Ini tentang Alisya...
Seorang dengan rasa kecewa yang mendalam terus membelenggu hatinya. Ya, Alisya, wanita dengan segala emosinya yang tak pernah terluapkan. Hingga suatu hari ia mengetahui rahasia yang semua orang sembunyikan, semua itu membuat...
Kenyataan memang tak selalu beriringan dengan harapan tapi bukan berarti kita harus dilanda keputusasaan
~Alfio sandra sena~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alisya terduduk lemas saat melihat makam Alana yang berada tak jauh di tempat ia terduduk. Dengan sisa tenaga yang ia punya, Alisya berusaha mendekatinya. Dadanya terasa sesak, ia terus berharap bahwa semua ini hanya mimpi.
3 BULAN YANG LALU...
Kepala Alana terasa sangat sakit saat sedang menyiapkan secangkir kopi untuk Luthfi. Ia berusaha sekeras mungkin menahan rasa sakit nya. Pandangannya semakin mengabur hingga kopi yang berada di tangannya jatuh begitu saja menimbulkan suara bising. Luthfi yang mendengar itu lari dari ruang ia bekerja menghampiri Alana yang sudah tergeletak di lantai.
Dengan perasaan panik, Luthfi membawa Alana kedalam mobil menuju rumah sakit. Ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata rata. Ia semakin panik saat melihat wajah Alana yang pucat pasi.
Setelah menghabiskan waktu selama sepuluh menit, Luthfi dengan cepat menanggil para perawat untuk menangani Alana yang semakin pucat. Dengan sigap para perawat membawa Alana ke ruangan UGD.
Luthfi tak henti hentinya memanjatkan doa untuk Alana. Waktu terasa sangat lama untuk Luthfi. Tanpa lelah ia terus mondar mandir di ruang tunggu dengan perasaan gelisah.
"Sayang kamu pasti bisa sembuh," lirih Luthfi. Keadaan Luthfi sangat kacau saat itu.
Sudah 17 tahun Alana mengidap penyakit tumor otak.Alana bisa bertahan sampai saat ini, semua itu hanya keberuntungan bagi Alana.Hal itu yang menyebabkan Alisya harus tinggal di Indonesia. Alana takut Alisya tenggelam dalam kesedihan jika suatu saat Alana pergi.
Luthfi yang terus menyemangati Alana untuk bisa sembuh, hingga ia kembali membawa Alana untuk berobat ke Rusia. Alisya tak mengetahui semua ini. Mereka berdua menyembunyikannya dari Alisya, karena mereka tak mau senyum yang selalu terpatri di wajah Alisya lenyap begitu saja.
Setelah dua jam menunggu dengan perasaan gelisah, seorang dokter keluar dengan raut wajah yang sulit diartikan.
"Gimana keadaan istri saya dok?" tanya Luthfi khawatir.
"Pasien mengalami tumor di otaknya dan kini telah mencapai stadium akhir," Luthfi terasa semakin hancur mendengar ucapan sangat dokter.
"Kemungkinan besar pasien tidak akan bertahan lama," lanjut sangat dokter dengan raut wajah sendu.
"Dok selamatkan istri saya, saya mohon. Lakukan apa saja agar istri saya bisa sembuh," Luthfi menarik kerah sangat dokter dan menggoncang tubuh nya dengan keras.