54. ORANG MISTERIUS
Elvino masuk kedalam ruangan yang dimana terdapat sang istri ia menutup pintu dengan begitu hati-hati agar sang istri tidak terganggu. Glory wanita itu masih memejamkan matanya sehingga Elvino menghembuskan napas pelan, ia mendekati brankar tempat Glory berbaring lelaki itu pun menarik salah satu kursi yang ada di dalam ruangan dan menaruh nya disisi brankar, Elvino duduk lalu ia mengambil tangan kanan sang istri ia mengecup tangan lentik itu dengan lembut dan penuh kasih sayang.
Ia terus mengamati wajah damai Glory yang membuat nya terasa tenang wanita itu masih setia memejamkan mata nya.
"Sayang kamu gak mau bangun, hm?" Celetuk Elvino sembari mengelus-ngelus tangan lentik milik Glory.
"Tapi apakah setelah kamu bangun kamu mau menerima kenyataan ini atau tidak, aku terlalu takut buat memberi tahu kamu" lanjut nya dengan nada yang terdengar sedih.
Elvino bangkit dari duduk nya untuk pergi ke kantin membeli beberapa makanan untuk Glory ketika sudah bangun nanti, ia tidak mau wanita nya sakit karena telat makan.
Tangan Glory ia taruh dengan perlahan lalu lelaki itu mengecup pucuk kepala Glory lembut sebelum meninggalkan nya.
Berjalan dengan perlahan meninggalkan ruangan sang istri, sebelum benar-benar pergi dari dalam ruangan ia menengok ke arah belakang terlebih dahulu untuk melihat wanita nya baru setelah itu tubuh tegap itu kembali melangkah dan berlalu menuju ke kantin.Sesampai nya di kantin ia melihat beberapa makanan di jual tapi ntah mengapa Elvino tidak terlalu menyukai nya, ia pun mengeluarkan benda pipih dari dalam saku nya untuk menelpon salah satu anggota Omorfos.
"Bawain gue makanan ke rumah sakit sekarang!" Perintah Elvino dengan tegas dan tak terbantah.
Belum mendapatkan jawaban lelaki itu sudah terlebih dahulu mematikan telpon nya secara sepihak membuat seseorang di sebrang sana hanya bisa menghembuskan napas pelan.
Elvino pun berjalan menuju ke parkiran untuk menjnggu anggota nya membawakan beberapa makanan untuk diri nya dan juga untuk sang istri.
Tak perlu menggu lama Varo dan Aska pun datang dengan beberapa kantong plastik berisi makanan dan juga buah-buahan, kedua nya rela menerima ceramah panjang lebar dari guru bk karena meminta izin untuk pergi ke rumah sakit.
Kedua pria tampan itu berjalan dengan wajah yang tersenyum-senyum, membuat Elvino keheranan.
'Apakah kedua manusia itu mengidap penyakit sakit jiwa, ah ia harus memeriksa nya' batin Elvino.
"Napa lo pada, gila?" Kata Elvino ketika Varo dan Aska sudah sampai di depan nya.
"Ya elah bos kita mah masih waras" jawab Aska dengan tatapan berbinar menatap makanan yang sudah berada di tangan ketua nya.
"Iya kita mah cuma mau anu, itu" mata Varo melirik-lirik kantong plastik berisi makanan itu berharap sang ketua memberikan beberapa makanan kepada mereka.
"Anu apa, ngomong tuh yang jelas" gertak Elvino.
"Ck masak gak peka sih lo bos, itu loh yang ada di tangan lo"
"Maksud nya Varo itu dia mau minta makanan bos" jujur Aska dengan wajah tanpa dosa sedangkan Varo langsung menampol wajah tampan Aska sedikit keras.
"Ish bisa gak sih jadi orang jangan jujur jujur amat, gue kan jadi malu sialan!" Bisik Varo.
"Yee padahal mah lo gak punya urat malu Var"
"Diem deh lo"
Elvino yang melihat pertengkaran kedua nya hanya memutarkan bola mata nya malas, ia pun memberikan satu kantong plastik berukuran besar kepada Varo dan juga Aska.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELVINO || PERJODOHAN || (OPEN PO)
Teen Fiction"Lo kenapa terima perjodohan itu?" tanya El kepada gadis yang berada tepat di hadapan nya "Karena gua gak mau bikin kedua orang tua gue sedih paham gak lo, dan lo sendiri kenapa nerima perjodohan itu?" tanya balik Glory kepada el sambil menatap nya ...