30. Who Dis?

13 2 0
                                    

HAPPY READING!!!








Pengintaian terhadap Sehun nyatanya berbanding terbalik dengan ucapan Seungcheol sebelumnya yang berkata akan sulit. Melainkan jauh lebih mudah dari prediksi Nana sendiri. Kekuatan dan kelemahan dari Sehun sudah di kantongi sempurna oleh Nana dengan baik.

Dengan kesenangan yang di akibatkan oleh izin Ayah kepada Nana karena di perbolehkan membawa motor lagi. Dirinya sedang melaju ke kediaman Seungcheol. Selepasnya di sana, keduanya di sibukkan oleh strategis yang dibuat mereka berdua.

Lembar demi lembar sudah tergores oleh hitamnya tinta yang kini mulai memenuhi selembar kertas terakhir. Tak terasa penjelasan dari Seungcheol yang terakhir menandakan berjalannya misi yang terbilang tak perlu memakan waktu berminggu lagi.

“Na..., udah siap ngejalanin misi gila , lagi? Gak bagi tugas aja? ” tawar Seungcheol.

“baik lahir ataupun batin, gua udah siap bang. Dan gak usah ada pembagian tugas lagi. ” balas Nana dengan mantap.

Suasana menjadi hening, selepas nafas sang adik sedikit tercegah dalam beberapa detik.

“Hoel.. ” sang empu menoleh pada sang lawan bicaranya.  Hanya dengan satu gerakan berupa naiknya alis dari Seungcheol seakan bertanya.

“gua punya keinginan. Tapi, kayanya khayal buat gua lanjutin sendiri” ucap Nana yang berhasil membuat Seungcheol bertanya dalam diam.

“kata Bunda, penyakit gua udah mulai menyebar ke organ penting dan gak bakal butuh berapa lama lagi gua udah- ” ucap Nana dengan tersenyum perih.

Seungcheol langsung meraih tubuh ringkih Nana untuk dirinya rengkuh. Dirinya kalut pada ucapan yang berhasil Nana lontarkan tadi. Keadaan hati Seungcheol sangat sesak seperti di himpit bebatuan besar. Jujur saja, Seungcheol sama sakitnya sama seperti Nana.

Kini pertahanannya mulai memudar, dan tak ada lagi yang namanya Seungcheol si keras kepala melainkan Seungcheol si cengeng jika sudah di hadapkan dengan keadaan Nana seperti ini.

Dengan susah payah Seungcheol , meraih tangan dingin dari Nana.
“Na..., ada abang disini, oke. Gak semuanya harus kamu tahan semuanya sendiri. Ada abang disini sebagai rumah kedua buat kamu. Udah berapa kali abang bilang gini, hmm? ”
.... Kita selesaikan bareng-bareng, oke?. Jangan ragu untuk melangkah lebih jauh, oke. Ada abang disini” dengan bibir yang bergetar hebat dan di sertai tautan tangan yang semakin mengerat.

Seungcheol memberikan separuh semangat hidupnya untuk Nana. Mendapat perlakuan hangat dari dirinya, senyum teduh berhasil tercipta di ranum pucat milik Nana. Nana tak berani mengucapkan sepatah apapun lagi di hapan siapapun. Dirinya tak ingin banyak orang merasa kasihan.


Gua janji, gak akan ngomong tentang
apapun ke siapapun orangnya tanpa
pengecualian. Cukup gua dan
Tuhan yang tahu.
-batin Nana






Tak terasa tahun ajaran baru sudah berjalan kurang lebihnya tiga bulan. Jisung yang berusaha menjadi anak ambis nampaknya berjalan cukup mulus untuk sejauh ini, walaupun sekelas dengan Jeno yang hobinya turu 24/7 dan julidin anak orang semenjak insiden freak beberapa bulan kebelakang.

DEAR HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang