29. Lelucon

20 2 0
                                    

HAPPY READING!!!










Seminggu selepas insiden, kegiatan belajar mengajar libur dan bertepatan dengan jatuhnya hari libur kenaikan kelas. Tak ada uang spesial selama liburan dari Nana, yang dirinya lakukan hanya bolak-balik farmasi, Check-Up bercanda dengan kedua orang tuanya dan berakhir menghabiskan waktu dengan para abang , Yuta dan sesekali Nana mengunjungi kediaman Suenghoel.

Tak terasa tiba waktunya Ahjussi berkunjung kediaman Keluarga Nichole, alias Nana disini. Baik Nana ataupun Ayah melepas rindu pada sesosok ini, bahkan kehadirannya begitu di rindukan setiap saatnya. Ahjussi terkejut karena mereka sekeluarga menempati rumah mendiang kakaknya ini, tapi dirinya pun kembali pada sosok mungil dengan berwajah pucat yang tengah tersenyum padanya yang tak lain adalah Nana.

Terpancar aura yang berbeda dari sang Keponakannya itu, dirinya menatap manik hitam legam yang sudah begitu tak seceria seperti dahulu. Setiap tatapan Nana memberikan kesan menyayat batin Donghae sendiri. Donghae sendiri menebak, kalau Nana sudah lelah pada penyakitnya sendiri dan kasus yang dirinya tangani.

Namun, kepedihan itu Nana kesamping kan. Pasalnya, banyak orang yang begitu menyayangi dirinya. Dengan senyum ceria yang sama seperti Lee Haechan, sosok Donghae paham pada jalan pemikiran sang keponakannya ini. Menyerah bukanlah jalan terbaik untukku- itulah motto hidup dari Nana yang membuat Donghae tersadar akan tujuan hidup Nana ini.

Kini, yang dirinya miliki hanyalah Mark Lee yaitu putra semata wayangnya, kedua orangtuanya dan sebuah keluarga kecil disini. Sosok Lee Hyuk Jae yang menjadi panutannya selama kecil hingga setia ini telah meninggalkan dirinya beserta kenangan yang terukir begitu apiknya. Kini tak ada sosok Hyuk Jae, melainkan sosok kakek yang mulai terbaring lemah.

Namun, dibalik kekosongan yang menimpa Donghae dirinya masih memiliki Pratama Nichole, yang biasa di panggil Tama. Dirinya merupakan sosok ayah dari Putri Febri atau Nana. Jujur walaupun kepribadian mereka bertolak belakang, namun dengan perbedaan itu yang membuat Donghae terkesan jauh lebih jatuh dalam lingkaran kehangatan yang keluarga Tama ciptakan yang berhasil membuat Donghae luluh.

Walau tak sesekali Donghae merasa bersalah akan kematian sang kakak, ada sosok Tama yang selalu sigap menjadi garda terdepan untuk Donghae yang jauh berada di Seoul.

“Tama... Nana.. ” sela nya sembari tersenyum pada sosok yang di panggilannya menoleh bersamaan.
... aku tu sayang, sekali dengan kalian berdua. Dan aku minta maaf jika telah merepotkan kalian berdua disini. Apalagi Nana. Aku sudah tak memiliki siapapun kecuali keluarga kecil ku Seoul dan kalian disini. ”

Ucapan dari Ahjussi berhasil membuat Ayah terkekeh gemas melihat sang adik sedang menahan tangis dengan sedemikian rupa.

“hei,, kau pikir aku tidak seperti dirimu, hah? Ayolah Donghae , jangan terus berfikir seperti itu terus. Aku bahkan tak mengajari itu padamu. ” helaan nafas sama lelahnya dengan sang lawan bicara.

.... Donghae, aku disini selalu ada untukmu, dan jangan pernah merasa sendiri. Kau ada kami disini yang selalu menyambut kedatangan mu dan ketika kau berpamitan pergi pada kami. Hyung pasti akan merasa sedih jika kau terus hidup dalam rasa bersalah yang tak berkesudahan. Jadi, mari membuat lembaran baru, oke? ” lanjut Ayah yang berhasil membuat sosok tinggi rupawan, berwajah dingin itu mengangguk dengan mantap.

DEAR HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang