XVII

20 5 0
                                    





HAPPY READING;)















A

khirnya setelah memakan waktu kurang lebih dua jam lamanya aku tertidur siang, akhrinya diri ku bangkit dari alam mimpi yang begitu mengasikkan.



Perlahan tapi pasti, diriku mulai menyeimbangkan cahaya yang masuk ke dalam netra ku. Dan tak lama diriku mulai mencari keberadaan ponsel ku yang entah ku letakkan  setelah melakukan panggilan dengan om Donghae.


“Nah, disini kau rupanya”  akhirnya berhasil menemukan benda pipih berwarna hitam itu , tak berselang lama diriku menatap wajah dibalik pantulan  cermin. 

“kau sama mengerikannya dengan sesosok hantu. Ya, aku adalah hantu” ucapku seorang diri.


Terlintas pikiran yang berantakan, aku berkeinginan untuk bertemu dengan Papa.


            Na Jaemin

Papa, ini Nana. Ada sesuatu yang ingin Nana sampaikan secara langsung. Apakah bisa? |14.35




Tak berselang lama pun Papa fash respon




Ada apa , Na? Apakah Papa harus menemui Nana sekarang, dimana lokasi Nana berada| 14.35


Tidak usah, Pa biar Nana yang menghampiri|14.36


Papa sudah ada dirumah.
|14.36

Baiklah kalau begitu, Nana akan kesana|14.36





Tanpa basa basi lagi, aku langsung mengambil hoodie kesayangan ku dengan berwarna hitam itu. Aku langsung menuju ke kediaman Papa dengan kedepan yang lumayan tinggi.



Membelah lautan kendaraan yang terjebak macet karena sudah hampir tiba waktu nya jam pulang sekolah ataupun kantor.  Diriku sudah tak peduli akan perkataan dan umpatan yang keluar dari pengendara lainnya yang mungkin karena terganggu akan cara mengendarai yang terkesan ugal-ugalan.




dasar pengemudi gila, seenaknya menggunakan jalan. ”


"Pemuda tak punya aturan”



“sialan, kau menerobos antriannya”


Mungkin itulah umpatan yang mereka keluarkan padaku.



Tak perlu sampai 20 menit untuk menempuh kesana, akhrinya aku tiba di kediaman milik Yuta. Suara geberan dari klanpot yang menjadi ciri khas montor trail.


Tepat ketika diriku mencopot kontak montor, terbukalah pintu dengan menampakkan sosok wanita berumur 30an .



  Siapa lagi kalau bukan dan tak lain kalau itu adalah Mama.




“loh, Nana. Mama kira kamu tu Yuta tau” selanya menggiring ku untuk masuk kedalam rumah  “bukannya Nana lagi sakit kan? ”


DEAR HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang