48. Memoar : Dear my Ocean II

20 1 0
                                    

HAPPY READING!!!!

°
°
°
°
°

"kalau gua ga mau bisa apa? Lo bisa rebut ini semua dari gua?"

Setelah Nana mengucapkan itu, keduanya saling menembakan peluru pada masing-masing sebagai tanda perlawanan. Dirinya memberikan sinyal pada Mingyu dan karyawan yang selamat dengan cara mengeluarkan pistol dan mengarahkan kepada tiga orang klien itu yang ternyata adalah penyusup. Senyum miring terukir dari wajah sang klien yang merasa dipojokkan oleh semua orang diruang ini.

Nana mendekati orang yang tepat ditengahnya, baik Nana dan pelaku masih sama-sama saling menodongkan pistol kearah depan tanpa rasa ragu, "lo turunin itu, gua bakalan janji kasih sesuatu buat lo yang berharga." setelahnya, Nana menjatuhkan pistol dan menendangnya ke arah Mingyu.

Pihak yang ditatap olehnya merasakan daya tarikan yang cukup positif rupanya. Dirinya mengikuti ucapan Nana dan berjalan kearahnya, "udah gua lakuin, dan mana hal yang lo janjikan itu?"

Dirinya tersenyum tipis dan mendekati orang itu, "lo ngarep banget ya? Ayo ikut gua.." Nana langsung menekan jakun miliknya, dirinya sudah di hadiahkan berupa todongan pistol dari dua arah. Tak tinggal diam, seluruh karyawannya dan Mingyu sudah mulai bersiap-siap untuk melesatkan pistol tepat di arah jantung dan bagian dada keduanya.

Merasa terpojok mereka akhirnya menurunkan pistol sesuai dengan arahan sang korban yang tengah Nana kendalikan.

Dirinya mengelus kepala sang korban itu dengan senyum yang pasti membuat siapapun akan takut, "anak pintar. Mari aku buat dirimu untuk menjadi pesuruh ku." sela nya dan membenarkan gaya duduknya itu "berapa jumlah uang dan nyawa yang kau hilangkan? Pertanyaan ku sangatlah mudah, bukan? Minusnya, kalau kau berbohong, maka, aku akan mematahkan satu jari mu."

Dirinya memajukan satu jarinya tepat didepan mata sang pelaku, "dalan hitungan mundur, kalau lo ga jujur... "

"oke. Gua akan jujur."

Senyum tipis merekah di pahatan wajah Nana, "pertanyaan gua ga akan bertele-tele dan langsung to the poin. Syaratnya, kalau lo mau cukup ucapan permintaan gua barusan, dan koperatif terakhir lakuin dengan kata hati, ya, Kalau lo selamat setelah ini."

Sang pelaku berusaha semaksimal mungkin untuk tidak mengatakan semuanya, namun itu terlambat, karena Nana menatapnya dengan tatapan penuh tanda tanya. Hitungan detik, kaca ruang rapatnya pecah dari arah barat yang dimana menembus sampai ke salah satu pegawainya. Sang karyawan itu langsung tak berdaya dan darah mengalir dengan derasnya. Semua yang ada di ruangan meeting saling menodongkan pistol ke masing-masing arah. Termasukpun Nana yang langsung menghadapkan tepat di pelipis sang pelaku yang didepannya.

Dirinya tetap menodongkan pistol itu kearahnya dengan posisi keduanya yang terus saling menatap. Titik kesabaran seorang Nana sudah habis, akhirnya dirinya langsung menjambak rambutnya dan membisikkan, "kalau kau jujur, aku akan membantu semua hal yang kau inginkan. Apapun itu keinginannya. "

Ucapan demi ucapannya bagaikan angin segar yang begitu di dambakan, namun dirinya masih kukuh. "kau itu penipu. Aku tak akan percaya."

Senyum simpul berhasil dirinya tampilkan untuk korban yang tengah dirinya intimidasi dengan baik, "kalau kau kenal Jeonghan, itu akan terjadi. Dan kalau kenal dengan Sehun, aku akan mencoba membunuhmu dengan cara apapun itu."

DEAR HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang