Chapter 46

27 5 13
                                    

Waktunya untuk mengatakan salam perpisahan, tapi aku pikir 'selamat tinggal' itu menyedihkan dan aku lebih suka mengucapkan 'halo'. Halo untuk petualangan baru.

~Alisya Belva~

Alisya terus menangis di Rooftop sekolah, ia terus memukuli dadanya berharap sesak di dadanya hilang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alisya terus menangis di Rooftop sekolah, ia terus memukuli dadanya berharap sesak di dadanya hilang. Sedangkan di sisi lain Annora dan Gerald sedang membujuk Dava agar turun dari atas pohon.

"TURUN BE*GO!" teriak Gerald kesal melihat Dava yang terus melamun dengan tatapan kosong diatas pohon.

"Tinggalin gue Rald, gue mau sendiri," lirih Dava dengan wajah muram. Gerald juga sama kecewa nya saat mengetahui dalang dari kematian Sasya, ia tak menyangka Elma yang selalu terlihat polos bisa melakukan semua itu.

Annora hanya menatap Dava dengan tatapan sendu sekaligus jengkel melihat tingkahnya. Ia tak tahu percis apa yang sedang terjadi, tapi ia dapat merasakan kekecewaan saat orang yang dipercaya bisa menghianati begitu saja.

Pulang sekolah Gerald bersama yang lain berencana akan berkumpul di rumahnya, ia berharap dengan cara itu bisa membuat rasa kecewa yang dirasakan saat ini terobati walau hanya setitik debu.

Sekarang semuanya sudah berkumpul di rumah Gerald, terkecuali Aldino, ia masih merasa bersalah atas kematian Sasya.

Hanya keheningan yang menghiasi ruang tamu, karena Gerald hanya tinggal sendiri, awalnya ia tinggal bersama ayah nya, tapi karena kepentingan pekerjaan, Rizki-ayah nya Gerald tinggal di luar kota dan sesekali mengunjungi putra semata wayang nya.

Jangan tanyakan ibu nya, ia sangat membenci Anita, yang ada dipikarannya sekarang adalah Anita sedang berada di club untuk menghidupi dirinya sendiri.

Annora pergi ke dapur untuk menyiapkan camilan.

"Gue gak nyangka Elma sejahat itu," ucapan Gerald membuat Alisya terpancing emosi.

"Gak usah sebut lagi nama dia," bentak Alisya membuat semua tersentak kaget.

"Sya, tahan emosi lo," lerai Alfio dan mengusap lengan Alisya lembut.

Tak lama Annora datang dengan berbagai camilan di tangannya. Ia duduk di samping Gerald yang menunduk.

"Gue tahu kalian marah, tapi makan dulu ya dari tadi kalian belum makan apa apa," ucap Annora bermaksud membujuk.

"Gue gak laper," tolak Alisya dan kembali memainkan ponsel nya sambil bersender di bahu Alfio.

"Makan dulu Sya," bujuk Alfio sambil mendekatkan camilan nya pada Alisya.

"Gue gak mau Al," tolak Alisya sambil menjauhkan makanannya. Alfio hanya pasrah menghadapi sikap Alisya, ia kembali menyimpannya dan mengusap kepala Alisya pelan.

Notifikasi muncul dari Sheila, dengan rasa tak karuan Alisya membuka room chat nya. Jantung nya berdetak sangat kencang saat melihat foto yang Sheila kirim.

Belva Sena [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang