Ini tentang Alisya...
Seorang dengan rasa kecewa yang mendalam terus membelenggu hatinya. Ya, Alisya, wanita dengan segala emosinya yang tak pernah terluapkan. Hingga suatu hari ia mengetahui rahasia yang semua orang sembunyikan, semua itu membuat...
Bagiku, kau adalah hadiah utama. Bagimu aku hanyalah selembar kertas undian yang tak menang
~Alisya Belva~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah pulang dari taman,Alisya memutuskan untuk pulang kerumah karena hari sudah mulai malam.saat di perjalanan tanpa sengaja Alisya meneteskan air matanya melihat dua anak kembar yang sedang bersenang senang sambil bermain sepeda.
"Andai gue punya sodara,pasti gak akan kesepian."
***
"Sasya siapa sih? Emang semirip apa gue sama dia?" tanya Alisya sambil berdiri di hadapan cermin.
Setelah puas menatap dirinya di cermin, Alisya memutuskan untuk mencari identitas perempuan yang sering di sebut Sasya itu.
BREAKING NEWS
SASYA BELVA
TAHUN 2015
"kok nama belakang nya bisa sama?"tanya Alisya bingung.
Dengan hati tak karuan ia terus menscrol informasi tersebut sampai ia menemukan sesuatu yang mengejutkan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"mukanya sama percis kayak gue," lirih Alisya di tengah kebingungan nya.
Alisya tipe orang yang tidak peduli selama hal itu tidak merugikan dirinya.Ia berfikir semua itu hanya kebetulan.
Setelah puas mencari tahu tentang Sasya, Alisya memutuskan untuk tidur karena hari sudah mulai larut.
***
"Alisya bangun udah siang," teriak Alana sambil membuka tirai membuat Alisya terbangun. Matanya membelalak kaget melihat Alana sudah membawa secangkir air di tangannya.
"Cepet mandi ini udah siang," titah Alana dengan suara yang terdengar lembut di telinga Alisya sampai membuatnya mengurungkan diri untuk kembali tidur.
"Bunda kok gak ngabarin Alisya kalau mau pulang?" tanya Alisya yang masih enggan beranjak dari tempat tidur nya.
"Tadi malam bunda baru sampe, kamu udah tidur gak tega kalo bunda bangunin," Jawab nya masih dengan secangkir air ditangannya.
Dengan terpaksa Alisya beranjak dari tempat tidur nya menuju kamar mandi.
Setelah selesai membersihkan badannya yang terasa lengket, Alisya bergegas turun kebawah untuk sarapan.
Suasana yang sangat di rindukan Alisya akhir nya kembali. Alana dan Lutfhi sedang sibuk berbincang di meja makan.
"Bun,yah," panggil nya sembari membawa selembar roti tawar.
"Hm," gumam Lutfhi sembari melahap rotinya.
"Kok lama banget sih kalian pergi nya?" tanya Alisya kesal.
"Kita sibuk," jawab Lutfhi singkat.
"Minggu depan kita harus ke Rusia lagi," sambung Alana.
Alisya tertunduk lesu. Semenjak tinggal di Indonesia kedua orang tuanya sering sekali berpergian karena pekerjaan nya.
"Cuma sebentar kok," ucap Alana saat menyadari perubahan raut wajah Alisya.
Alisya hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Alisya pamit," ucap nya setelah menghabiskan sarapan nya.
"Hati hati," ucap Lutfhi dan Alana bersamaan.
"Iya."
"Sya," panggil Alana lembut. Perasaan Alisya tak karuan karena Alana bersikap tak seperti biasanya. Alana adalah perempuan yang sangat bar bar menurut Alisya, tapi kali ini sikap nya berubah drastis.
"Iya bun?"
Tanpa berkata apa apa, Alana langsung memeluk Alisya erat.
"Maafin bunda," ucap nya dengan suara bergetar karena menangis.
"Gakpapa kok Alisya ngerti kalo bunda sibuk sama pekerjaan," ucap Alisya sambil mengelus punggung Alana.
Alana mengecup kening Alisya lama seperti tidak akan lagi tinggal bersama anak nya.
"Jangan nyariin ayah ya," ucap nya dengan nada dingin tapi terlihat dari raut wajah nya sedang menahan air mata yang sudah menumpuk di pelupuk matanya.
"Emang kalian mau kemana?" tanya Alisya bingung.
"Kalian cuma mau pergi ke Rusia kan?" tanya Alisya setelah melepas pelukan nya.
Alana dan Lutfhi hanya memandang nya dengan raut wajah yang susah di artikan.
Tiba tiba ruangan menjadi sangat gelap. Alisya terus memanggil kedua orangtua nya.
"AYAH BUNDA!!" teriak nya sambil terus meraba benda yang ada di sekitar nya.
"Kalian udah janji gak akan pernah ninggalin Lisya," tanya nya sambil terus berderai air mata.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.