HAPPY READINGDear Haechan kamu adalah anak baik dan ceria, aku bersyukur memiliki teman yang bahkan sudah ku anggap sebagai kakak sendiri.
Untuk Oemma dan Appa you are the beast, aku sangat menyayangi kalian.LEE HAECHAN KAU ADALAH SUMBER KEBAHAGIAAN BAGIKU. Dan cinta KEDUA SETELAH AYAHKU. Sampai kapanpun kaulah pemenangnya, tak ada yang lain.
.
.
.
.
.
.
.
.Tak terasa aku pun lulus dengan memperoleh nilai yang sangat memuaskan.
Aku memilih melanjutkan di kota Bandung lagi bersama orang tuaku. Lantas bagaimana dengan Kakek dan Nenekku? .Ternyata diwaktu yang tepat, Pamanku akan kembali ke Kebumen setelah habis kontrak di sebuah perusahaan Batubara di Kalimantan Selatan.
Setelah urus mengurus di Kebumen selesai semuanya. Aku menghabiskan sedikit hariku di rumah Kakek dan Nenekku.Aku berpamitan kepada Kakek dan Nenek, lalu berpamitan dengan temanku, yaitu seorang gadis manis nan imut yang bernama Tiara yang biasa ku panggil Titi.
“ Ti, aku pamit ya, mau ngelanjutin di Bandung, kamu tau kan? Owh ya aku minta maaf kalo selama jadi teman kamu tu selalu ngerepotin kamu dan lain-lain..” ucapku sembari memengang tangan Tiara
“Iya, gak apa ko, aku seneng banget bisa kenal kamu dan aku tu kaya beruntung punya kamu” ucap Tiara yang tidak dia sadari bahwa air matanya jatuh.
Aku mengusap air matanya yang jatuh di pipi chubby nya tersebut.
“ Udah jangan nangis, aku bakal pulang lagi ko disini, dan aku janji gak akan ngelupain kamu” ucapku dengan tangan menempel di pipi chubby nya Tiara tersebut.
“Janji ya, gak akan lupain aku ” ucapnya sembari melingkarkan jari kelingkingnya dengan kelingkingku.,aku hanya tersenyum melihat tingkah laku Tiara.
Tak terasa jam menunjukan pukul 20.00 wib. Dengan berat hati aku berpamitan dengan Kakek dan Nenek.
“Kek, Nek aku pamit yaa... doakan aku semoga aku sampai ke tujuan dengan selamat. ”ucapku
“Iya kami selalu doakan yang terbaik untuk cucuku, belajar yang rajin okay, katanya pengen jadi arsitek terkenal kan? ” balas Kakek dan diakhiri menyemangati diriku.
Tanpa menunggu waktu lama lagi, aku memeluk dan mencium tangan serta pipi mereka. Aku akhirnya pergi meninggalkan mereka menuju ke stasiun dengan pemanku. Di perjalanan...
Tak ada satupun kata yang keluar selama perjalanan. Setibanya di stasiun aku berpamitan dengan Pamanku,
“Aku pamit ya, jaga Kakek dan Nenek ya, kalo ada apa-apa disini, kalian bisa telpon aku ya”, ucapku
“Iya bawel... semuanya bakal aman terkendali manis,, ” ucapnya dengan meledek diriku.
Tak perlu menunggu waktu lama lagi, aku berpamitan dan memeluk Pamanku layaknya anak kecil, aku melambaikan tanganku kepada Pamanku.
Setelah aku sampai di gerbong, akhirnya aku mendapatkan kursi duduk ku.Aku seperti biasa mendengar musik dengan membuka foto di galeri kamera ku. Tak kusadari aku menemukan LEE HAECHAN yang saat itu dia sedang bermain gitar, dan aku menemukan lagi vidio Haechan ketika bermain gitar dan bernyanyi.
Aku memutar video itu sebagai pengobat rasa rindu ku pada sosok Lee Haechan. Tak kurasa air mataku jatuh tanpa terarah. Sepanjang jalan aku menatap kaca jendela kereta yang terkena butiran air hujan dengan melodi derasnya hujan yang berselimut kan dinginya AC.
Aku hanya diam termenung tanpa kata apapun dengan memegang kamera.
Tiba-tiba, aku merasakan ada anak kecil yang mendekat dan duduk di sebelahku, dan dugaanku ternyata benar.
“Hai kakak” sapa anak kecil itu dengan memperlihatkan gigi gupisnya ciri khas anak kecil,
“Hai, ko sendirian” balas ku
“Aku mau mengambil bola yang ada dibawah kaki kakak”jelasnya.
“Baiklah, ini dia, lain kali jangan bermain bila bekel di kereta ya”ucapku sembari memberikan bola bekel tersebut.
Tak lama kemudian,
“Yuna, dicariin sama Mama tau” ucap sosok laki-laki dari belakang kursi ku.“Kakak,Yuna minta maaf yaa”ucap dia sembari tersenyum tanpa salah.
Tak terasa waktu menunjukan pukul 01.02 wib, yang menandakan sebentar lagi aku akan tiba di Bandung.Aku melihat sosok lelaki tadi yang duduk disebelah kursi ku. Dia mengisyaratkan untuk membuka Handset ku. “Hai, maaf ya sebelumnya karena adikku, telah mengganggu waktumu.. “ucapnya
“Owh, ya tak apa maklum, namanya juga anak kecil”ucapku.
Aku dan dia mulai banyak berbicara, tanpa disadari aku mendengarkan suara pengumuman dari pengeras suara, bahwa aku akan berhenti di stasiun disini.“Owh ya, kamu akan sampai ya? ” ucapnya
“Iya, aku duluan ya, semoga kita bertemu lagi, sampai jumpa lagi”ucapku
“Tentu.Hati-hati , sampai jumpa lagi”ucapnya.
Karena terlalu asik, kami lupa menanyakan nama satu sama lain, namun tak apa ku rasa ini hanya pertemuan yang tak disengaja.Aku membuka aplikasi untuk mengantarkan diriku kembali pulang ke rumah. Sesampainya kurang lebih 15 menit tepatnya pukul 03.00 dini hari. Aku mengetuk pintu pagar agar terdengar oleh Bunda ku. Tak lama kemudian, terbukalah.
Bunda yang masih mengenakan selimut berwarna putih yang sedikit mengejutkan diriku.
“ Bunda, emang ya, ada-ada saja, masa keluar make selimut sih? ” ucapku yang diakhiri terkekeh,
“Ya biarin, biar cepet ketemu anak gadis kesayangan Bunda” ucapnya dengan mencubit pipiku. Tanpa menunggu waktu lama lagi aku kekamar menaruh barang bawaan ku.
Aku seperti melupakan sesuatu. Ya,, betul sekali,, ternyata kamera ku tertinggal di di atas meja tadi,,.
Dan Bunda langsung melihat kamera ku dan melihat isi kamera ku rupanya. Aku langsung mendudukkan diriku di sebelah Bundaa,
“ Serius banget sih Bund, liat apa sih? ” tanyaku
“Ternyata kamu suka mengambil foto ya? ” tanya Bunda, aku hanya menganggukkan kepala,
“Pinjem sebentar Bund”ucapku yang ingin meledek Bunda, tak lama kemudian.
Cahaya flash dari kamera mengejutkan Bundaku.
“Bunda cantik deh, manis pula,, ” ucapku yang masih melihat ke layar kamera.
“Mana, sini Bunda liat. Wah iya dong anak Bunda juga cantik banget tauu”ucapnya yang membalas pujian dari diriku.
Keesokan harinya aku dan Bunda sedang mengurus semua perpindahan ku untuk tinggal dan sekolah disini. Hari Senin pun tiba, aku akhirnya diterima di SMA Negeri yang cukup favorit di daerah tempat tinggal ku.
Di hari MOS pertama ku, aku belum punya banyak teman sekalipun, karena aku malu untuk berinteraksi dengan orang baru.
Aku mendudukan diriku ditaman belakang sekolah, dan mataku tertuju pada papan mading yang sedikit mulai usang. Ternyata LEE HAECHAN pernah memenangkan kompetisi project Sains.
Makasih buat manteman yang sudah membaca karya ku yaa. Aku cuman mau ngingetin jan lupa vote dan coment yaaa. Keep healthy. Manteman.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR HAECHAN
FanfictionBerteman dengan sosok Lee Haechan merupakan hal yang telah memberikan banyak warna dalam kehidupanku yang begitu monoton. kepergiannya, membuatku terpukul dan nyaris mengakhiri hidup karena hilangnya sebagian cerita dalam hidupku . Apakah aku akan...