VI

67 4 0
                                    

      Haii Teman-teman...
Gimana liburannya? Asik? Atau     
mononton niehh?? Kalau misalnya menonton sama dong kaya aku;) Semoga kita semua diberi kesehatan agar bisa menjalani aktivitas sehat seperti biasanya tanpa suatu halangan apapun yaaa..
 
.
.
.
.
.
.

  Dia merupakan anak yang terkenal karena, bukan hanya pintar melainkan juga tampan nan menggemaskan. Di papan tersebut Haechan pernah membuat projek yang memenangkan kejuaraan Sains antar sekolah dan memperoleh juara  pertama tingkat nasional.
Dan, aku merasa, seperti ada yang menepuk bahuku.

“Hai, boleh kenalan gak? ” ucap anak laki-laki yang memiliki wajah yang tak asing bagiku.

“Boleh, owh ya. Bukannya kau yang pernah duduk disebelah ku ketika di kereta? ” ucapku dengan penasaran padanya

“Iya betul sekali, owh ya kenalkan aku Dimas Sanjaya, kamu? ”Ucapnya sembari mengulirkan tangannya,

“Aku Putri Febry, kamu bisa panggil Putri ataupun Febry saja” ucapku. Kulihat bet Dimas , ternyata kita berdua sekelas rupanya. Tepatnya kelas XB.  Tak perlu waktu lama kami sudah akrab.

  Dia akhirnya mengajakku duduk ,dan  mengeluarkan sekotak bekal layaknya anak SD yang sedang piknik.

“Owh, ya nih ada bekel buatan Mamaku. Astaga lucu banget,,,, ”ucapnya sambil membuka kotak bekal itu,

“Tapi, ko ada yang salah ya? ” ucapku sedikit heran.

“Astaga, inikan bekelnya Yuna” ucapnya dengan sedikit frustasi.

“Sabar ya, gapapa ko. Kamu jadi tambah lucu tau” ledek ku pada Dimas.

Perlahan tapi pasti, bekal milik Dimas pun habis oleh kita berdua . Tak terasa jam menunjukan pukul 10.30 wib, dan bersamaan dengan turunnya hujan yang  sangat deras.    Tentu saja kegiatan berkaitan dengan MOS tertunda,hanya perkenalan singkat dari para pengurus OSIS dan Dewan. Perkenalan akhirnya dilakukan di ruang kelas masing-masing.

  Dan para anggota OSIS mengenalkan dirinya satu per satu dengan mengunjungi per kelas.

“Halo semuanya perkenalkan  kami selalu pengurus anggota organisasi OSIS di sekolah ini” sapa dari salah satu anggotanya. Aku mendengar dari anak didepan ku bahwa yang memperkenalkan anggota OSIS salah sang ketua OSIS tersebut.

  Dia bernama NA YUTA, dia merupakan anak blasteran Jepang dan Bali. Tak terasa kini giliran ku. Seketika Na Yuta mendekat menghampiri ku. Aku yang sudah berpikiran tidak-tidak pun hanya bisa menatap netranya dengan tatapan kosong. Mungkin saja aku baru melakukan sebuah kesalahan yang tidak disengaja.

“Nampaknya nama dan wajahmu, tidak
asing bagiku. Nona manis” ucapnya sangat lirih dengan suara  deep voice kebanyakan orang Jepang miliki.

Di sisi lain Dimas dan yang lain melirik ku. “Dia bilang apa?, ko kamu gitu banget?” ucap Dimas dengan penasaran.

“Bukan apa-apa ko”ucapku dengan menutupi wajah sedikit khawatir.
Waktu pun berjalan dengan cepatnya. Bel pulang pun berbunyi.

“Pulang bareng yuk”ajak Dimas

“Kayaknya gak bisa deh, aku harus pergi ke perpus dulu” tolak ku pada Dimas.

“Owh ya udah, lain kali aja ya,, hati-hati Put... ”ucap Dimas sambil mengenakan helm dan jas hujan.

“Iya,kamu juga Dim” balas ku

Tanpa menunggu waktu lama lagi, aku bergegas ke perpus untuk mencari buku yang akan ku baca. Setelah mendapatkan buku tersebut, aku bergegas keluar. Ternyata hujan belum kunjung berhenti, dan bertambah deras.
Aku merogoh saku rok untuk menelpon Bunda.

“Bunda kemana sih, ko gak diangkat, ? ” racau ku karena hujan tak kunjung usai.

  Tak ada angin dan hujan ada seseorang menghampiri diri.

“Nih pakai, kamu pasti dingin kan? ” ucap seseorang dari samping ku.

Ternyata seseorang itu adalah Na Yuta. Ketos cuek, jutek, cool, anak ambis dan tampan.

“Terimakasih kak Yuta” ucapku sembari menerima payung dan jaket dari dirinya.
“Ternyata kamu anak ambis juga rupanya”
ucap Yuta setelah melihat isi buku dan tas ku, 

“Gak juga ko kak” balas ku.
Tak lama kemudian, nada dering handphone ku berbunyi. Ternyata Ayah sudah menjemput ku  di  depan gerbang.

“ Kak, aku pamit ya, Ayahku sudah menjemput ku. Duluan ya, makasih buat payung sama jaketnya,Ka Yuta” ucapku sembari berlari kecil.

“Hei, hati-hati, kamu bisa terjatuh nanti” ucap Yuta .

Sisi lain “ sumpah kamu lucu banget Nana,, pantesan Haechan betah sama kamu,, ” batin Yuta sambil tersenyum.




Akhirnya aku masuk ke dalam mobil. “Gimana hari pertama jadi anak SMA? seru,? ” ucap Ayah.

“Sama aja ko Yah, biasa aja” ucapku tanpa  ekpresi.
Tak ada kata yang keluar selama perjalanan, pandangan Ayah terus tertuju lurus mengendarai mobil dan aku membaca buku.

  Perjalanan menempuh 15 menit, akhirnya aku dan Ayah sampai dengan selamat. Tanpa menunggu waktu lama lagi, Bunda menyuruh ku dan Ayah untuk membersihkan diri masing-masing. Tak lama kemudian, Bunda menyuruh ku untuk ke ruang makan untuk makan malam bersama.

Selama makan malam berlangsung tak ada pembicaraan terjadi.

Apakah mereka bertengkar? Namun kalau di lihat-lihat tidak juga. Tapi.. bagaimana ya. Mungkin nanti saja kalau pas saja
-batinku

“Bunda sama Ayah berantem?”tanyaku
“Gak ko, nanti kamu bakal tau”  ucap Bunda yang sukses membuatku penasaran.

  Setelah makan malam selesai, tak ada
kegiatan dan akhirnya diriku memutuskan memasuki kamar untuk belajar.

  Langkah ku terhenti ketika Ayah memanggilku, dan tanpa menunggu waktu lama aku mendekat pada Ayah walaupun menaruh sedikit rasa curiga. Tak lama kemudian Bunda datang sembari membawa map berwarna biru laut.

“Ini surat dari Appa untuk Nana. Kamu baca sendri, owh ya Ayah ada sesuatu ” menyodorkan 2 kotak kecil. Mereka menyuruh ku dan membaca surat itu sendirian di kamar

Ada apa dibalik ini semuanya?
-batinku

DEAR HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang