24. Try Again?

18 2 0
                                    

HAPPY READING!!!!

.

.

.

.

.

   Tak berselang lama kepergian dari Dokter itu, kini Yuta datang ke rumah sakit dengan raut wajah super khawatir. Dirinya mendapat kabar dari Xionjun tentunya, perihal Putri menghajar habis habisan Yohan.

  “Jun, a-ah, kamu. Putri, Putri dimana? ” ucap Yuta dengan nafas teregah - egah.

    “dia di UGD Yuta. Cuman penanganan biasa buat pemulihan ” sela nya  “selama ini, Putri kayanya gak biasa deh” lanjut Xionjun sedikit penasaran.

   Dalam hening, Yuta hanya bisa membatin tentang kondisi dari Nana selama ini. Kenapa dirinya baru sadar.

Kenapa emang? ,
perasaan sehat-sehat aja. Apa jangan-jangan?.
-batin Yuta

   Lamunan Yuta berhasil tersingkirkan oleh tepukan milik bu Ayu.  “Na Yuta? Sadarkah nak, Putri baik-baik saja. Mungkin selama persiapan Olimpiade dia kurang istirahat. ” sela nya  “jenguk Putri sana. Mungkin Putri akan senang atas kehadiran mu Yuta” lanjutnya melayangkan senyuman semanis keponakannya.

  “kalau boleh tahu, Putri dirawat kamar berapa? ” tanya Yuta.

  “ruang melati nomer 10 , mau dianter Yut?” sela Xionjun  “biar sekalian aku jengukin dia”.

  “jangan dulu Xionjun, Putri disaat seperti ini hanya ingin bertemu dengan orang terdekatnya saja. Kamu disini temani Ibu dan tunggu kabar tentang Yohan” terang bu Ayu dan langsung mendapat anggukan setuju dari keduanya.

.
.
.

    Di ruang rawat, aku terbaring lemas lagi. Entahlah, kenapa dokter disini sangat menyebalkan atau hanya kondisi mood ku saja yang turun. Aku merindukan bunda Irene ketika merawat ku di rumah sakit.

  “Nona, apakah anda merasa lebih baik? ” tanya dokter itu berusaha ramah.

  “kau pikir? ” balas ku berbalik tanya.

   Helaan nafas berat terlontar kan dari belah mulutnya “saya harap, Nona lekas sembuh. Saya tinggal terlebih dahulu. Permisi” ucapnya meninggalkan diriku.

   Tak lama berselang lama pintu tertutup, kini terbuka dan menampakkan sosok yang benar-benar kutunggu sedari tadi. Senyum manis terukir di wajah rupawan nya. Na Yuta, adalah orang yang tunggu-tunggu akhirnya datang padaku dan menghambur peluk di tubuh ringkih ku.

   “kamu kenapa Na? Kan aku udah bilang jangan pernah nyakiti siapapun selain aku dan aku terima jadi pelampiasan buat kamu Nana ” sela nya menahan tangis di balik ceruk leherku  “ kamu dan Yohan kenapa? ”  lanjutnya.

   “dia nyari mati sama aku, Yuta. Intinya, setelah dia siuman suruh Yohan ceritakan kronologi nya secara jelas tanpa mengada ngada ataupun mengurangi nya. Jika aku, hanya sedikit ketimbang keseluruhan milik Yohan” balas ku.

DEAR HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang