Chapter 24

33 11 18
                                    

Mungkin, kita sepenggal kisah yang lupa ditamatkan oleh penulisnya. Lalu, terkubur waktu hingga membuat tokoh utama terjebak kenangan.

~Alisya Belva~

Rumah sakit sedang ramai saat itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rumah sakit sedang ramai saat itu. Banyak orang yang berlalu lalang, entah itu membesuk orang sakit atau banyak perawat yang sedang sibuk merawat semua pasien.

Dengan tergesa gesa seorang dokter berparas cantik berlari menuju ruangan yang berada di lantai dua.

"Saya harus pergi ke Indonesia sekarang," jelas perempuan itu dengan nafas terengah engah. Pria yang diyakini berusia empat puluh tahun itu menatap lawan bicara dihadapannya sekilas sebelum pandangannya kembali ke laptop.

"Ada apa?" tanya pria itu dengan suara beratnya.

"Ada pekerjaan mendadak yang harus diselesaikan," jawab perempuan itu dengan raut wajah gelisah.

"Kapan penerbangan nya?" tanya pria itu sambil meminum kopi yang disediakan asisten pribadinya.

"Dua jam lagi," pria itu mengangguk mendengar jawaban lawan bicara dihadapan nya.

Perempuan itu bernafas lega setelah mendapat izin dari atasannya.

"Saya ingin bapak merahasiakan ini dari dokter Alex," pinta perempuan itu memohon.

"Saya akan berusaha," jawab pria itu sambil mengangguk paham, walaupun ia tak tahu ada masalah apa antar bawahannya itu.

"Terimakasih banyak, kalau begitu saya pamit pergi," dengan terburu buru ia segera keluar dari ruangan untuk menuju parkiran dimana mobil nya berada.

***

Sekarang Alisya tengah berada di minimarket untuk membeli makanan ringan. Saat hendak membayar ia lupa makanan kesukaannya belum masuk ke keranjang belanjaannya. Alfio mengerutkan dahi nya saat Alisya tiba tiba menyerahkan semua barang yang ada di tangannya dan berlari menuju ketempat di mana icecream berada.

Alfio tersenyum kecil melihat tingkah Alisya yang kegirangan setelah menemukan icecream kesukaannya. Setelah selesai membayar, mereka segera meninggalkan tempat itu dan pergi menuju sebuah tempat yang menjadi favorit mereka berdua.

"Sya," panggil Alfio memecah keheningan.

"Hm?" Alisya menoleh dengan icecream rasa coklat ditangannya. Mereka berdua berada di pinggir danau untuk mencari ketenangan, angin sepoi-sepoi menerpa lembut wajah mereka berdua.

Belva Sena [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang