❗WARNING❗TERDAPAT ADEGAN KEKERASAN❗
Yang punya phobia darah atau dibawah umur bisa diskip
Happy Reading😊
___________________
Disebuah gedung yang tak terpakai dinegara Italia tepatnya di kota xxx, seorang pria sibuk memilih-milih pisau yang akan digunkannya untuk bermain dengan mangsanya yang sibuk menangis dengan tubuh terikat. Seorang pria berdiri didepan meja yang penuh dengan berbagai alat yang bisa membuat tubuh targetnya bergetar hebat, terdapat berbagai macam pisau bahkan sampai katana berbagai ukuran berjajar rapi layaknya pameran. Belum lagi disisi kanan ruangan tersebut berjajar rak berisi berbagai cairan maupun pil yang dapat membunuh maupun menyiksa target secara perlahan. Kali ini pilihannya jatuh pada perempuan dengan paras luar biasa cantik, dengan tubuh terikat pada kursi usang perempuan tersebut hanya bisa menangis ingin berteriak pun percuma karena tempatnya sekarang berada jauh dari perkotaan ditambah dengan tubuhnya yang lemas setelah pria yang mengikatnya menyuntikkan cairan yang tidak diketahuinya.
Sringgg!Tubuhnya bergetar hebat saat mendengar suara pisau yang saling beradu, perempuan tersebut hanya bisa pasrah saat ‘Pria itu’ berjalan mendekat kearahnya dengan perlahan.
“Kenapa kau membunuhku?” Tanyanya yang hanya dibalas keheningan. Sampai beberapa detik kemudian ruangan lembab dengan bau darah yang menyengat tersebut hanya terdengar suara angin yanh terdengar dari luar membuat perempuan yang terikat diatas kursi usang semakin merasakan ketakutan yang luarbiasa.
“Tidak ada,aku hanya memilihnya secara acak” Jawab pria tersebut acuh membuat perempuan yang terikat menyerngitkan dahinya tak paham akan jalan pikir orang didepannya. Langkah pria tersebut semakin mendekat pada kursi usang, jalannya yang seakan dibuat slowmotion membuat tubuh perempuan tersebut semakin bergetar hebat ditambah dengan suasana yang sunyi hanya terdengar suara langkah kaki pria yang menahannya.
“Namamu Erent bukan??” Pertanyaan yang dilontarkan pria dihadapannya membuat Erent mengeluarkan ekspresi heran saat pria yang menahannya mengetahui namanya.
“Bagaimana kau tau??” Tanya Erent yang hanya dibalas keheningan tak lama senyuman mengerikan keluar dari bibir pria didepannya.“Baiklah aku harus mulai darimana untuk membuatmu merasakan sakit yang luar biasa?” Tanyanya saat sampai didepan kursi tempat perempuan tersebut terikat sambil mengayun-ayunkan pisau yang dia pegang membuat perempuan didepannya menangis histeris.
“Aku mohon.....jangan m-membunuhku tolong......lepaskan aku” Mohon Erent dengan suara terbata-bata membuat pria itu semakin melebarkan senyumannya yang mana membuat Erent semakin bergetar takut saat tak sengaja melihat senyum pria itu yang samar-samar terlihat karena sedikit gelap ditambah pria itu memakai kupluk jas hujan hitam yang dikenakannya hampir menutupi seluruh wajah.
Ruangan yang mereka pijak sekarang sedikit gelap yang hanya ada satu lampu gantung kecil ditengah-tengah ruangan dan juga dinding ruangannya yang ditumbuhi tanaman liar merambat hampir memenuhi seluruh ruangan yang berbentuk persegi dan tidak terlalu luas. Belum lagi terdapat beberapa bercak darah dilantai bahkan sampai ada yang menggenang membuat ruangan tersebut benar-benar menyeramkan.
“Memohonlah sampai kau kehabisan suaramu, aku tak akan melepaskanmu begitu saja hanya karena kau menangis” Balasnya lalu tanpa aba-aba pria itu mengayunkan pisaunya pada lengan sebelah kiri dan membuat luka memanjang.
“Arghh!!....kumohon lepaskan aku” Mohon Erent lagi sembari merintih kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARVIN (END)
FanfictionHanya seonggok cerita kehidupan seorang GARVIN REVIANO AVRAM yang menjalani pahitnya kehidupan tanpa adanya orang tua dan hanya ditemani oleh sahabat Arvin yang sudah dianggapnya keluarga dengan dibumbui konflik ringan. Awalnya berjalan lancar sebel...