“Bagaimana keadaan perusahaan keluarga?” Tanya David.
“Baik-baik saja”
“Tapi beberapa hari yang lalu aku mendengar dari orang kepercayaanku jika perusahaan mengalami rugi” Ucapnya lagi saat mengingat laporan dari orang kepercayaannya.
“Hanya masalah kecil,sering terjadi diperusahaan kita dan tak banyak menimbulkan kerugian besar” Balasnya membuat seseorang yang lebih tua darinya mengangguk paham.
Crhistopher David Livingston kakak sekaligus pembisnis besar sama seperti sang adik. Bedanya David mengelola perusahaan yang dibangunnya sendiri dari awal tanpa campur tangan Livingston Family atas kemauan David yang ingin memiliki usaha yang dia rintis sendiri dari nol. Hasil kerja kerasnya C'tph Company--nama perusahaan David benar benar berkembang pesat dan menduduki peringkat kedua setelah perusahan Livingston Company. David memiliki putra tunggal yang umurunya hanya terpaut satu tahun lebih tua dari Erlan, diumurnya yang hampir menginjak kepala 3 Brian Livingston mengelola cabang perusahaan milik sang ayah.“Bagaiman cabang yang kau kelola?” Tanya David yang kali ini ditujukan untuk ponakan sulungnya. Erlan yang mendengar hanya menjawab dengan singkat.
“Tak ada masalah”
“Adikmu tak membuat masalah lagi kan?” Ricky yang mendengar ucapan David memutar bola mata malas sedangkan Erlan menggelengkan kepalanya karena memang Ricky tak membuat masalah dalam satu tahun ini.
Mereka semua sedang berbincang ringan dimeja makan dan ditemani beberapa potongan buah setelah menyelesaikan sesi makan siang. Setelah menginjakkan kaki dimansion pada dini hari tadi mereka mengistirahatkan tubuh mereka guna mengisi kembali stamina tubuh lalu pergi ketempat pembangunan gedung cabang utama sekitar jam dua siang nanti, dan sekarang masih jam setengah satu.“Ah benar. Ray, kau akan sekolah disini beberapa bulan karena sepertinya pembangunan kantor cabang utama membutuhkan waktu sedikit lama dan banyak yang harus dilakukan disini” Ujarnya panjang yang hanya dibalas anggukan oleh sang empu membuatnya hampir melempar garpu digenggaman tangannya sebelum mengingat seberapa brutalnya Vera saat melihat putra bungsunya dilukai sengaja ataupun tanpa sengaja membuat David mengurungkan niatnya guna melindungi dirinya sendiri.
Ditambah dirinya yang menyayangi Rayyan meskipun dia pernah tertipu saat Rayyan masih dalam kandungan Vera. Saat Ray masih berada diperut sang ibu benar benar membuat anggota keluarga yang lain kelimpungan. Pasalnya saat masa mengidam Vera sering meminta mereka melakukan hal-hal yang membuat mereka malu dan ingin menghilang dari dunia karena Vera meminta mereka memakai kostum lucu. Dan yang sering menjadi sasaran Vera adalah suami serta kakak iparnya sedangkan ponakan serta putranya yang lain diminta Vera melakukan ‘aegyo’ atau membelikan barang barang yang berbau imut. Saat ingin menolak mereka tak bisa dan mereka lagi yang akan kesulitan karena Vera akan mengamuk lalu menangis sendiri saat lelah melempari anggota keluarganya dengan barang yang ada disekitarnya.
Mereka pikir akan mendapatkan keturunan bungsu yang imut seperti keinginan Livingston Family tapi ekspetasi tak sesuai realita. Saat Rayyan lahir dia hanya menangis sebentar selama 2 menit lalu tertidur dan saat terbangun Ray hanya memasang wajah tanpa ekspresinya membuat seluruh anggota keluarganya tak bisa mendekati Ray kecil yang memasang wajah galak saat mereka mencoba menggendong tubuh kecilnya. Bahkan kakek neneknya tak bisa berkata kata tentang cucu bungsu mereka yang berwajah datar dan sedingin es berbeda saat dalam perut sang ibu yang selalu meminta hal-hal berbau lucu, sedangkan reaksi Vera tak jauh beda dari anggota keluarganya yang heran dengan kepribadian Rayyan..
.
.
“Kalian yakin tak ingin ikut?” Vera bertanya kalimat yang sama dan ini sudah pertanyaan ke empat sebelum dirinya masuk mobil yang akan membawa rombongan mereka ke tempat pembangunan kantor cabang. Brian yang mendengar pertanyan Vera mengangguk yakin karena dirinya ingin menghabiskan waktu dengan sepupunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARVIN (END)
FanfictionHanya seonggok cerita kehidupan seorang GARVIN REVIANO AVRAM yang menjalani pahitnya kehidupan tanpa adanya orang tua dan hanya ditemani oleh sahabat Arvin yang sudah dianggapnya keluarga dengan dibumbui konflik ringan. Awalnya berjalan lancar sebel...