55. RUMAH SAKIT
Aska dan yang lain nya menelusuri jalan yang sempat mereka lewati tadi, mereka berharap bisa menemukan Vano yang hilang ntah kemana. Dari arah kejauhan Aska melihat seorang lelaki yang sedang memegang tangan seorang perempuan yang ntah siapa perempuan itu, wajah nya tak terlihat begitu jelas karena tertutup tudung hoodie dan juga masker.
"Kayak Vano tuh" tunjuk Aska ke arah lelaki yang sedang berdiri tak jauh dari mereka.
"Eh iya, itu kayak Vano" sahut Arkana yang juga melihat Vano.
"Kita kesana aja bang" usul Arvin yang meminum susu kotak.
Mereka menggangguk lalu segera menyusul Vano yang seperti nya sedang berbicara dengan gadis yang asing. Pelan tapi pasti mereka berjalan dengan begitu perlahan sampai tak terdengar suara sepatu mereka, hanya untuk mendengarkan apa pembicaraan Vano dengan gadis asing tersebut.
Beberapa lelaki itu sudah tepat berada di belakang Vano tanpa kedua nya sadari, mereka pun memasang telinga mereka baik-baik untuk menguping pembicaraan kedua nya.
"Gue tanya sialan, lo bisu hm?" Vano semakin mengeratkan genggaman nya di pergelangan gadis itu karena begitu kesal.
"Lepas" lirih gadis itu yang masih belum menjawab pertanyaan dari Vano.
"Sebelum lo jawab gue gak akan lepasin lo"
Disaat sedang suasana mencekam tiba-tiba Varo datang dengan berlari sambil berteriak histeris ke arah mereka, refleks beberapa lelaki itu menoleh ke arah belakang termasuk Vano, sedangkan gadis itu mengambil kesempatan di saat Vano sedang lengah, ia menggigit tangan Vano dengan kuat sehingga membuat remaja itu meringis kesakitan.
"Ah shit!" Vano memegang bekas gigitan dari gadis itu dengan sesekali meringis.
Sedangkan dari arah belakang mereka Varo terus berlari dengan wajah yang ketakutan, dan terdapat keringat di dahi lelaki itu.
"HAAAA ANJENGGG" teriak Varo yang sudah mendekat.
"Eh setan kupret, lo kenapa dah" umpat Arkana yang terheran.
"Lo napa bang?"
"Abis di kejar mantan lo?"
Banyak sekali pertanyaan yang di berikan untuk Varo, lelaki itu berhenti dengan nafas yang tersengal-sengal ia mengelap keringat yang mengalir di dahi nya menggunakan baju Aska, Aska yang tak terima langsung memukul kepala Varo dengan kencang.
"Sialan ya lo ini baju mahal anjir" Aska memasang wajah kesal sesekali menggerutu karena baju nya sekarang bau keringat Varo.
"Gue takut anjir, lo pada gak ada niatan nawarin gue minum apa, haus ni gue" ujar Varo terputus-putus.
"Lo gak punya mata? Kita ada bawa minum gak?" Kata Arkana.
"Hehehe enggak sih" jawab Varo sambil cengengesan.
"Ngapain lo pada?" Suara itu berada dari lelaki yang berdiri di belakang mereka, siapa lagi kalau bukan Vano.
"Nyari lo bang" jawab Arvin dengan wajah polos nya.
Vano memutarkan bola mata nya malas, karena kedatangan si kutu kupret alias Varo gadis yang mencurigakan hilang begitu saja dan ntah hilang kemana.
"Ck" Vano berdecak malas lalu pergi meninggalakan sahabat nya dengan tangan kiri yang ia masukan kedalam kantong dan satu nya lagi ia gunakan untuk memegang tali tas yang ia sampirkan hanya satu.
"Gara-gara lo sih Var" Aska menyalahkan Varo yang berdiri melihat kepergian saudara kembar nya.
"Lah kok gue sih" Varo menunjuk diri nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELVINO || PERJODOHAN || (OPEN PO)
Teen Fiction"Lo kenapa terima perjodohan itu?" tanya El kepada gadis yang berada tepat di hadapan nya "Karena gua gak mau bikin kedua orang tua gue sedih paham gak lo, dan lo sendiri kenapa nerima perjodohan itu?" tanya balik Glory kepada el sambil menatap nya ...