GARVIN (19)

3.5K 188 16
                                    

Author Up 🎉


Maaf lama soalnya author susah nemuin konflik yang cocok, jadi author perlu pertimbangin beberapa hari.

Awas gumoh soalnya ini lumayan panjang.

Tidak termasuk cit catnya author

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak termasuk cit catnya author.

Happy Reading😉

Sorry for typo.




Arvin menggeliat pelan dirinya mencoba membuka matanya tapi kembali tertutup karena sinar matahari yang mengenai wajahnya. Arvin merasa berat pada perutnya yang seperti tertimpa sesuatu. Arvin menatap kesamping dan menemukan Galen yang masih memejamkan matanya dengan tenang dan yang membuat Arvin merasa berat diperutnya adalah tangan besar Galen yang melingkar disana.

“Ugghh, abang awas ih Arvin mau bangun” Ucap Arvin serak efek bangun tidur.

Arvin mengguncang pelan tubuh besar Galen disampingnya mencoba membangunkan sang abang tapi tak ada reaksi apapun. Arvin menatap heran wajah pulas Galen ‘Tumben biasanya gw gerak dikit dah bangun’. Arvin yang geram menggigit dada Galen yang tepat dihadapannya dan berhasil Galen mendesis pelan lalu tak lama matanya terbuka.

“Hmm?” Galen hanya berdehem lalu kembali mengeratkan pelukannya pada perut Arvin.

“Awas!. Arvin mau bangun abang nanti telat sekolah!” Ucap Arvin.

“Tumben?” Galen heran biasanya Arvin tak akan peduli jika dia terlambat dan Arvin adalah tipe orang yang akan bangun jika jam sudah menunjukkan pukul 6 tepat. Sekarang masih pukul 5 lewat dua menit.


“Hehehe Arvin laper soalnya mau cari makanan dibawah^_^” Arvin menunjukkan deretan giginya.

“Nanti aja. Bobok lagi temenin abang tidur” Ucap Galen lalu menepuk pelan punggung Arvin yang merenggut kesal.

“Adek tuh laper bang malah disuruh tidur keburu abang yang Arvin telen!” Omelnya. Tangannya mencoba mendorong tubuh Galen tapi tak tergeser sedikitpun karena perbedaan tubuh yang besar.

Galen tak berniat menjauh dirinya malah menutup matanya dan mencoba membayangkan jika Arvin yang saat ini mendorong tubuhnya sedang memberinya pijatan.

“MAMA! BANG GALEN NAKAL!” Arvin berteriak kencang sampai Galen terlonjak karena terkejut dengan teriakan Arvin yang tiba-tiba.

“Masih pagi dek” Ucap Galen sembari tangannya yang menutup mulut Arvin.

“Salah abang sendiri bukannya bangun malah lanjut turu” Selorohnya setelah menyingkir kan tangan Galen.

“Kenapa sayang! Bang Galen nya ganggu Arvin kenapa!” Freya masuk kekamar Arvin dengan tergopoh-gopoh setelah tadi mendengar teriakan Arvin dilorong mansion dan kebetulan dirinya yang memang ingin mengecek Arvin.

GARVIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang