Chapter 3

179 74 93
                                        

Belajarlah dari bulu ketek, walaupun terhimpit tetapi tetap tegar
Dan bertahan untuk tumbuh

~Alisya Belva~

Bel istirahat telah berbunyi sejak 10 menit yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bel istirahat telah berbunyi sejak 10 menit yang lalu. Tetapi itu tak membuat Alisya pergi dari kelas nya. Ia sedang menyontek pada Elma tentang tugas kemarin yang ia belum kerjakan.

"Sya lo gak mau ke kantin?" tanya Elma dan mendapat gelengan dari Alisya.

"Ya udah gue duluan," ucap nya dan beranjak menuju kantin.

"Apaan si sana, jangan ganggu gue," ucapan itu membuat Alisya menoleh.

Merasa di perhatikan seseorang itu juga menoleh dan tanpa sengaja tatapan nya bertemu. Alisya seakan terhipnotis dengan kedua pasang mata tajam itu.

"ALISYAAAAAA,"

Ia terkejut saat mendengar teriakan itu. Ia tahu persis pemilik suara cempreng itu, siapa lagi kalau bukan Elma. Seperti nya Elma tidak jadi ke kantin sekolah jika sudah seperti itu.

"Apaan sih telinga gue pengang nih denger suara lo," ucap Alisya sebal.

Elma hanya nyengir kuda tanpa merasa bersalah sedikit pun.

"Sya hati gue terasa hancur berpuing puing," ucap nya dramatis.

"Berkeping keping El," koreksi Alisya berusaha sabar menghadapi teman dakjal nya itu.

"Iya itu maksud gue. Dunia gue terasa hampa sya," ucap nya so dramatis.

"Apaan si lebay lo."

"Ini menyangkut kehidupan dan harga diri gue,"

"Aa iyun selingkuh dari gue," lanjut nya lagi. Alisya yang sedang fokus menulis pun menatap Elma jengah.

"Iyun siapa sih perasaan banyak  banget cowok lo?"

"Itu kim taehyung," jawab nya antusias.

"Serah lo deh El,gue mau tidur ngantuk," final Alisya.

"Lo ya emang temen minus hati nurani, temen nya lagi sedih malah di biarin," cibir Elma kesal.

"Apa lo?"Teriak Elma pada Dava yang tengah mentertawakan nya.

"ngenes banget gak di anggap sama temen sendiri,"ujar nya memanas manasi.

"Dari pada lo, punya temen kok kaya kulkas," ucap Elma sengit sambil mengangkat dagunya.

"Biarin, wlee," Ledek Dava sambil menjulurkan lidahnya.

BUGH!

"Yes kena." Elma merasa puas ketika sepatu kesayangan nya itu mendarat mulus di kepala Dava.

"Anjir lo ya," ucap lelaki itu sambil meringis kesakitan.

"Makannya jangan main main," ucap Elma sambil melemparkan tatapan tajam.

Belva Sena [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang