Chapter 40

14 5 0
                                    

Beberapa orang akan pergi, tapi itu bukan akhir dari ceritamu. Itulah akhir dari peran mereka dalam ceritamu

~Belva Sena~

"Ngapain manggil gue?" Annora menoleh saat mendengar pertanyaan itu,sekarang mereka berdua sedang berada di pinggir danau yang terlihat sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ngapain manggil gue?" Annora menoleh saat mendengar pertanyaan itu,sekarang mereka berdua sedang berada di pinggir danau yang terlihat sepi.

"Gue mau jelasin sesuatu sama lo," jawab Annora seadanya dengan tatapan serius.

"Kalo mau bahas soal Alfio mending gak usah,gue udah gak ada hubungan lagi sama cowok brengsek itu," tukas Alisya sambil menunjukan tatapan kecewa.Alisya membalikan badannya untuk pergi ke tempat motornya terparkir.

"Alfio sakit," ucapan Annora membuat Alisya berhenti melangkah dan kembali membalikkan badannya.

"Gue gak peduli," final Alisya dan pergi meninggalkan Annora.tak menyerah begitu saja,Annora segera memesan Taxi untuk mengikuti Alisya dari belakang.

Saat sampai di depan rumah,dengan cepat Annora turun dan mencekal tangan Alisya yang hendak masuk kedalam rumah.

"Sya,gue mohon dengerin penjelasan gue." Alisya menghentakkan tangan Annora dengan kasar dan menatap Annora dengan tatapan tak suka.

"Cukup Ra,gue cuma mau hidup tenang tanpa gangguan siapapun." mata Alisya terlihat memerah karena menahan emosi.

"Alfio lagi sakit,dia butuh lo," ucap Annora dengan tatapan seakan memohon.

Alisya tersenyum remeh dan memutar bola matanya malas.

"Gue gak mau ngurusin lagi hidup Alfio,gue udah bahagia dengan cara gue sendiri," entah kenapa ucapan yang baru saja keluar dari mulutnya itu membuat hati Alisya merasakan sakit yang luar biasa.

"Gue gak liat ada kebahagiaan di mata lo," ucap Annora mampu membuat Alisya tertegun.

"Jangan pernah ganggu gue lagi," final Alisya dan pergi meninggalkan Annora,untuk kesekian kalinya satu tetes air mata lolos begitu saja tanpa bisa ia tahan.

Sementara diluar sana,Annora mengusap wajahnya frustasi,mengingat perlakuan Alfio pada Alisya,akan sangat sulit bagi Annora untuk mengembalikan kepercayaan Alisya.

Annora pulang dengan perasaan kecewa,ia akan terus berusaha agar Alisya mau menemui Alfio.

Tak lama setelah Annora pulang,Elma beserta dua printilan nya datang ke rumah Alisya bermaksud menghiburnya.

"ALISYAAA MAIN YUK," teriak Dava tanpa beban,Elma menjewer telinganya karena ulahnya yang sangat memalukan.

"KITA MAIN MASAK MASAKAN," sahut Elma sehingga mendapat tatapan tak percaya dari Dava dan Gerald.

"Kenapa?" tanya Elma dengan wajah polosnya,mereka hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah konyol Elma.

Tak lama setelahnya,Alisya membuka pintu untuk mengetahui siapa yang berteriak tak jelas.saat pintu terbuka,tiga manusia sengklek itu sudah senyam senyum tak jelas melihat Alisya yang menatapnya dengan tatapan sebal.

Belum sempat Alisya mempersilahkan,dengan tak ada akhlaknya Dava menerobos masuk dan duduk di kursi yang berhadapan dengan TV,begitupun dengan Gerald yang sudah duduk manis di samping Dava.

Sekarang yang tersisa hanya Elma yang masih berada di luar dan menatap Alisya dengan pupy eyes nya.

"Maafin gue ya," pinta Elma dengan tatapan memohon.Alisya menarik nafas panjang mendengar permintaan Elma.

"Iya gue maafin,tapi kalo ada masalah cerita," ia tak bisa berlama lama mendiami Elma yang terlihat sangat lucu bagi Alisya.mendengar hal itu,senyuman Elma merekah,ia terlihat lebih ceria dari sebelumnya.

"Yey makasih Sya," Alisya kewalahan saat Elma tiba tiba memeluknya.

"Hm," gumam Alisya sebagai jawaban.

"Gue bawain Icecream buat lo," Elma menyodorkan sebuah kresek berisi icecream kesukaannya.

Seketika mata Alisya berbinar,terlihat jelas dari matanya yang terpancar kebahagiaan,melihat hal itu Dava dan Gerald tersenyum lega karena Alisya yang periang telah kembali.

"Sya,ada PS gak?" tanya Dava dan mendapat toyoran dikepalanya dari Gerald.

"Ya gak ada goblo*k,diakan cewek," ucap Gerald emosi melihat tingkah Dava.

"Emangnya gue cewe apaan?ya ada lah," jawab Alisya sambil melenggang ke kamarnya untuk mengambil barang yang Dava maksud.semua orang yang disana dibuat heran dengan ucapan Alisya terkecuali Dava yang tengah kegirangan karena barang yang ia mau ada dirumah Alisya.

🐒🐒🐒

"Arrgghhhh," Sheila berteriak emosi sambil melempar barang yang ada disekitarnya.Sarah yang sedari tadi berada disisi nya terlihat ketakutan melihat amarah Sheila yang membabi buta.

"Gue bisa bunuh dia sekarang juga," itu suara Senja yang sedari tadi berada tak jauh dari Sheila.

Sheila menggeleng mendengar penuturan Senja,setelah nya ia tersenyum menyeringai.

"Gue yang akan turun tangan untuk bunuh Alisya,dan setelah dia tiada-" Sheila menggantung ucapannya dan meraih pisau tajam yang ada di dekatnya.

"Gue juga yang akan nyingkirin Annora siala*n," lanjutnya sambil terus menimang pisau yang berada di tangannya.

"Shel,l-lo bukan Sheila yang gue kenal," ucap Sarah dengan tatapan khawatir bercampur takut.

"Berisik,gak ada yang bisa deketin Alfio kecuali gue," bentak Sheila dan tertawa menyeringai.

Senja hanya tersenyum smirk mendengarnya,dengan memperalat Sheila,ia akan lebib mudah untuk mendekati cinta pertamanya,yaitu Aldino.tak akan ada lagi Alisya di kehidupan Aldino.

Tanpa mereka sadari,sedari tadi Annora mendengar pembicaraan mereka bertiga,Annora sengaja mengikutinya sampai ke gedung sekolah yang telah terbengkalai setelah pulang dari rumah Alisya.

Anyeong

Vote+komen=menghargai karya author.

Bay.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Belva Sena [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang