-----------------------------------------------------------
Note
Author up sekarang, besok dah puasa soalnya.
Kayaknya kalo pas masa masa puasa author up nya malem. Wkwkwk cari aman😂
Selamat menjalankan ibadah puasa, ayok semangat💪💪😊
-----------------------------------------------------------
Happy Reading😆
Sorry for typo🙏😁
❗PERINGATAN ADA UNSUR BERDARAH-DARAH BAGI YANG PHOBIA BISA DI SKIP❗
Makan malam telah selesai dan Arvin berhasil dibujuk untuk bermain dengan Ano agar mereka bisa mendiskusikan semuanya dengan lancar. Semuanya diam menunggu ucapan Robert jantung Vera terasa akan meledak karena takut dengan reaksi Galen dan takut Galen akan menjahui keluarganya lalu menyembunyikan Arvin dari Livingston Family.
“Daddy ingin mengambil hak asuh Arvin” Ucap Robert to the point.
Atmosfer diruang makan berubah mencekam tatapan tajam Galen juga tangannya yang mengepal kuat diatas meja membuat semua yang ada diruang makan terdiam. Setelah tadi Robert menyelesaikan kalimatnya mimik wajah Galen berubah dingin dengan tatapan tajamnya belum lagi aura diruang makan yang awalnya hangat berubah dingin. Vera meremat kuat tangannya yang saling bertautan dibawah meja.
“Tidak” Hanya satu kata yang keluar dari mulut Galen.
“Kenapa kau yang menentukan, Arvin bahkan belum mengatakan apa-apa” Rayyan dimeja sebrang ikut terpancing emosi.
Suasana dimeja makan semakin panas dengan ditambahnya wajah tidak menyenangkan Rayyan. Matanya menajam dengan wajah dinginnya yang menyeramkan belum lagi mata hitam kelamnya yang langsung menghunus tepat kearah Galen, Sean maupun Isa yang melihat itu bergidik ngeri tidak dengan Galen yang malah membalas tatapan tajam Rayyan.
“Galen dengarkan Mommy. Meskipun Arvin akan tinggal disini kalian bisa menjenguknya kapan saja” Ucap Vera mencoba membujuk.
“Maaf Mommy. Galen tidak bisa jika melihat Arvin jauh dari Galen” Ucap Galen.
Rian juga Valo hanya diam membiarkan Galen yang berbicara. Sedangkan duo rusuh tak tahu harus melakukan apa selain menyimak. Tanpa se pengetahuan yang lain Galen mengirimi pesan pada tangan kanan sang ayah untuk menjemput mereka.
Robert sedari tadi hanya diam, dirinya masih belum menemukan cara lain untuk membujuk Galen begitu juga dengan David. Awalnya dia ingin menggunakan cara kasar tapi David melarangnya karena itu hanya akan mempersulit mereka karena kemarahan Galen dan mereka akan sulit menemui Arvin.
Ponsel Galen bergetar, Jovial sudah sampai didepan mansion.
“Galen pamit Mom” Ucapnya lalu pergi menjemput Arvin diikuti yang lain.
“Pertimbangkan perkataan Daddy Galen” Ucap Robert yang membuat Galen dkk berhenti sejenak lalu melanjutkan langkah mereka tanpa menjawab ucapan Robert.
Tak ada yang mencoba menghentikan Galen mereka membiarkan Galen memikirkan semuanya.
.
.
.
.
.
“Abang Ian Arvin ngantuk” Celetuk Arvin dengan tangannya yang mengusap matanya yang terasa berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARVIN (END)
FanficHanya seonggok cerita kehidupan seorang GARVIN REVIANO AVRAM yang menjalani pahitnya kehidupan tanpa adanya orang tua dan hanya ditemani oleh sahabat Arvin yang sudah dianggapnya keluarga dengan dibumbui konflik ringan. Awalnya berjalan lancar sebel...