HAPPY READING!!!
•
•
•
•
•Satu minggu menenangkan akhirnya berlalu untuk semua kelas, termasuk pun kelas ku yang mendapat predikat kelas unggulan sama seperti 10A.
Setelah ulangan kenaikan kelas berlangsung, tak ada makhluk yang bertingkah random lagi seperti biasanya, hanya keheningan yang menghiasi kelas ku ini.
Ntahlah apa yang mereka pikirkan, atau justru mencemaskan hasil nilai dan ketentuan di kelas 11 nantinya. Namun justru berbeda denganku, Dimas dan Lily yang asik bergurau, ya walaupun hanya sesekali diriku merespon ocehan mereka.
Hanya terdengar suara ricuh dari 10C dan bangku kami berada. Sampai tak terasa kami benar-benar kehabisan topik pembicaraan.
Tak ada salahnya jika aku yang memecahkan keheningan itu , bukan.
“lo pada rencana ngambil kelas dan jurusan apaan? ” tanyaku.
“aku dimana aja boleh, yang penting unggulan dan jurusannya IPA dong :D ” jawab Lily tersenyum sumringah.
“lo? ”
“aku 10A IPA Na” sela nya menggaruk tekuk lehernya yang tak gatal “terlalu pede gak sih aku :> ” .
Aku yang mendengar ucapan dari Dimas langsung menabok perlahan dan mendapat gelak tawa dari keduanya.
“gak lah Dim, lo tu termasuk anak ambis tau. Gak kaya gua yang kerjaannya turu selama pelajaran berlangsung” sela ku “gua sih tergantung, kalo masalah jurusan gua sama kaya lo berdua. ”
•
•
•
•
•Waktu istirahat telah berdenting dengan kerasnya yang menandakan telah tiba waktu beristirahat sejenak.
Tak seperti biasanya yang dimana aku akan menuju kantin dan bergabung dengan para titan. Melainkan menuju lapangan basket yang luas dengan di temani beberapa pepohonan yang begitu rimbun.Dengan tatapan kosong tak terarah, kejadian hampir tiga minggu itu terputar bak kaset rusak. Kejadian dimana ketika diriku menghajar Yohan habis-habisan yang bahkan sedikit lagi akan sekarat.
Dengan tersenyum samar, diriku melihat wajah memohon dari Yohan yang berlutut di hadapanku berharap untuk tidak menyakitinya lagi.
Di tengah heningnya lapangan basket, ternyata terdapat sesosok tinggi rupawan yang terduduk tepat di sampingku, lengkap membawa paper bag.
Ya, siapa lagi kalau bukan Jisung pelakunya.Senyum teduh menghiasi wajah rupawan nya yang cukup membuat diriku sedikit terhibur.
“Na.. ”
“hm.. ”
“sakit kah?” pastinya menunjukkan raut khawatir.
Aku hanya tertawa hambar dan beralih kepadanya
“selalu bang.. ” hening untuk sesat.Kini hanya ada kecanggungan di antara keduanya. Jisung melihat betapa kosongnya setiap pandangan yang terlontar dari si bungsu, ntah kenapa tiga hari belakang Nana jauh lebih sering menghindari semuanya termasuk pun dirinya. Disini Jisung bingung, setiap Nana memiliki masalah pasti dirinya lah yang menjadi orang pertama sebagai pendengarnya atau memeluk dengan dekapan hangat yang dirinya berikan, namun kali ini berbeda jauh.

KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR HAECHAN
FanfictionBerteman dengan sosok Lee Haechan merupakan hal yang telah memberikan banyak warna dalam kehidupanku yang begitu monoton. kepergiannya, membuatku terpukul dan nyaris mengakhiri hidup karena hilangnya sebagian cerita dalam hidupku . Apakah aku akan...