GARVIN (4)

7.3K 331 1
                                    


Toronto, Canada

Di Amerika bagian Utara tepatnya di Canada seorang pria yang berada digedung pencakar langit kantor miliknya sedang sibuk memeriksa beberapa dokumen yang diberikan sang sekretaris, Robert Stewart Livingston dia adalah pengusaha kaya raya yang perusahaan-nya memiliki cabang hampir disemua negara namanya sering terdengar melalui berita maupun majalah yang ada. Perusahaan keluarga Livingston bergerak dibidang IT, Perhotelan, Resort, Teknologi, dan Fashion.

Pria yang sudah menginjak kepala empat namun masih terlihat tampan ditambah auranya yang memancarkan seorang pembisnis benar-benar menambah kesan Hot Daddy. Robert adalah anak bungsu dari dua bersaudara keluarga Livingston, diumurnya yang ke-41 tahun Robert memiliki 4 orang anak yang sifatnya mengikuti sang Daddy membuat rumah besar yang ditinggali Robert dan sang istri terasa suram ditambah sang bungsu yang menolak diperlakukan seperti layaknya anak bungsu yang dimanja oleh orang tuanya dan para saudaranya yang lain.

Robert tinggal dimansion bertiga bersama sang istri dan putra bungsunya sedangkan ke-3 putranya lebih memilih tinggal sendiri, sisulung dan putranya yang nomer 2 memilih tinggal diluar negri sekaligus mengelola cabang utama perusahaan keluarga yang berada dinegri Paman Sam, sedangkan yang ke-3 menetap dinegara yang sama tapi tinggal diapartemen karena dekat dengan tempat kuliahnya untuk sibungsu dia memilih tinggal dimansion karena paksaan sang Mommy yang tak ingin ditinggal berdua dengan sang suami karena takut kesepian.

.

.

.

Ruangan besar yang berada dilantai paling atas gedung perusahaan terasa sepi karena sang pemilik sedang sibuk membaca satu persatu dokumen sampai beberapa menit kemudian terdengar suara ketukan pintu disusul masuknya wanita paruh baya yang masih nampak cantik dan elegan dibelakangnya terdapat seorang pemuda yang masih mengenakan seragam sekolah Senior High School.

"Sayang berhentilah berpacaran dengan kertas lihatlah sekarang jam berapa bukankah waktunya makan siang?!"Omelnya yang membuat Robert menoleh cepat ke arah sang istri lalu tersenyum tipis kala melihat iatrinya yang nampak cantik diusianya yang tak lagi muda.

Setalah lelah mengomeli sang suami yang hanya dibalas senyuman tipis karena senang diperhatikan istrinya-- Vera sibuk membongkar barang bawaannya diatas meja yang berada ditengah ruangan sedangkan pemuda yang mengikutinya tadi sudah duduk manis disofa sesaata setalah sampai diruangan sang ayah menyimak.

Robert berjalan mendekat kearah dua orang tercintanya lalu tanpa aba-aba mengusap kepala sibungsu yang dibalas tatapan tajam karena tak sempat mengelak karena sibuk dengan benda pipih yang ada ditangannya, Robert terkekeh terbiasa melihat tatapan tajam yang diberikan sibungsu jika ada yang mengusak kepalanya atau memperlakukannya bak anak bungsu setelahnya Robert mendekati istrinya dan memberikan kecupan kecil dipipi kanan istrinya membuat Vera mendelik kesal karena kegiatannya menyiapkan makan siang untuk suami dan anak bungsunya terganggu yang lagi-lagi membuat Robert tertawa kecil.

"Rayyan berhenti bermain dengan ponselmu pergi cuci tangan setelah itu makan,jangan membantah" Ucap Vera mutlak membuat Rayyan yang awalnya ingin menolak langsung bergegas pergi kekamar mandi untuk mencuci tangan diwastafel membuat Vera tersenyum geli karena kelakuan sibungsu yang tak bisa menolak perintah darinya. Rayyan sulit jika disuruh makan itu sebabnya Vera tak membiarkan Rayyan tanpa pengawasan darinya atau putranya yang lain karena tak ada yang mengingatkannya untuk makan.

"Kemari duduk didekat Mommy" ujar Vera pada Rayyan yang langsung dituruti tanpa banyak bicara membuat Robert yang sedaritadi melihat tersenyum tipis melihat Rayyan menurut bak anak kecil jika diberi peringatan oleh ibunya walaupun wajahanya masih tetap datar. Setelah itu ruangan besar tersebut hanya diisi dengan dentingan sendok.

GARVIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang