Masalah akan membuat kita
Dewasa. Maka sering-seringlah bermasalah.~Dava Rivaldy~
pagi sekali Alisya telah siap untuk pergi ke sekolah. Sambil memainkan kunci motor nya ia menghampiri Ratna yang sedang memasak di dapur.
"Bi," panggil Alisya ketika melihat bahu sang asisten bergetar hebat.
"Kenapa bi?" tanya Alisya sambil mengusap bahu Ratna pelan.
"E-enggakpapa non," ucap nya sambil mengusap air mata yang terus mengalir di pipinya.
Tanpa berfikir panjang, Alisya memeluk Ratna sambil terus menenangkan nya.
Alisya menuntun nya untuk duduk di kursi yang berada tak jauh dari nya.
"Bi, Alisya pamit sekolah ya," pamit nya karena hari ini adalah jadwal untuk melaksanakan Ujian di sekolah nya.
"Non, gak mau sarapan dulu?" tanya Ratna dengan suara parau nya.
"Gak usah bi, Alisya udah terlambat," jawab Alisya sambil mengulas senyum tipis.
"Maaf Non," ucap Ratna pelan. Ia merasa bersalah karena ia menangis, sehingga Alisya terlambat untuk ke sekolah.
"Gakpapa," ucap Alisya dan pamit untuk ke sekolah.
Ia pergi ke garasi untuk mengambil motor. Dan mengendarai nya dengan kecepatan di atas rata rata karena ia sangat terlambat.
Setelah sampai di parkiran, Alisya berlari menuju kelas nya dan meninggal kan kunci motor nya begitu saja.
BRAK
Alisya menendang pintu cukup keras sehingga membuat semua siswa yang ada disana terkejut.
"Maaf Pak saya terlambat," ucap Alisya sopan kepada pengawas ujian yang ada di kelas nya.
"Duduk," titah nya dengan suara menahan emosi.
Alisya duduk di kursi nya dan mengerjakan ujian dengan nafas tersengal sengal karena ia berlari saat menuju ke kelas.
TRING'
"Waktu habis, kumpul kan semua lembar jawaban nya," ucap sang pengawas saat bel berbunyi.
Alisya melotot mendengar hal itu,ia baru saja mengerjakan dua soal dari 10 soal beruntut itu.
Alfio datang sambil menengadah kan tangan nya berniat meminta lembar jawaban Alisya.
"Gue belum selesai," ucap Alisya sambil menunjukan pupy eyes nya.
Tanpa berkata kata lagi Alfio memberikan lembar jawaban milik nya.
"Cepet," ucap nya sambil melenggang pergi.
Alisya pun dengan cepat menyalin semua jawaban nya dan memberikan nya kepada pengawas ujian yang sedang sibuk membereskan barang milik nya.
Alisya bernafas lega karena nilai ujian nya terselamat kan oleh Alfio.
KRUYUK
Alisya meringis ketika mendengar cacing di perut nya berbunyi.
Ia berniat pergi ke kantin untuk membeli makanan sekaligus menemui Alfio.Saat sampai di kantin ia segera memesan makanan. Setelah nya ia berniat untuk mencari tempat duduk yang akhir nya ia melihat Alfio sedang makan bersama kedua sahabat nya.
Tanpa mengatakan apapun ia duduk di samping Alfio yang sedang menikmati makanan nya.
"Temen lo kemana?" tanya Dava sambil mengunyah makanan nya.
"Ada," jawab Alisya sambil menyeruput es teh milik nya.
"Tumben gak ikut?" tanya gerald.
"Mana gue tahu," jawab Alisya seadanya nya.
Alisya terkejut saat Alfio memberikan nya selembar tisu. Alisya menerima nya dengan senang hati dan menghapus sisa makanan yang menempel di bibir nya.
"Makasih," ucap Alisya setelah makanan nya habis.
"Maksud nya?" tanya Alfio dengan alis saling bertautan.
"Lo udah ngasih gue contekan, " jelas Alisya.
"Hm," jawab Alfio sambil terus memainkan ponsel nya.
BRAK
"Lo kasih dia contekan?" tanya Dava dan Gerald bersamaan.
Alfio hanya menatap nya sekilas dan kembali memainkan ponsel nya.
Pasal nya Alfio sama sekali tidak pernah memberikan contekan kepada orang lain bahkan kepada sahabat nya yang ia kenal sejak sekolah dasar. Dan sekarang ia memberikan contekan kepada orang yang baru saja ia kenal.
"Gini deh gue bakal nurutin satu permintaan lo," ucap Alisya.
"Jauhin Aldino," ucap Alfio dan pergi begitu saja. Alisya mendengar itu hanya memandang nya dengan wajah cengo.
Di sisi lain Dava dan Gerald tengah menatap nya dengan tatapan mengejek.
"Ekhem,dapet komisi gak nih kita?" seru Dava sambil tertawa jail.
"Harus nya sih iya," sekarang Gerald yang menyahut.
"Emang siapa yang jadian?" tanya Alisya polos.
"Gue rasa Alfio suka sama lo," ucap Dava berpendapat.
"Bisa jadi," sambung Gerald mengompori.
"Bodo amat," ucap Alisya sambil beranjak pergi meninggalkan dua makhluk astral itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belva Sena [END]
RandomIni tentang Alisya... Seorang dengan rasa kecewa yang mendalam terus membelenggu hatinya. Ya, Alisya, wanita dengan segala emosinya yang tak pernah terluapkan. Hingga suatu hari ia mengetahui rahasia yang semua orang sembunyikan, semua itu membuat...