Chapter 17

49 21 5
                                    

Tidak ada yang abadi di dunia ini,
Baik pelangi ataupun hujan
Mereka sama sama datang untuk sementara.

~Alfio Sandra sena~

~Alfio Sandra sena~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tuk-tuk-tuk

Tidur Alisya terganggu saat mendengar ketukan pintu. Dengan terpaksa ia bangun dari tidur nyenyak nya.

"Hoaam," Alisya menguap sambil meregangkan badan nya yang terasa pegal.

"Non, ini bibi bawain makan malam," suara Ratna terdengar dari luar.

"Masuk aja bi," Sahut Alisya yang masih duduk di atas kasur nya.

"Ini bibi masakin kesukaan non Sasya," ucap Ratna antusias saat sudah berada di dalam kamar Alisya.

"Bibi masakin Alisya apa?" Alisya tak menanggapi nya saat Ratna memanggil nya Sasya.

"Ini bibi bawain ayam semur buat non Sasya," jawab Ratna sambil tersenyum lebar.

Kening Alisya mengerut saat mendengar jawaban Ratna.
"Alisya kan gak suka ayam semur bi,"

Ratna langsung terdiam, ia merutuki kebodohan nya.

"E-maksud bibi-"

"Bibi kenal sama Sasya?" Tanya Alisya tiba tiba.

"E-enggak non, bibi lagi inget sama sodara di kampung," Ratna menunduk dalam.

"Kebetulan sodara bibi suka banget sama ayam semur," lanjut nya sambil terus menunduk.

Alisya hanya menanggapi nya dengan raut wajah yang tak bisa dijelaskan.

"Ya udah non, bibi mau masak lagi kedapur buat masak makanan kesukaan non Lisya,"

"Gak usah bi, Alisya makan yang ini aja," ucap Alisya saat Ratna hendak kembali kedapur.

"Tapi non-"

"Sekarang Lisya suka ayam semur kok," ucap Alisya meyakinkan.

"Sekali lagi maafin bibi ya non," Ucap Ratna sambil terus menunduk.

"Iya bi gakpapa," jawab Alisya sambil tersenyum.

"Bibi pamit kebawah lagi non," ucap Ratna sebelum benar benar meninggal kan kamar Alisya.

***

Setelah keluar dari kamar Alisya, Ratna pergi kamar yang sudah tidak berpenghuni dari dua tahun yang lalu. Dengan perlahan ia membuka kunci pintu tersebut dan masuk kedalam nya. Hawa nya terasa sangat lembab dan dingin.

Ia mengambil sesuatu dari dalam laci dan duduk di ujung tempat tidur yang tampak sedikit berdebu.

Tanpa Ratna bisa tahan air matanya mengalir begitu saja.

Belva Sena [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang