GARVIN (39)

1.2K 90 11
                                    

Kak ai up‼️

Sapa yg kangen Arvin? maap lama🙏🏻😔

Sorry for typo and happy reading😆


____________________


Siang ini di mansion Livingston Family terlihat senggang, beberapa maid terlihat di berbeagai titik mansion untuk melakukan tugasnya dan sebagian lagi menyiapkan makan siang untuk para penjaga mansion di pavilium belakang mansion karena sekarang sudah memasuki jam makan siang untuk para bawahan keluarga Livingston. Jam makan siang antara anggota keluarga serta para bawahan mereka berbeda, untuk para anggota keluarga mereka makan terlebih dahulu selang 10 menit kemudian giliran para bodyguard serta maid yang beristirahat 30 menit. Untuk para maid mereka sedikit terlambat beberapa menit karena harus menyiapkan makanan untuk mereka santap di jam istirahat dan terdapat dua sesi sesuai pembagian kelompok, saat kelompok pertama istirahat kelompok yang kedua bertugas berjaga dimansion dan maid melakukan tugas mereka masing-masing setelah kelompok pertama selesai baru mereka yang istirahat dan kelompok pertama bergantian melakukan sesuai tugas mereka masing-masing.

Sibungsu yang baru saja menyelesaikan sesi makan siangnya terlihat terkapar disofa ruang keluarga karena kekenyangan. Erlan yang menemani sibungsu diruang keluarga hanya menggelengkan kepala maklum melihat adiknya yang menyingkap kaos yang dipakainya dan menampilkan perut buncitnya sehabis makan.

"Abang, adek kenyang" Adunya sembari mengelus pelan perut buncitnya.

"Salah sendiri, udah abang bilangin jangan makan banyak-banyak, makan secukupnya aja adek malah ngeyel" Omel Erlan.

Meskipun mulutnya mengomel dengan wajah datar Erlan mendekat pada Arvin yang tergeletak disofa panjang, tangan besarnya mengelus pelan perut sang adik.

"Siapa tadi yang bilang 'nggak papa abang, adek mampu kok habisin semuanya, perut adek kan besar'. Sekarang lihat sendirikan perutnya sakit karena kekenyangan" Ucap Erlan sedikit kesal dengan sifat keras kepala sang adik.

Sulung Livingston terlihat khawatir saat tangan besarnya menyentuh perut adiknya yang benar-benar terlihat penuh. Sang Mommy tak ada dirumah itu sebabnya Arvin sedikit susah diberi peringatan tentang 'jangan makan terlalu banyak'. Erlan tak menyukai sifat memaksakan adiknya saat makan, bungsu Livingston sering memakan makanan yang menurutnya enak di saat perutnya sudah mulai penuh belum lagi Arvin sangat menyukai makanan manis dan selalu menutup sesi makannya dengan makan makanan manis sebagai hidangan terakhirnya. Tapi disatu sisi Erlan sangat suka saat melihat adiknya makan dengan lahap sampai membuat pipi bulatnya penuh karena dimatanya adiknya terlihat berkali-kali lipat lebih menggemaskan.

"Lain kali dengarkan ucapan abang atau abang perlu lapor ke Mommy biar adek nurut hmm" Ujarnya sedikit mengancam.

Arvin sedari tadi diam mendengarkan omelan abangnya dengan bibir mengerucut.

"Abang marahin adek?" Tanyanya dengan wajah memelas.

Erlan yang melihat wajah memelas adiknya hanya bisa menghela nafas pasrah, tangannya bergerak membangunkan sang adik dari rebahannya lalu pindah pada pangkuannya.

"Abang gak marah, abang cuman gak mau adek kesakitan kayak gini" Balas Erlan.

Arvin yang mendengar balasan Erlan tersenyum malu-malu lalu wajahnya ia benamkan pada dada bidang abangnya tak lama dirinya terkekeh. Entah lah Arvin hanya merasa senang saat para abangnya yang berwajah datar mengkhawatirkan dirinya, perutnya terasa dipenuhi kupu-kupu yang beterbangan.

Erlan yang melihat wajah malu-malu sang adik tersenyum tipis, tangannya bergerak mengelus punggung kecil adiknya yang kini bersandar nyaman didadanya.

"Kenapa malu?" Tanyanya penasaran.

GARVIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang