36 . Black Eyes

20 2 0
                                    


HAPPY READING!!!








Ucapan petunjuk satu persatu dari Jeonghan dan Jaehyuk bisa Nana percayai meski hasilnya bisa dibilang mustahil atau justru akan membantu dirinya mengungkapkan semuanya secara perlahan. Namun kepercayaannya mulai goyah ketika melihat perilaku aneh yang terjadi ketika dirinya berpapasan dengan Felix di koridor utama. Entahlah, namun cukup meyakinkan jika dirinya tidak mengelak.

Perasaan gundah tiba-tiba melanda dan perilaku berburuk sangka pun berlangsung. Tak ada salahnya jika Nana menjadi penguntit kali ini, demi memenuhi rasa keinginan tahu nya yang dirinya sendiri tak bisa mengendalikan.

Sesampainya di gerbang utama, Felix bercengkrama dengan Yoenjun?.

Oh astaga ini, ingin berburuk sangka ataupun apa dirinya tak bisa mengelak apapun bentuknya. Dirinya menangkap pergerakan bibir dan raut wajah mereka terkesan serius sekali. Kini mata indah milik Nana melihat Yoenjun memberikan bungkusan berwarna coklat muda yang cukup tebal.

Apakah itu kemungkinan besar isinya uang?.

Secara Felix ini dari anak berada, apakah sebutuh itu nya lembaran uang?.

Mengingat kedua orang tuanya seorang pengusaha di kota Aceh. Tetapi setelah dirinya mendapat bocoran dari Asahi kalau salah satu orang tua Felix menderita penyakit yang membutuhkan uang dalam jumlah yang besar. 

Yoenjun dan Felix perlu gua curigai” monolognya seorang diri.

Pertemuan mereka berakhir ketika mendengar dentingan bel istirahat dengan nyaring.

Kini Nana sedang menghadang Felix yang terburu memasuki koridor utama.
Wajah dingin nan mengintimidasi dari Nana cukup mengejutkan Felix yang berusaha menyembunyikan kertas coklat yang dirinya curigai berisi uang.

Tangannya terulur menarik baju belajar milik Felix “habis dari mana, lo? ” tanyanya.

Manik hazel itu hanya menatap Nana dengan sedikit jengah “bukan urusan lo. Gua laper” balasan dari Felix nampaknya cukup memicu amarah dari Nana.

Nana bukanlah orang yang senang berbasa-basi. Tanpa memperdulikan larangan dari sang ayah dan paman, Nana langsung menarik kerah Felix dengan kasar.

Tarikan itu menimbulkan atensi dari anak-anak yang berhenti melihat pertengkaran dari keduanya.

“gua disini OSIS dan semuanya berhak tunduk ke gua, tanpa pengecualian termasuk pun lo. ”

Seakan bumi menariknya ke dalam dekapannya, kini Felix hanya diam mematung dengan ucapan yang terlontar dari sang lawan bicara yang tak lain adalah Nana.

Gadis dengan pawakan tinggi sedang dengan mata tajam dan kulit putih pasi yang menjadi ciri khasnya itu cukup mengintimidasi hanya dari tatapannya saja.

Semenjak kepemimpinan Nana di SMA dinilai cukup memuaskan di pihak sekolah, karena apa?.

Karena pola pimpinannya yang terkesan santai namun cukup ketat. Banyak perubahan yang semua siswa rasakan terlebih siswa ataupun siswi berkebutuhan khusus hingga semua guru.

Terlebih kepada para perundung dan lain-lain yang melanggar peraturan sekolah dan perlahan menghancurkan dedikasikan sekolah ini.

“jawab gua Cristian Felix... Gua butuh jawaban lo” sentak Nana dengan spontan.

Koridor utama bertambah menjadi sangat mencekam setelah sentakan yang terlontar dari Nana. Termasuk pun Felix yang menjadi mangsa terdekatnya.

Nana ini ibarat seorang raja hutan yang tengah kelaparan di hutan.

DEAR HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang