Chapter 18

43 21 4
                                    

Aku rindu, tapi bukan padamu. Aku rindu pada diriku yang dulu baik-baik saja.

~Alisya Belva~

"Hah? Gak salah denger gue?" Tanya Alisya terkejut mendengar ucapan Alfio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hah? Gak salah denger gue?" Tanya Alisya terkejut mendengar ucapan Alfio.

"Menurut lo?" tanya Alfio sambil terus memandang wajah Alisya yang terlihat bersinar di bawah rembulan.

Alisya merasakan pipinya menghangat. Ia yakin saat ini pipinya memerah seperti tomat.

"Lo gak lagi ngeprank kan?" Tanya Alisya memastikan.

Alfio hanya menatap nya sambil tersenyum. Membuat pipi Alisya semakin terasa hangat.

"Ekhem, gini sebenarnya gue- "

"Gak ada penolakan," ucap Alfio tak mau di bantah.

Alisya melotot tak percaya mendengar ucapan yang baru keluar dari mulut Alfio.

"Kok lo maksa banget?" Tanya Alisya kesal.

"Gue cuma mau lo jadi pacar gue," jawab Alfio sambil meraih tangan Alisya lalu mengusap nya pelan.

Lagi lagi Alisya merasakan pipinya memanas karena perlakuan Alfio.

Malam itu adalah malam sepesial bagi Alisya. Meskipun awal nya agak terpaksa tapi Alisya akan mencobanya dan berusaha untuk mencintai manusia kulkas itu.

*****

Alisya terbangun dari tidurnya karena sinar matahari yang menembus di balik tirai membuat tidur Alisya tak nyaman. Waktu telah menunjukkan pukul 05.30 dengan cepat Alisya pergi kekamar mandi untuk membersihkan badannya yang terasa lengket.


Setelah beberapa menit berkutat di kamar mandi, ia berdiri di hadapan cermin dengan handuk yang membalut di tubuhnya.

Ini adalah kedua kalinya Alisya merasakan kembali jatuh cinta. Ia berharap menjalin hubungan dengan Alfio tak akan membuatnya merasakan sakit hati lagi.

Setelah selesai bersiap siap dan sarapan ia segera pergi kesekolah dengan mengendarai motor nya.

Saat memasuki kelas ia di sambut oleh keberadaan Alfio dan kedua sahabat nya yang berada di pojok belakang. Bisa Alisya pastikan bahwa mereka sedang bermain game di handphone nya, karena posisi handphone mereka miring.

Alisya duduk di tempat nya saat seorang guru memasuki kelas nya.

"Baik anak anak, silahkan buka buku paket kalian" ujar guru itu mengintruksi. Namanya Bebi, guru dengan sejuta pesona itu mengkaji pelajaran bahasa Indonesia di kelas Alisya.

Belva Sena [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang