Ini tentang Alisya...
Seorang dengan rasa kecewa yang mendalam terus membelenggu hatinya. Ya, Alisya, wanita dengan segala emosinya yang tak pernah terluapkan. Hingga suatu hari ia mengetahui rahasia yang semua orang sembunyikan, semua itu membuat...
Luka terdalam adalah ketika kamu tak mampu melihat dengan mata, dan kesedihan terpendam adalah ketika kamu tak mampu mengucapkan dengan kata-kata.
~Alfio Sandra Sena~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alisya membuka matanya perlahan, cahaya perlahan masuk ke indra penglihatannya. Ia memijat pangkal hidungnya pelan sambil melihat sekitarnya. Ratna membuka pintu perlahan dengan nampan berisi makanan di tangannya.
"Syukurlah non udah siuman," ucap Ratna tersenyum sambil menyimpan nampan di nakas yang ada disebelah tempat tidur Alisya.
"Emang lisya kenapa?" tanya nya sambil berusaha mengingat apa yang terjadi.
"Tadi non pingsan sama demam," jawab Ratna sambil menyodorkan sendok berisi bubur.
"Lisya bisa sendiri kok bi," tolak Alisya sambil mengambil alih mangkukberisi bubur itu dari Ratna.
Ting nong
"Bibi ke bawah sebentar non," pamit Ratna. Alisya hanya mengangguk sebagai jawaban.
Ratna dengan cepat berjalan menuju pintu utama untuk melihat siapa yang berkunjung.
"Eh, aden ayok masuk," ajak Ratna ramah setelah mengetahui siapa yang bertamu.
Alfio mengangguk sebagai jawaban dan berjalan di belakang Ratna.
"Masuk aja den, kamar non Alisya ada di atas," ucap Ratna mempersilahkan Alfio untuk menemui Alisya.
Alfio hanya mengangguk sebagai jawaban. Ia berjalan menaiki tangga dan membuka pintu kamar perlahan saat sudah sampai di depan kamar Alisya.
"Kenapa?" tanya Alfio saat melihat Alisya yang tengah melamun menghadap ke luar jendela.
"Hah?" tanya Alisya menoleh terkejut mendengar suara Alfio. Ia berjalan dan duduk di samping Alisya tanpa menjawab pertanyaan Alisya. Pandangan nya terus melihat keluar jendela sambil bibirnya tersenyum kecil.
"Lo kok ada disini?" tanya Alisya mengerutkan dahinya.
"Gak penting," jawab Alfio singkat tanpa mengalihkan pandangannya.
"Ck," desis Alisya kesal.
Alfio mengalihkan pandangannya menghadap Alisya.
"Lo nangis?" tanya Alfio saat melihat mata sembab Alisya.
"Enggak," jawab Alisya menggelengkan kepala.
"Kenapa?" tanya Alfio seakan tahu Alisya sedang berbohong.
"Gakpapa," jawab Alisya kembali menggeleng.
"Mata lo gakbisa bohong," ucap Alfio sambil menatap lekat Alisya.
"Bibir lo kenapa?" tanya Alisya mengalihkan pembicaraan.
"Aws," ringis Alfio saat Alisya menyentuh ujung bibirnya.