33. Eunola

19 3 0
                                    

HAPPY READING!!!





Perkembangan kasus untuk Sehun sendiri berjalan cukup baik, sang anak yang ‘diculik’ oleh Nana sendiri dalam keadaan sehat, aman dan nyaman. Untuk Sehun sendiri sudah menjadi urusan Seungcheol. Rasanya kurang etis kalau Nana melantarkan anak yang dirinya culik, ya walaupun sedikit kesal dengan perilaku sang ayahnya itu.

Paras yang cukup cantik, lucu beserta imut dan sangat manja pada Nana cukup membuat pendirian ketika ingin menjaga jarak dengan Sekar apalah daya, kini dirinya luluh oleh gadis cilik bersurai coklat lurus membuat Nana begitu menyayangi sosok cilik.

Saat ini sudah jadwalnya Nana mengunjungi Sekar yang berada di kediaman keluarga Choi a.k.a Seungcheol. Dirinya sengaja menyembunyikan Sekar disini karena alasan yang begitu tepat, kalau sewaktu-waktu Sehun mendadak gila akan kehilangan sosok putri kecilnya itu.

Ditengah keseruan bermain bersama Woozi, sosok berparas manis itu menatap Nana dengan tatapan berbinar yang dirinya sendiri tak mengerti maksudnya.

“kakak, Papa dimana? Kenapa tidak menjemput Sekar? ” pertanyaan yang terlontar dari gadis kecil itu berhasil membuat Nana di terpa perasaan bimbang.

Dengan tersenyum samar dirinya berusaha menutupi di hadapan Sekar. Sebelum menjawab Nana menyempatkan menyeruput kopi pahit buatan Woozi yang menjadi favoritnya ketika disini, di letakkan cangkir itu dan dirinya mengisyaratkan kepada Sekar untuk mendekat padanya.

Tanpa aba-aba, gadis itu mendekat dan terduduk di pangkuan Nana dengan posisi yang begitu nyaman. Persis seperti yang Nana lihat ketika Sekar di perlakukan bak seorang putri oleh Sehun.

Senyum mengembang di wajah Nana lengkap dengan gigi gingsul yang tak terasa terlihat, dengan gerakan perlahan dirinya membetulkan anak rambut yang menutupi wajah manis gadis ini “Papa Sekar sedang bekerja sangat jauh sekali. Jadi, Sekar bersama kakak-kakak disini, oke? Dan Papa menitipkan Sekar pada Kakak sendiri” terangnya yang di akhiri mengelus surai coklat lurus dengan perlahan.

Jujur saja baik diri dirinya ataupun Seungcheol, ataupun Woozi ini sudah lebih dari kata layak untuk perlakuan Nana terhadap ‘sandera’ . Tak bisa dipungkiri walau kelakuan Sehun di luar bumi, tapi perlakuan Nana terhadap Sekar layaknya seperti adiknya sendiri. 

Di tengah mengamati gerak gerik si kecil yang tengah tertawa bersama Woozi. Tepukan perlahan mendarat di bahu Nana, sang empu langsung mendapati Seungcheol tengah tersenyum hangat kearah dirinya. Entah apa yang Nana rasakan dari senyuman Seungcheol yang seperti mencemaskan sesuatu atau berharap sesuatu (?).

Bohong kalau Seungcheol dapat menyembunyikan itu dihadapan Nana. Bagi Nana, Seungcheol itu sudah sama seperti dunia baginya, kalau dirinya terluka pasti Nana akan merasakannya juga. Membalas dengan senyuman yang paling hangat menurutnya, Seungcheol yang mulai berharap cemas menjadi lebih rileks.

Nafas hangat menyapa wajah Seungcheol ketika Nana menangkup kedua pipinya
“aku gak apa-apa, Hoel... Percaya deh sama Nana, oke? . Nana gak akan ninggalin Hoel sendirian disini kaya kemarin.. ” ucapan Nana yang berhasil menarik keluarnya cairan bening dibawah kelopan mata cantik milik Seungcheol.

Perlahan tapi pasti raut wajah sedih sudah tergantikan dengan tatapan meledek milik Nana yang berhasil Seungcheol terkekeh
“Na.., kali ini kita hadapin bareng ya?. Aku untuk kamu, kita saling melengkapi, jangan ragu ya. Kalo cape langsung ngomong abang langsung Oke? ” .

DEAR HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang