HAPPY READING...
Betapa menggemaskan dirinya saat ini, aku yang tak tahan dengan keimutan dari Na Yuta akhrinya memfoto Yuta yang tertidur pulas.
Setelah sleep call dengan Yuta berakhir, aku menyusul semuanya untuk tidur.•
•
•
•
Pagi pun tiba, hangatnya mentari mulai terasa. Aku yang sudah siap-siap untuk bergegas untuk turun ke dapur membantu Bunda. Pagi ini berbeda karena, hadirnya Na Yuta.
“Pagi Bund, masak apa? ” tanyaku
“Pagi juga sayang, sudah selesai ko. Tinggal di tata di meja aja ya” pinta Bunda. Aku hanya mengangguk tanda paham. Setelah selesai, aku menyiapkan bekal makan siang.
“Yuta dibangunin sana, kasihan nanti kalian terlambat” ucap Bunda
“Iya Bunda” jawabkuBener dugaanku juga apa?. - batinku
Aku mencoba mengetuk pintu kamarnya namun, tak ada respon dari dalam. Akhirnya aku masuk kedalam kamarnya. Disitu aku melihat betapa lucunya dia.
“Wake up, Yuta~aa. Na Yuta.., irona chagiya~aaa.Babe , honey. Serah deh. Kembarannya kukang emang” ucapku dengan nada pasrah
Ketika hendak membuka korden, tanganku tertarik oleh Yuta dengan kuat. Aku hanya bisa panik sembari menutupinya.
“Sini, bobo” ucapnya dengan sedikit serak
“Inget ya kita. SEKOLAH!! ” ucapku dengan nada tinggi
“Ada syaratnya” ucap Yuta berusaha duduk dipinggir ranjang.
Aku hanya mengangkat alis sebelah saja.And, pluk. ..
Yuta langsung memeluk dan mencium pipi sebelah kananku. Betapa terkejutnya diriku, melihat Yuta melakukan itu. Kini tak ada jarak diantara aku dan dirinya. Karena saking dekatnya, aku bisa merasakan suhu tubuh Yuta yang hangat menurutku.
Yuta mengusap rambut pendek ku.“Aku, akan selalu di samping mu sama halnya seperti dulu mendiang sahabatku. ” ucapnya yang tepat dibawah telingaku.
“Makasih Yuta. Aku harap kamu di sisiku terus. I love you” ucapku dengan isakan kecil
“I love you too, aku janji seumur hidupku Na” balas Yuta
Pelukan yang begitu hangat serta belaian yang pernah kurasa sebelumnya. Dirimu begitu sangat mirip dengan Haechan. Haechaniiee bogoshipo... - batinku
Akhirnya Yuta melepaskan pelukannya dan menuju kamar mandi, aku pun membereskan tempat tidurnya itu dan menuju ruang makan.
“Yuta belum bangun sayang? ” tanya Ayah
“Udah. Si Yuta tidur kaya orang meninggoy. Susah dibangunin. Untung ada mainannya Haechan yang cempreng itu” ucapku yang membuat Ayah tertawa pecah.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR HAECHAN
FanfictionBerteman dengan sosok Lee Haechan merupakan hal yang telah memberikan banyak warna dalam kehidupanku yang begitu monoton. kepergiannya, membuatku terpukul dan nyaris mengakhiri hidup karena hilangnya sebagian cerita dalam hidupku . Apakah aku akan...