GARVIN (40)

1.4K 88 9
                                    



Kaget gak liat notif muncul kak ai up?



Sorry for typo and happy reading🫶🏻🫶🏻


Sorry for typo and happy reading🫶🏻🫶🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




WARNING‼️CHAPTER INI LUMAYAN PANJANG, AWAS GUMOH.




____________________



Sosok pria kecil yang berada dipelukan pria yang lebih besar nampak menggeliat tak nyaman, plaster bye bye fever yang menempel pada keningnya tak mampu menurunkan suhu tubuhnya yang kini semakin naik. Wajah yang biasanya terlihat ceria dengan rona yang terlihat jelas kini nampak terlihat pucat, bibir kecilnya bahkan terlihat kering. Arvin mengerang kecil dalam tidurnya sesekali terdengar desisan di sela tidurnya karena merasa tak nyaman pada beberapa bagian tubuhnya. Ricky yang peka terhadap gerakan maupun suara kecil terbangun karena merasakan guncangan pada kasurnya dengan kesadaran yang baru terkumpul beberapa dirinya mengecek suhu tubuh sang adik yang terlihat tak nyaman, tangannya menyentuh pelan leher sang adik dan rasa panas menjalar pada telapak tangannya saat menyentuh kulit leher Arvin.


Ricky yang panik pun tanpa basa basi bangkit dan berjalan tergesa menuju kamar orang tuanya, karena terlalu panik dirinya tak mempersalahkan para saudaranya yang tidur dikamarnya. Setelah sampai didepan pintu kamar kedua orang tuanya Ricky dengan tergesa membuka pintu kamar dan berlari menuju ranjang kedua orang tuanya yang terlihat masih tertidur pulas karena jam masih menujukkan pukul setengah tiga pagi.


Tangannya mengguncang pelan tubuh sang Mommy yang tertidur pulas.

"Mom, wake up, demam adek semakin tinggi" Ucapnya.


Mendengar suara itu dengan perlahan Vera membuka kedua matanya dan langsung disuguhi wajah panik putra keduanya.

"Kenapa abang, kok kekamar Mommy dijam segini?" Tanyanya sembari mencoba mengumpulkan kesadarannya.



"Suhu tubuh adek naik Mom" Balas Ricky.



Sontak kesadaran Vera yang awalnya 50% mendadak menjadi 100%, dengan cepat Vera bangkit dari ranjang dan berlari menuju kamar Ricky untuk melihat keadaan putra bungsunya. Robert yang merasakan gerakan brutal disebelahnya membuka mata perlahan dan melihat istri serta putra keduanya yang berlari keluar kamar pun ikut menyusul setelah mengumpulkan kesadarannya. Keduanya sampai pada kamar Ricky dan dengan cepat Vera mendekat ke arah ranjang, tangannya menempel pada leher Arvin untuk mengecek suhu tubuh putranya dan benar apa yang dikatakan Ricky, suhu tubuh Arvin semakin tinggi dari beberapa jam yang lalu. Vera dengan wajah cemasnya menatap Robert yang berdiri tepat disebelah Ricky.



"Telpon dokter Dad, badan adek panas banget" Ucap Vera khawatir.

Robert yang penasaranpun ikut menempelkan telapak tangannya pada leher Arvin yang terlihat tak nyaman dalam tidurnya. Saat telapak tangan Robert merasakan panas yang lumayan tinggi dirinya mendadak cemas.


GARVIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang