Chapter 39

10 5 0
                                    

Aku ingin bersembunyi di suatu tempat, aku ingin melarikan diri. Dunia ini penuh dengan kebohongan.

~Alisya Belva~

Saat Alisya berjalan menuju parkiran,tiba tiba Alfio menariknya dari belakang dan membawa Alisya kearah taman sekolah.

"Ngapain si?" tanya Alisya sambil menghentakan tangannya dengan kasar.

"Siapa yang ngasih tahu lo soal Sasya?" tanya Alfio dengan nada dingin dan tatapan menghunus tajam.

"Kenapa lo peduli?" tanya balik Alisya sambil bersedekap dada.

"Karena gue khawatir sama lo," Alfio terlihat emosi menghadapi tingkah Alisya.

Alisya tersenyum remeh mendengarnya,ia tak mengerti dengan jalan pikir Alfio.

"Khawatir?lo lupa kalo kita itu cuma sebatas TEMEN," Alisya menekan kata katanya saat mengingat perlakuan Alfio di bandara.

Alfio menatap Alisya tak percaya,jika saja Alisya tahu apa yang sebenarnya terjadi semua akan berjalan dengan baik baik saja.

"Kita akhiri aja hubungan yang gak jelas ini," ucap Alisya tak mau di bantah dan berjalan meninggalkan Alfio.

"Bagus deh,dari awal gue cuma kasian sama lo,kalo bukan permintaan Sasya gue gak akan pernah sudi ngejalin hubungan sama manusia egois kayak lo," ucapan Alfio mampu membuat Alisya berhenti melangkahkan kakinya,ia tertegun mendengarnya,satu air mata lolos begitu saja.

Dengan langkah cepat Alisya meninggalkan taman tanpa memperdulikan Elma yang terus memanggil nya.tanpa Alfio sadari,disana sudah ada kedua sahabat nya bersama Elma yang mendengar interaksi mereka berdua.

Gerald berjalan mendekati Alfio dan memberikan pukulan cukup keras pada rahang tegas Alfio.

"Gue gak nyangka lo sebrengsek itu Al," Gerald terlihat emosi saat itu.

"Lo bukan Alfio yang gue kenal," lanjut Dava dengan tatapan kecewa.

Dari arah yang berbeda Annora datang dengan raut wajah khawatir dan mendekati Alfio.

"Lo berubah karena cewek ini?" tanya Gerald sambil tersenyum remeh,Alfio hanya menatapnya tajam.

"Kita pergi aja Dav,anggap aja kita gak pernah punya temen kayak dia," ucap Gerald dengan nada ketus dan menarik Dava untuk pergi.

Elma mengikuti Dava dan Gerald dari belakang,ia terlalu muak untuk berdiam diri melihat Annora.

"Andai aja kalian tahu alasannya," lirih Alfio tersenyum pilu sambil mengusap ujung bibirnya yang terluka.

🐒🐒🐒

Alisya pulang dengan mengendarai motornya,ia terus menangis dibalik helmnya,perkataan Alfio tadi sangat menusuk hati mungilnya.

Saat sampai dirumah,seperti biasa Alisya selalu mengunci dirinya di dalam kamar,ia sangat merindukan Alana,dunia terlalu jahat untuk Alisya lalui sendirian.

"Lo jahat banget Al,lo cowok paling brengsek," tangis Alisya kembali pecah.dunia Alisya telah hancur, semuanya telah hancur. Alisya meraih foto Sasya yang berada diatas nakasnya.

"Kak," air mata Alisya semakin deras,melihat foto Sasya yang tengah tersenyum.

"Alfio jahat sama gue," kepalanya terasa pusing karena terus menangis,Alisya membaringkan tubuhnya di kasur sambil terus memeluk selembar foto.karena terlalu lelah,akhirnya Alisya terlelap ke alam bawah sadarnya.

Disisi lain Alfio terlihat sangat khawatir dengan keadaan Alisya,ia tahu ucapannya akan sangat menyakiti hati Alisya.

Annora hanya memperhatikan Alfio dari kejauhan,ia sangat ingin menjelaskan yang sebenarnya pada Alisya,ia tak mau semuanya berakhir menjadi sebuah penyesalan.

Annora berlari menghampiri Alfio saat melihat nya kesakitan,dengan cepat Annora memberikan sebuah inhaler agar asma Alfio mereda.

"Al lo kenapa?" tanya Annora saat melihat setetes air mata lolos membasahi pipinya.

"Gue jahat banget ya Ra?" tanya Alfio sambil menatap Annora dengan tatapan sendu.

"E-engga lo gak jahat,gue ngerti semua maksud lo," ucap Annora sambil terus mengusap punggung Alfio agar tenang.

Alfio menggeleng menyangkal ucapan Annora,dadanya terasa lebih sesak saat terus menangis.

"Gue udah buat Alisya nangis Ra," hati Annora seakan teriris melihat keadaan Alfio yang jauh dari kata baik baik saja.Annora memeluk Alfio agar sedikit lebih tenang,tangis Alfio semakin pecah saat itu.

"Gue cuma gak mau dia nangisin cowok penyakitan kayak gue kalo suatu hari gue pergi,Ra," Annora menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Alfio.

"Lo harus sembuh,l-lo udah janji buat bahagiain Alisya," Alfio menatap Annora dengan tatapan pilu setelah mendengar ucapan Annora.

"Gu-gue terlalu brengsek buat dia,"

"Lo bukan Alfio yang gue kenal,lo harus semangat buat sembuh,dan kembali kepelukan Alisya," Annora menatap Alfio lekat dan meletakan tangannya di pundak kekar Alfio.

"Mending sekarang lo istirahat,gue ada urusan sebentar," final Annora dan beranjak pergi sambil menyeka air matanya.Alfio tak menjawabnya sama sekali,ia terus melamun dengan tatapan kosong.

Annora pergi ke suatu tempat setelah menghubungi seseorang melalui ponselnya.

Anyeong.

Aku up lagi mweheheh.

Vote+komen=menghargai karya author.

Bay.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Belva Sena [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang