X

37 5 0
                                    

Setibanya dari perjalanannya yang lumayan jauh, akhirnya aku tiba di rumah Yuta. Aku sangat tercengang melihat bangunan yang sangat megah berarsitektur kan Eropa dengan ciri khas berwarna putih dengan sentuhan coklat kehitaman.

Aku yang terdiam dari tadi masih ragu untuk memasuki kedalam rumah Yuta tersebut.


"Udah, masuk aja. Owh ya, aku mau jujur sama kamu" selanya sembari menggengam tanganku yang mungil.
"Aku ragu kalau kamu paham , sesuatu yang aku akan beri tau yang sebenarnya" jelasnya dan aku menatap netra nya dengan lekat.

"Aku akan paham . Tenang aja" ucapku dengan meyakinkan dirinya.

Akhirnya pintu terbuka disertai hadirnya seseorang wanita berusia sekitar 30 tahunan.

"Anak mama sudah pulang, cepat sekali. Ini siapa, wah cantik sekali. " ucap wanita itu yang ternyata adalah Mama dari Na Yuta.

"Iya Ma, Yuta pulang lebih cepat karena, tadi kelas mengadakan ulangan harian di jam akhir, jadi Yuta pulang saja. Katanya yang sudah selesai boleh meninggalkan kelas dan pulang juga Ma. Oh ya, ini Putri Febry. Mama bisa panggil Nana saja"

Ucapnya sembari mengenalkan diriku.
"Oh begitu ya udah. Ayo masuk, masa ada tamu di luar terus. " ucap Mama Yuta

"Makasih Tante" ucapku sembari tersenyum

"Jangan panggil tante. Panggil aja Mama aja, biar lebih akrab oke sayang. " ucap Mama Yuta sembari mendekap diriku dari samping dan menuju kedalam rumah.

Yuta melihat kedekatan antara diriku dan Mama nya hanya tersenyum manis saja, Yuta meninggalkan aku dan Mama dibawa.

Ntahlah apa yang akan dia ambil menuju kamar atas itu. Tak lama kemudian Yuta menuruni anak tangga dengan membawa laptop dan map.

" Wahh, Mama sama calon akrab banget" ledek nya sembari menduduk kan dirinya di kursi bersebelahan dengan diriku.

"Oh ini calon buat Mama"tawa kami semakin pecah karena ucapan Mama Yuta dan lelucon aneh dari Yuta yang cukup menggelikan.

"Ih, apaan sih Yut. Aku kan cuman temen kamu ko. Gak lebih dan gak kurang tau" ucapku yang mencoba menahan rasa malu.

"Iya deh, minta maaf ya. Cuman bercanda aja ko Nona. Tapi, kalau ini terjadi anggap saja ini bonus" lagi dan lagi ucapan dari Na Yuta membuatku ingin melemparnya dengan panci milik Bunda ku.

"Udah Nana, Yuta memang suka ngeledek Mama ko kalo dirumah. Oh ya, anggap aja kaya di rumah sendiri. Dia tu, kalau di rumah manja banget sama usil. Beda lagi kalo udah keluar kaya bukan Yuta yang Mama anggap anak kecil. Nana tau kan? " ucap Mama sembari meledek anak semata wayangnya tersebut.

.
.
.
.

Kami berbincang-bincang dengan Mama lumayan lama yang sedikit membuat ku sedikit mulai bosan. Yuta yang tau kalau aku, adalah anak yang tak banyak berbicara dan membuang waktu banyak.


Akhirnya Yuta mengajak ku keluar menuju ke taman belakang rumahnya itu.
Sesampainya di taman, Yuta mengeluarkan map dan laptop dari tas kecilnya itu. Setelah Yuta membuka map itu, ternyata didalamnya berisikan banyak berkas dan disaat bersamaan juga aku mengeluarkan laptop dan map dari dalam tas.



"Na, maaf ya nunggu waktu lama karena Mamaku" ucapnya

"Gak masalah ko, aku seneng. Tenang aja, kamu gak usah khawatir kalau aku bakal badmood ya? "ucapku sembari tersenyum. Setelah mendengar pernyataan dariku Yuta pun merasa lega dan langsung to the poin pada permasalahan.


DEAR HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang