Chapter 47

36 7 4
                                    

Aku mencoba ikhlas pada sebuah kehilangan, dan tersenyum dari sebuah kesakitan

~Alisya Belva~

Sekarang Gerald tengah sibuk mencari kunci cadangan dirumahnya, mereka akan menyusul Alisya karena takut terjadi apa apa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang Gerald tengah sibuk
mencari kunci cadangan dirumahnya, mereka akan menyusul Alisya karena takut terjadi apa apa. Dengan emosi Alfio mendobrak pintunya cukup keras hingga terbuka, semua yang melihat itu hanya menatapnya cengo terkecuali Gerald yang hendak merengek karena pintu rumahnya rusak.

"Al, pintu gue-"

"Nanti gue ganti," jawab Alfio cepat dan pergi mengendarai motornya disusul oleh ketiga temannya.

Selama diperjalanan Alfio terus gelisah hingga mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata rata. Lima belas menit diperjalanan, akhirnya Alfio dan ketiga temannya sampai ditempat Alisya berada.

Alfio berlari menyusuri tangga untuk mencari keberadaan Alisya, hingga ia melihat seorang berbaju hitam sedang menodongkan pistol pada Alisya dari kejauhan. Dava bersama yang lain terkejut saat melihat keadaan Elma tergeletak dilantai dengan bersimbah darah, tanpa berfikir panjang mereka menghampirinya terkecuali Alfio yang berdiri dibelakang Alisya dan

DOR

Satu tembakan lolos menembus tepat didada kiri Alfio, Alisya menoleh saat mendengar suara tembakan, mata nya membulat saat melihat Alfio yang sudah ada dibelakangnya. Alisya berjalan perlahan mendekati Alfio yang sudah tersenyum sambil terus memegang dada kirinya.

"Batu banget dibilangin," ucap Alfio masih dengan keadaan yang sama, Alisya tak menghiraukan nya sama sekali, pandangannya teralihkan saat darah segar membasahi baju Alfio, dengan gemetar Alisya menahan tubuh Alfio yang hampir terjatuh, dan membaringkannya dilantai dan menggunakan pahanya untuk menopang kepala Alfio.

Melihat hal itu Annora dan yang lain berlari mendekati Alfio yang terlihat kesakitan. Tanpa berfikir panjang Annora menelpon polisi dan ambulan agar segera menangani Alfio.

"L-lo harus t-tahan ya, bentar lagi Ambulan datang," pinta Alisya dengan air mata yang terus berjatuhan, tangan ringkih Alfio berusaha menggapai wajah Alisya dan menghapus air matanya lembut.

"Gue gak suka liat lo nangis," ucap Alfio pelan dan kembali menurunkan tangannya dari wajah Alisya. Nafas nya mulai menipis, pandangannya mulai mengabur membuat Alfio kesusahan untuk menahan rasa sakitnya.

Sheila yang melihat itu tersulut emosi dan menghampiri Senja yang tak berada jauh darinya.

"Lo ngapain nembak Alfio, Anj*ing," murka Sheila sambil terus mencengkram leher Senja.

"Gu-gue gak sengaja," jawab Senja sambil berusaha melepaskan cengkraman nya.

"JELAS JELAS GUE LIAT KALO LO SENGAJA NEMBAK ALFIO!" hardik Sheila dengan tatapan tajam.

Belva Sena [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang