chapter 31

19 4 0
                                    

Mungkin sebenarnya kita tidak pernah kehilangan apa pun dalam hidup ini. Mungkin hanya ditukar dengan sesuatu yang jauh lebih indah.

~Belva sena~

Sudah satu bulan berlalu tetapi Lutfhi tak kunjung bangun dari tidur yang sangat nyenyaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah satu bulan berlalu tetapi Lutfhi tak kunjung bangun dari tidur yang sangat nyenyaknya.sekarang Alisya sedang berada di taman rumah sakit bersama Kavia.

"Sya," panggil Kavia memecah keheningan.

Alisya menoleh menunggu Kavia melanjutkan ucapannya.

"Lo inget gak pesan bunda sebelum kalian pergi ke indo?" Alisya mengerut mendengar pertanyaan Kavia.

"Apapun yang terjadi jangan terus diam terbalut dengan apa yang lagi kita alami," ucap Kavia sambil membalikan badannya pada Alisya.

"Gue gak paham apa yang lo omongin," jawab Alisya sambil menggelengkan kepalanya.

"Lo gak bisa terus kayak gini," ucap Kavia sambil menatap intens mata berwarna coklat yang Alisya miliki.

"Lo harus lanjutin sekolah yang sempet lo tinggalin." Alisya menarik nafas mendengar ucapan Kavia.

"Banyak orang yang sayang sama lo di indo." Kavia terdiam sebelum melanjutkan ucapannya.

"Gue gak tega liat lo terpuruk kayak gini." mata Kavia mulai berkaca kaca.

"Gue gak bisa ninggalin ayah," jawab Alisya dengan pandangan terus lurus kedepan.

"Gue ngerti,tapi lo tetep harus ngelanjutin kehidupan lo." Alisya menoleh dengan tatapan tajam.

"Lo gak tahu rasanya jadi gue." Alisya beranjak dan pergi meninggalkan Kavia.

"Gue tahu,lebih tahu dari lo," lirih Kavia sambil terus menunduk.

***

Alisnya membuka pintu perlahan dan masuk keruangan tempat Lutfhi terbaring dengan semua peralatan yang menempel di tubuhnya.

Ia duduk tepat di samping Lutfhi dan menggenggam tangannya.

"Yah,"Alisya tak kuasa menahan air matanya.ia menunduk sambil terus terisak.

"Nyenyak banget ya tidurnya?" air matanya terus berjatuhan membasahi kedua pipinya.

"Satu minggu lagi lisya ujian,"Alisya menarik nafas sebelum melanjutkan ucapannya.

"Lisya harap ayah cepet bangun,biar lisya tenang waktu pulang ke Indo," Alisya menyeka air matanya lalu menatap wajah Lutfhi yang terlihat pucat.

Belva Sena [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang