34. Ikatan Atom

18 2 0
                                    

HAPPY READING!!





Kebuntuan dari hilangnya Sehun dan Seungcheol bersamaan berhasil membuat Nana panik yang bukan main lagi. Dua orang yang Nana cari hilang bak ditelan bumi dalam sekejap. Baik pergerakan ataupun nomer keduanya tak bisa dilacak olehnya dan  bantuan dari Wisnu. Dengan harap cemas Nana menginginkan Seungcheol kembali apapun kondisinya dengan selamat.

Kini sosok berpawakan tinggi sedang berada di farmasi lengkap menggunakan setelan blazer berwarna hitam.  Dirinya biasa mengunjungi farmasi dengan pakaian santai kini berubah menjadi terkesan ‘formal’ . Siapa sangka kalau itu adalah Nana.

Sosok berparas rupawan beserta ayu menjadi satu walau berkepribadian dingin, hanya bisa menatap lembaran demi lembaran yang kian makin hari menjadi tinggi dengan raut wajah datar dan kemungkinan besar dirinya sudah merasa suntuk, kesal, dan malas secara bersamaan.

Jari jemari lentiknya sudah teralihkan pada benda pipih berwarna hitam yang tak lain adalah handphone yang sudah cukup lama tak dirinya otak atik dikala waktu gabutnya melanda. Kini hanya lembaran berkas dan laptop yang menjadi makanan pokoknya setelah tugas sekolah dan nasi .

Dari banyaknya notifikasi yang muncul tak ada yang membuat Nana sedikit senang ataupun terhibur. Hanya rimbunan pesan dari grup OSIS yang memenuhi room chatnya. Hanya ada satu pesan dari sesosok yang dirinya tinggi akan kehadirannya.

Na Yuta.

Sosok yang dia nilai sebagai sosok pengganti Haechan yang dulu memenuhi relung lubuk hatinya. Tanpa diduga keinginannya terkabulkan oleh yang Mahakuasa. Satu persan terkirim dari Yuta yang berhasil membangkitkan semangat hidup Nana.

Terkesan berlebihan namun itulah nyatanya bagi sosoknya yang amat sangat merindukan sosoknya.

My World?

Kamu masih di kantor kan? |15.56
Aku kesana oke? |15.56

Walau hanya dirinya baca sudah dipastikan arona wajahnya sudah memerah dalam sekejap. Tak bisa dipungkiri kalau dirinya menyukai sosok Yuta namun dirinya bingung untuk bagaimana mengucapkan perasaannya.

....

Sudah 28 menit berlalu akan pesannya, kini atensi Nana tertuju pada ketukan pintu yang membuatnya jengah. Bagaimana tidak, sudah dipastikan itu sekretaris pribadinya kalau tidak pegawai yang bertugas dilapangan.

Namun dugaannya salah, setelah pintu berbuka menampakkan sosok berhoodie abu-abu lengkap membawa dua kantung paper bag berukuran sedang tengah tersenyum kearahnya dengan menunjukkan senyuman hangat yang dirinya rindukan.

Sosok itu adalah Na Yuta.

“Hai.. ” sapanya dan terduduk didepan Nana.

Senyum manis terlontar dari Nana sebagai jawabannya “kamu sehat? ” tanya Nana sebagai peralihan kalau dirinya tengah salah tingkah.

Keduanya malah terdiam dengan kontak mata yang masih berlangsung hingga saat ini. Sama-sama mereka hanyut dalam buaian mata seelok itu , hingga senyum mengembangkan diwajah Nan sampai memperlihatkan gigi gingsulnya tersebut.

DEAR HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang