17. JUJUR
Tak terasa beberapa hari lagi ujian akan berakhir dan mereka juga harus tetep bertarung dengan kertas kertas untuk beberapa hari kedepan tapi tak apa asal mereka selesai dan bebas dari kertas lucknat yang membuat kepala mereka berdisko bagaikan club malam.
Disini lah mereka sedang duduk di dalam kelas sambil membuka buku mereka masing masing keempat gadis itu mempelajari buku yang akan di ujikan dengan serius mereka menatap buku buku tersebut tanpa sadar salah satu dari mereka ada yang begitu gusar dengan pikiran yang campur aduk karena ini berhubungan dengan masa depan nya nanti pengen sekali gadis itu bercerita tapi ini masih dalam fase ujian dan itu tidak memungkinkan untuk ia jujur tapi kalau tidak jujur ketiga sahabat nya juga akan kecewa pada nya.
"G-guys gue mau jujur sama kalian" ujar Glory gugup pada ketiga sahabat nya yang fokus belajar, karena Glory mereka pun mengalihkan pandangan nya ingin tahu apa yang ingin di katakan sahabat nya ini.
"Mau jujur apa Glo kok lo gugup gitu kenapa cerita aja kali" Sherly berucap santai kepada sahabat nya, tak tahu aja dia kalau yang ingin Glory sampaikan ini mencakup masa depan nya nanti.
"Gue mau..." kata Glory terpotong karena ia masih ragu takut mereka akan syok dengan apa yang gadis itu sampaikan nanti.
"Gue mau..." kata mereka bertiga menirukan kata kata Glory barusan.
"Gue bakal nik-" belum menyelesaikan ucapan nya tiba tiba saja pengawas masuk ke dalam kelas XI IPS 2 itu yang membuat semua murid kelas itu langsung duduk di posisi mereka masing masing.
"Ah sial udah dateng lagi tuh pengawas bikin kesel aja anjing" umpat Elvina karena masih penasaran dengan apa yang ingin di sampaikan oleh Glory, pengawas malah udah dateng duluan sebelum Glory melanjutkan.
"Nanti gue jelasin di kantin setelah selesai dengan mata pelajaran kedua" jelas Glory yang langsung diangguki oleh ketiga nya.
Lembar jawaban pun di bagikan ke meja meja murid XI IPS 2 tapi sebelum itu kolong meja mereka di periksa satu persatu untuk memastikan tidak ada lembar kertas yang berisi jawaban.
Setelah semua di bagikan pengawas tersebut duduk di kursi nya dan mengawasi mereka dengan tatapan yang begitu meyakinkan membuat semua siswa dan siswi kelas itu bergidik ngeri melihat nya.
"Pake natap kek gitu lagi bikin gue parno aja deh" gumam Sherly ketika hendak membuka lembar kerta jawaban yang ia masukan di dalam kantong nya.
"Sut, sut, Sherly woy anjing" bisik bisik Elvina ketika melihat Sherly membuka lembar jawaban yang ia pegang di dalam kolong meja nya.
"Apaan sat gue mau nyontek lo hadep depan nanti ketahuan njir" Sherly sambil membuka jawaban, melihat lihar sekitar takut kalau ia kepergok nanti bisa bisa lembar jawaban nya di robek dan ia malah di suruh keluar kelas.
"Bagi bagi bangsat gue kagak bisa jawab"
"Elvina kamu ngapain hah" tegur pak Wawan ya kali ini yang mengawasi mereka adalah pak Wawan guru yang paling di takuti oleh murid Lorentina karena ketegasaan nya dan cara ia menertibkan murid murid sekolahan itu.
"Ini pak anu itu loh" Elvina gelagapan sendiri mencari cari alasan agar tak ketahuan kalau diri nya ingin menyontek.
"Anu anu ngapain kamu kayak gitu, duduk yang bener dan jangan lirak lirik ya kamu!" setelah itu pak Wawan membaca buku nya untuk menghilangkan rasa jenuh karena mengawasi mirid murid ini.
Di kelas XII IPS randi kebingungan sendiri karena kesusahan menjawab soal sebab ia tak belajar apapun dari semalam karena cowo itu asik bermain game sampai larut malam dan ya kegiatan nya itu tak di ketahui oleh kedua orang tua nya jika ketahuan sudah di pastikan bahwa handphone cowo itu bakal di sita sampai ujian selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELVINO || PERJODOHAN || (OPEN PO)
Teen Fiction"Lo kenapa terima perjodohan itu?" tanya El kepada gadis yang berada tepat di hadapan nya "Karena gua gak mau bikin kedua orang tua gue sedih paham gak lo, dan lo sendiri kenapa nerima perjodohan itu?" tanya balik Glory kepada el sambil menatap nya ...