GARVIN (10)

5K 232 6
                                    

Keadaan mansion keluarga Livingston terasa hening setelah beberapa menit anggota keluarga berkumpul memenuhi kursi makan, Vera yang disebelah kiri Robert memasang ekspresi kesal karena kejadian semalam yang membuatnya hampir terkena serangan jantung mendadak. Pasalnya saat dirinya dan anggota keluarga yang lain baru saja menginjakkan kaki pada pintu utama dikejutkan dengan keadaan mansion yang berantakan dengan kepingan guci dan beberapa lubang pada dinding karena peluru. Yang membuat Vera hampir terkena serangan jantung bukan masalah harga properti mansion tapi keadaan putra bungsunya yang di isi dengan kepribadian Aron ditambah keadaan keponakannya yang terikat pada pilar mansion belum lagi memar yang ada diperut Brian tepat dibawah dada sebelah kiri.

“Cepat makan sarapan kalian” Ucap Vera dengan nada jutek khas perempuan pms.

“Emm~ ini enak, sayang ini apa?” Ucap Robert mencoba mengembalikan mood Vera.

“Biawak!”

Uhukkk!

 
Kekesalan Vera bukannya membaik malah semakin buruk karena pertanyaan Robert yang mengundang pukulan, bahkan David yang duduk di ujung meja makan hampir melayangkan sendok nasi yang dipegangnya ke arah sang adik yang tak pandai dalam hal membujuk.

Flashback

 
Setelah melihat mobil milik rombongan keluarganya meninggalkan mansion Rayyan meninggalkan kakak sepupunya diteras lalu pergi ke ruang keluarga. Brian yang melihat Rayyan berjalan kearah ruang keluarga mengikuti dari belakang dengan smirknya karena berhasil membujuk keluarganya untuk meninggalkan dirinya dengan sepupunya yang paling muda.

“Ray”

Rayyan menatap malas Brian lalu kembali melanjutkan langkahnya yang tertunda, sedangkan putra satu satunya David itu hanya mengangkat bahu acuh dengan masih mengekori Rayyan.

“Ray”

Rayyan tak menggubris panggilan Brian karena tau kakak sepupunya itu sering memanggil namanya padahal tak ada apapun yang ingin dikatakannya. Ray sampai di ruang keluarga lalu mendudukkan dirinya dikarpet lembut lalu log in pada bug sekolahnya untuk mengulang kembali materi yang diberikan sebelumnya.

“Jangan ganggu” Peringatnya.

“Nggak janji” Balasan Brian membuat dirinya mendapat tatapan tajam penuh peringatan dari Rayyan yang malah membuatnya mengeluarkan smirk jahilnya.

    
Ray tak memperdulikan adanya kakak sepupunya lalu sibuk mengulang kembali materi yang diberikan sekolah lamanya sebelum besok dirinya harus bersekolah di negara asal Mommy nya lahir dan dibesarkan. Ray sama sekali tak memperdulikan Brian yang mendudukan tubuhnya pada sofa tepat disebelahnya.

.

.

.

1 jam kemudian Brian mulai bosan karena tak melakukan kegiatan apapun selain memainkan ponselnya. Lalu tatapan Brian mengarah pada laptop adik bungsunya yang menampilkan rumus fisika yang membuatnya muak, tatapan Brian beralih pada Rayyan yang nampak fokus mengerjakan lalu tatapan Brian kembali pada laptop Rayyan. Brian mengeluarkan smirk jahilnya setelah mendapat ide yang akan membuatnya sedikit memiliki pekerjaan selain bermain ponsel.

Sreetttt

   
Brian kalah cepat dengan Rayyan yang langsung memindahkan laptonya ke sebelah kirinya sebelum Brian berhasil menyentuh laptopnya, Rayyan yang melihat smirk Brian dari layar laptopnya dengan cepat menebak isi pikiran kakak sepupunya tersebut. Ray menatap tajam Brian yang hanya dibalas Brian dengan menggidikkan bahunya acuh.

GARVIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang