HAPPY READING!!!•
•
•Pertemuan antara Nana, Jihoon dan Teo menjadi pertanda sedang berlangsungnya sebuah hubungan kerjasama diantara mereka masing-masing. Pertemuan ini terjadi di kediaman Teo, atau lebih tepatnya di kediaman Aksara yang terakhir.
Baik Teo ataupun Nana memang menyarankan pertemuan ini secara tertutup agar menjaga hal privasi yang diucapkan secara gamblang oleh Teo dan Jihoon.
Setibanya di di pekarangan keluarga Aksara , Nana langsung mendahului Jihoon yang masih setia anteng di dalam mobilnya itu.
“ayo keluar, Ji. Lo kek mau ketemu camer aja :D” ucap Nana dengan setengah menarik lengan tangan Jihoon .
Sang empu yang mendapat perlakuan itu hanya bisa tersenyum penuh tekanan batin. Bagaimana pun juga, ini pertama kalinya dirinya menginjakkan kaki di kediaman keluarga Aksara. Bukan karena takut, dirinya bimbang jika tiba-tiba masuk kedalam lingkup kerja sama dari kedua orang yang menyandang marga berbeda yang sempat melakukan pembantaian terhadap masing-masing anggota keluarga.
.....
Keadaan hening menyelimuti ruangan kerja milik Teo, tatapan dingin terlontar dari Nana yang benar-benar mengusik kenyamanan milik Jihoon yang lagi anteng duduk di sofa. Tak lama kemudian, helaan nafasnya menjadi memberat.
“udah lama kakak gak liat kamu, Na. Masih sehat aja? ” tanya Teo seraya memberikan secangkir yang berisikan kopi.
Bukannya menjawab, Nana menyesap cairan hitam itu dan meletakkannya di meja “aku, ya gini aja, Kak. Gak ada yang lebih, justru malah semakin kurang” jawabnya jujur.
Senyum terukir di wajah Teo dengan masih setia menatap gadis yang berparas ayu lengkap dengan raut wajahnya yang datar dengan kulit yang pucat nya melebihi kata wajar “lo kuat ko, de. Kakak percaya itu. ” sela nya “jadi kita mulai sekarang? ” di angguki lah pertanyaan itu.
Teo meletakkan tiga buah foto dimeja dengan tatapan intens.
Tiga orang itu adalah Yeonjun, Felix dan seorang gadis ber almamater kan dari salah satu universitas di Bandung. Lebih tepatnya adalah, Universitas Pelajar Indonesia.
Bagaikan pion catur. Teo memajukan foto Felix ke depan Nana “lo butuh dia buat dijadiin informasi, kan? Temui dia di Aceh, sebisanya mungkin lo jangan pake kekerasan. Kalo ngelunjak, yaudah. Selepas informasi yang lo butuhin tercukupi, lo bisa bunuh dia. Dan dengan mudahnya, lo bisa narik Yeonjun keluar dari sarangnya. Kelemahan Yeonjun ada di keluarganya aja. ”
..... Kalo lo kesusahan dalam ngadepin Felix ataupun Yeonjun, Lo bisa minta bantuan orang suruhan dari Jihoon. Tapi, buat orang suruhan Jihoon, gua saranin gunain dia pas penangkapan Yeonjun. Karena buat nangkep Yeonjun lo perlu banyak tenaga. Setelah orang suruhan Jihoon itu keluar, dengan mudahnya Yeonjun terpojok. Untuk Sehun, lo ancem dengan cara pakai anaknya. ” jelas Teo yang berhasil membuat Nana naik pitam.“SEKAR GAK TAU APA-”
“cuma itu Na, buat narik Sehun. Secara pergerakannya gak bisa lo tebak ataupun lacak kaya dulu. Kesempatan gak datang dua kali. ” sela Jihoon “semakin gilanya Sehun, semakin besar pula buat lo nyelesain kasus ini” imbuhnya dengan tenang.
Mendapat jawaban seperti itu, Nana hanya bisa memejamkan kedua matanya dan berakhir memijat pangkal hidupnya sendiri “lo berdua emang tau, kalo gua benci banget sama Sehun ataupun orang yang bekerja sama ataupun bekerja untuk J . Tapi, gak gitu caranya. Gua masih punya hati dan berfikir beribu kali buat ngelukain ataupun bunuh orang demi kepentingan gua sendiri. Apalagi, saran yang kalian berikan ini buat ngelukain anak kecil yang gak tau apapun. Gua emang iblis, tapi, separuhnya gua masih punya hati nurani layaknya manusia normal. ”
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR HAECHAN
FanficBerteman dengan sosok Lee Haechan merupakan hal yang telah memberikan banyak warna dalam kehidupanku yang begitu monoton. kepergiannya, membuatku terpukul dan nyaris mengakhiri hidup karena hilangnya sebagian cerita dalam hidupku . Apakah aku akan...