28. 119

26 2 0
                                    

HAPPY READING!!!





Class meet sedang berlangsung dengan diikuti oleh semua anak-anak dan peserta yang begitu antusias. Bukan hanya ada event perlombaan saja, tetapi ada hiburan yang cukup membuat semuanya berdendang senang.

Berbeda dengan Nana, Renjun, Naya, Ditha  dan Dimas yang sedang menghindari ramainya class meet berlangsung . Kelimanya sedang melipir ke kantin dan berakhir ke perpustakaan yang luas dan senyap.

Di tengah heningnya perpustakaan, handphone Nana berbunyi tanpa permisi. Tanpa berpamitan kepada kelimanya. Nana langsung mengangkat dan berlalu ke lantai dua perpustakaan. Kelimanya memasang wajah berbeda beda.

Naya :  -_-
Ditha : ಠಿ_ಠ
Renjun : ಠಿ_ಠ
Dimas : -_-

“Nana kenapa dah? ” ucap Renjun penuh penasaran.

“gak tau” balas Naya dan Ditha bersamaan.

Keheningan pun terjadi lagi. Mereka hanya bisa saling tatap, dan berakhir melihat Nana di atas mengangkat telpon dengan raut wajah serius. Tak bisa di bohongin kalau Nana jauh lebih serius dari sedia kala.

.
.
.

“Abi, butuh rencana apa dari Nana? ”

Itu terserah Nana sendiri caranya.
Yang terpenting jangan bunuh DPO itu.

Jangan di bunuh ya, Bi? ”
“hm.. Baiklah akan Nana coba. Tapi untuk apa? ”

Untuk keperluan di dalam nak.
Nana bisa minta bantuan abang, Chenle
dan Yuta untuk jalan tengahnya.

“gak harus makai bantuan kan Bi? ”
“Nana takut mereka yang terluka”

Akan Abi usahakan kalian semua
baik-baik saja.

“baiklah Bi. ”
“akan Nana coba lagi”

Oke
Setelahnya, Nana bisa simpulkan
sendiri mau? Atau Nana yang ingin
menginterogasi DPO itu?

“mau sekali Abi”
“Memangnya tidak apa? ”

Nana lupa siapa Abi memang?

“Oke, baiklah Bi”
“Nana akhiri dulilah ya”

Semangat anak Abi..
Jangan lupa paparazi para abang ya..

“hahaha, lucu sekali lelucon Abi ini”

.....

Panggilan berakhir dari Abi, helaan nafas terlontar dari belah ranum pucat milik Nana. Dengan gerakan perlahan, dan diikuti pula memijit pangkal hidungnya sendiri. Nana hanya bisa melempar tatapan kosong pada satu buku usang yang  berhasil menarik atensinya.

“apa gua kudu make bambu runcing, biar DPO itu gak mati ya? Beneran gak seru kali ini bantuin Abi ” gumamnya seorang diri.

DEAR HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang