II

550 14 0
                                    

Aku  berjalan santai menikmati heningnya malam menjelang pagi. Aku berjalan kurang lebih 5 menit.

Sesampainya didepan rumah dengan pintu gerbang setinggi badanku yang masih terkunci gembok.
Aku pun merogoh saku hoodie ku untuk mengambil handphone untuk menelpon Kakek.
Setelah terangkat Kakekku terkejut bukan main lagi.
“Hah?! Beneran didepan gerbang? ” ucap Kakekku dan aku mendengar suara Nenekku dan Nenek berbicara
“ Halah, bohong , pasti di Bandungkan masih sih? ”
Aku hanya menjawab “ Iya, aku didepan gerbang, coba buka kordenya” ucapku  untuk memperjelas ini.
Dan akhirnya Kakek dan Nenek membukakan pintu dan pintu gerbang. Sesampainya kedalam rumah mereka menyuruhku untuk membersihkan diri dan aku pun keluar dari kamar mencari mereka berdua.

Rupanya mereka berada di dapur sedang membuatkan diriku secangkir teh hangat. Mereka memberikan banyak pertanyaan yang aku kewalahan menjawab satu per satu. Aku hanya menjawab
“Aku pengen tinggal sama  kalian udah ko, aku gak ada masalah sama Ayah sama Bunda  k ” jawabku dengan nada santai dan raut wajah datar.

Mereka hanya mengiyakan perihal yang aku ucapkan tadi. Dan akhirnya aku bersekolah di SMP Negri di  Kota Kebumen. Dan  aku memiliki banyak teman.
Tak terasa hampir  2 bulan kepergianku  Haechan tiba-tiba mengirimkan pesan .

Aku hanya hanya membacanya tanpa  membalas dari pesan tersebut.

Tiba-tiba, nada dering handphoneku berbunyi, mau tidak mau aku menjawab telpon Haechan,
“ kamu kemana aja? , kamu pergi gak bilang ke aku, Appa, Oemma (Ibu dalam Bahasa Korea) , Ayaah, Bunda? Kenapa...,Kamu marah sama aku? Please come back to me babe...”,Corecos Haechan untuk membuat ku kembali ke Haechan,

“Gak marah ko...,aku cuman mau ngurusin Kakek dan Nenek ku, mereka udah tua chan, dan aku gak tega ninggalin mereka berdua gitu aja, pahamkan kamu LEE HAECHAN... ” terangku pada dirinya

DEAR HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang