HAPPY READING;)
•
•
•
•
•"saya tak akan menangkap kalian bertiga. Justru, saya ingin berucap terima kasih pada kalian. " sela nya membuka sebuah album foto usang dan menunjukkan pada kami
"wajah kalian bertiga sangat mirip seperti mendiang nona Hinata, Jevano dan Jisung. Nona Hinata sama seperti kau Nana, begitupun kalian berdua. " jelasnya.Jeno nampaknya mulai tertarik pada masalah ini, dirinya mengambil salah satu foto milik bebuyutnya itu.
Ternyata gua ganteng juga di zaman dulu, gak kalah keren sama kek sekarang.
-batin Jeno"lalu ada apa kalian bertiga menemui ku , anak-anak. " lanjut tuan Rafe yang masih setia menggunakan menggunakan bahasa Jerman latin.
" aku hanya ingin mengembalikannya saja. Kami rasa, jika buku itu terus bersamaku atau Jeno-Jisung akan jauh lebih berbahaya daripada sebelumnya" sela ku membuka jaket dan memperhatikan kedua luka di kedua lenganku yang masih terbentuk sempurna.
"kurasa kau tak sebabnya aku mengembalikan padamu lagi tuan Rafe. " lanjut ku mengeluarkan lembaran kasus yang ku tangani" untuk saat ini, hingga beberapa bukan ke depan, keadaanku tak memungkinkan untuk menjaga buku warisan leluhur ku itu. Untuk saat ini aku sedang menjaga nyawa orang terdekatku termasuk mereka berdua. Aku tak ingin kejadian di zaman dahulu terulang lagi, kurasa cukup untuk pertama dan terakhir kalinya. Kuharap kau mengerti tuan Rafe" terang ku dengan merendahkan nada bicara ku.
Tuan Rafe terdiam setelah mendengar ucapanku, dirinya melempar tatapan iba pada keadaanku. Nampaknya tuan Rafe sangat mengerti. Dirinya mengisyaratkan padaku untuk duduk di sampingnya.
"kemarilah , bersamaku nak" ucapnya.
Awalnya aku ragu, namun setelah mendapat senyuman teduh milik Abi aku pun menyanggupinya.
"gunakan waktumu sebaik mungkin Nana. Abi akan terus memantau Nana kapanpun dan bagaimana pun keadaannya" ucap Abi menepuk bahu ku perlahan.
"makasih ya Abi" balas ku.
Setelahnya tuan Rafe meminta ku bercerita jujur akan kasus keluarga Lee yang sebenarnya. Aku terkejut kalau dirinya sahabat pena Appa. Bukan itu saja, dirinya pun terkejut kalau Appa sudah tiada.
"aku tak menyangka kalau Hyuk Jae telah tiada, dan aku menyimpulkan kalau kematian mereka terkesan janggal. " sela nya "aku bisa membantumu nak" .
Jujur, aku tersentak kaget mendengar pernyataan dari tuan Rafe itu.
"tak perlu kau harus turun tangan Tuan, sama saja kau ingin bunuh diri. Kumohon pikirkan keselamatan dirimu sendiri" ucap ku terpotong olehnya.
"dia sahabatku nak, dia pernah membantu diriku ketika aku kesusahan. Apakah kau akan diam jika orang terdekat dirimu menderita? Aku pikir kau sepemikiran denganku" timpalnya, namun dengan cepat aku melarangnya.
"percuma saja kau ingin membantu ku dan mengungkap kasus ini. Sepintar tim kepolisian milikmu akan kewalahan juga. Dan nantinya mereka akan mengubah cara pergerakan mereka, aku tak mau itu tuan Rafe. Kumohon percaya padaku" sela ku menunjuk salah satu lukisan dipojok
"mereka menerapkan gaya yang sama persis akan lukisan itu tuan Rafe"
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR HAECHAN
FanfictionBerteman dengan sosok Lee Haechan merupakan hal yang telah memberikan banyak warna dalam kehidupanku yang begitu monoton. kepergiannya, membuatku terpukul dan nyaris mengakhiri hidup karena hilangnya sebagian cerita dalam hidupku . Apakah aku akan...