GARVIN (8)

5.3K 274 3
                                    

“Huahhhh kenyangggg” Ucapnya sambil menepuk-nepuk perutnya yang sedikit membuncit efek setelah makan.

  
Sedangkan pria paruh baya yang duduk diujung meja hanya tersenyum melihat kelakuan Arvin. Abraham membawa tangan besarnya untuk mengusap noda saus dan beberapa butir nasi yang menempel disekitar mulut Arvin setelah mengambil tisu yang ada dimeja makan.

“Minum dulu” Ujar Abraham sembari menyodorkan segelas air putih yang langsung tandas masuk keperut kecil Arvin.

“Hahhhh”

  
Setelah mengeluarkan suara lucunya Arvin tersenyum menunjukkan gigi rapihnya kearah Abraham. Abraham yang melihat itu dengan gemas menekan pipi Arvin sampai bibir kecilnya mengerucut. Freya yang baru saja bergabung setelah kembali dari dapur untuk mengambil buah lalu mengusap pelan pucuk kepala Arvin ikut mendudukkan dirinya pada kursi sebelah Arvin.

Arvin yang berada ditengah tengah mereka merasa senang, dirinya yang telah lama ditinggal kedua orang tua kandungnya merasa tak kesepian dan kurang kasih sayang dari kedua orang yang berperan penting bagi setiap anak. Arvin selalu mendapat perhatian dari orang tua para sahabatnya yang terkadang mengubungi Arvin disela kesibukan mereka untuk menanyakan apakah dirinya baik-baik saja atau dirinya sudah makan. Mendapat kasih sayang dari orang tua Galen maupun orang tua sahabatnya yang lain membuat Arvin bahagia ditambah kasih sayang dari para sahabat yang dianggapnya saudara kandung semakin mengisi relung hatinya yang kosong. Dan Abraham serta Freya tak keberatan membagi kasih sayang mereka yang seharusnya untuk putra satu satunya begitupun orang tua Rian dkk yang merasa senang mengenal Arvin dan memberikan perhatian layaknya anak kandung.

 
“Papa ndak kerja?” Tanyanya setelah menelan potongan buah yang disuapkan Freya.

 
“Kerja tapi nanti berangkat agak siang” Balas Abraham.

 
“Owhh” Arvin mengangguk paham dengan mulut penuh buah mangga membuat Abraham maupun Freya tersenyum gemas.

“Arvin nanti dirumah bersama Mama, jangan nakal oke” Abraham memberikan petuah untuk Arvin karena tau sifat Arvin yang pecicilan tak bisa diam barang sejenak.

 
“Otte” Balasnya sambil menunjukkan tangannya yang membentuk O dengan ibu jari dan jari telunjuknya yang menyatu.

 
“Promise” Ucap Abraham dengan jari kelingking terjulur didepan Arvin.

 
“Emmm promise” Balasnya sembari menautkan jari kelingkingnya yang kecil pada kelingking besar Abraham.

“Kalau adek langgar?” Tanya Freya yang sedari tadi diam karena sibuk menyuap potongan buah pada Arvin.

Arvin menatap sang Mama lalu tersenyum jahil

“Yaa minta maaf habistu promise lagi” ^_^

Kedua orang yang berada dimeja makan tersenyum dengan gelengan kepala sudah biasa dengan kelakuan Arvin bahkan maid yang mendengar ucapan Arvin hampir meledakkan tawa mereka tapi takut mengganggu tuan mereka yang sedang quality time. Abraham yang tak tahan dengan kegemasan Arvin membawa Arvin pada pangkuannya lalu menghujani wajah Arvin dengan kecupan dari mulai pipi kanan kiri dan pucuk hidung bangir Arvin.

“Papa stop...Mama tolongin adek!” Arvin mencoba memnita bantuan Freya dengan tangannya yang mencoba mendorong tubuh besar Abraham tapi berakhir sia-sia karena Abraham yang memiliki kekuatan lebih besar dari Arvin.

   
Freya yang tak tega dengan wajah melas Arvin mencoba melepaskan tubuh yang lebih kecil dari suaminya.

 
“Sayang stop”
 

GARVIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang