31. Sekar

13 2 0
                                    

HAPPY READING!!!






Pemilihan Ketua dan Dewan OSIS hari ini berjalan lancar tanpa ada hambatan, semua anak bersuka ria dengan hak suara masing-masing untuk memilih. Ketua dari tim berbeda mengembangkan senyum manis dengan sembari menyambut para teman-teman kelasnya.

Justru berbanding dengan Nana-Juan yang menampilkan raut muka lempeng kaya biasa, baik dirinya ataupun Aksara Juan hanya nyimak kerumunan yang berlangsung. Keduanya hanya diam di podium sambil nyemil cemilan yang di berikan oleh panitia. Entahlah pola pikir manusia jenius modelan mereka berdua.

“Na... ” sela Juan berbisik “kabur, yuk. Cape disini mulu” rengeknya pada Nana.

Dengan tatapan yang tidak ramah, Nana langsung menyentil kening Juan “goblok. Lo aja, gua kapan-kapan ” tanpa bersalah Nana langsung nyeruput teh.

shibal... ”

.
.

Tak ada angin ataupun hujan, Renjun yang posisinya di lantai dua langsung terpaku dengan kedua saudaranya yang sedingin glester es di kutub Utara langsung merogoh sakunya dan menemukan benda pipih yang tak lain adalah handphone.

Dengan satu kali jepretan, senyum manis mengembang di wajah ayu milik Renjun. Hasil jepretan Renjun sangat aesthetic, itu kate Renjun seorang :D.

Senyuman itu masih terjaga tanpa henti membuatnya lupa akan tujuannya. Dirinya langsung membagikan hasil jepretan itu kepada sang kakak sepupunya yang tak lain adalah Aksara Teo.

                Kak Teo

Send photo |09.56
Lucu banget mereka tu Kak...
|09.56

       Kak Teo

Betul sekali |09.57
Kalian dimana? |09.57

Lagi pemilihan OSIS kak..
|09.57
Mereka jadi salah satu kadidat
calonnya |09.57

       Kak Teo
Wah, keren |09.57
Apakah sudah dimulai?
|09.58

Ini  sedang berlangsung kak |09.58
Kakak masuk malam lagi? |09.58

Kak Teo
Iya |09.58
Baiklah kalau begitu. |09.59
Titipkan salam untuk Nana, oke?
|09.59

Oke kak Teo |09.59

....

Jam sudah menunjukkan pukul 11.56  yang menandakan berakhirnya pemungutan suara berlangsung. Semua anggota OSIS dan Dewan lama sedang di sibuk kan dengan penghitungan suara.

Wajah kusut dengan diikuti seragamnya yang sudah menjadi ciri khas si Jepang alias Na Yuta  dimata Nana tentunya. Nana berkeinginan mendekati dirinya hanya bisa menghela nafas gusar, setelah melihat Yuta sedang berbincang dengan seorang gadis. Ya, hanya saja respon dari Yuta terkesan kurang pantas untuk berbicara dengan seseorang, apalagi dengan seorang gadis.

DEAR HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang