deras yang mengisi ruang tamu.
“Kalo itu penting, ya udah, Bun. Nggak apa-apa. Lagian, kita udah besar. Bisa jaga diri sendiri,” kata Bian akhirnya, nada suaranya tenang tapi meyakinkan.
Raka mengangguk.
“Di Amerika berapa lama, Bun?” Raka bertanya, kali ini lebih tenang.
“Seminggu. Paling lama dua minggu,” jawab Alesha sambil tersenyum kecil.
Raka mendengus pelan, tapi tidak berkata apa-apa lagi. Dia hanya menatap ke arah jendela, melihat tetesan hujan yang semakin deras dan langit yang semakin gelap.
Bian menepuk pundaknya ringan, memberi kode agar tidak terlalu banyak berpikir.
Alesha tersenyum penuh kasih, memperhatikan kedua anaknya. “Kalian anak-anak hebat. Bunda nggak akan lama kok. Sebelum pergi, Bunda pastikan semuanya aman buat kalian di sini.”
Next..
Ig: wp_ayayti1
Tt: ayayti
KAMU SEDANG MEMBACA
KARAFERNELIA
Dla nastolatkówCerita ini menggambarkan perjalanan emosional Bryan dan Alesha serta dampaknya pada anak-anak mereka, menggambarkan kebahagiaan di tengah kesedihan dan harapan untuk masa depan. .... Raka berdiri di tengah kamar, wajahnya merah dan napasnya memburu...