Bab 8 | Dokter Wiliam?

2.5K 231 15
                                    

"Latihan gak lo?" tanya Azka.

Azka baru saja mengabari bahwa sekolah ini akan kedatangan tamu dari Bandung untuk pertandingan persahabatan antara kedua sekolah. Salah satu nya dengan bertanding basket, futsal dan beberapa olahraga lainnya, acara silaturahmi ini sudah menjadi tradisi setiap tahunnya. Jadi bukan turnamen seperti apa dugaan Reihan.

"Duh gua masih lemes," keluh Mahesa tidak berbohong dengan kondisinya.

"Yaelah Sa gua lihat-lihat lo udah segeran gak seru kalau gak ada lo."

"Yaudah-yaudah iya gas aja," balas Mahesa tidak bisa menolak sepertinya tubuhnya harus digerakan agar tidak terlalu lemas, pikirnya.

"Kalian ada latihan apa?" tanya Reva.

"Basket sayang." Reva mangguk-mangguk.

"Gais gimana kalau kita nonton mereka latihan?" ajak Keisya diangguki oleh Naina.

"Setuju sih lagian kita balik juga mau ngapain gabut banget."

"Lo gimana, Ra?" Shabira tersenyum sebagai jawaban, ia ikut-ikut aja jika sahabatnya yang mengajak.

"Yes diliatin sama pacar," ujar Mahesa.

"Mentang-mentang pacar baru songong bener," cibir Azka yang sibuk dengan tali sepatunya.

"Degdegan anjir," kekeh Mahesa memegang dada kanannya membuat mereka bingung melihat ke arahnya.

"Degdegan karena?"

"Ini gua beneran pacarnya si Shabira, kan?" tanya Mahesa sontak menggoyangkan lengan Reihan yang berdiri disebelahnya.

"Apaan sih?" kesal Shabira.

"Tau ih astagfirullah, Sa," ucap Reva.

"Gua kagak halu doang kan ini. Lo beneran nerima perasaan gua, Ra?"  Shabira menganggukan kepalanya heran dengan Mahesa terlihat linglung dengan dirinya sendiri padahal sudah jelas bahwa dia menerima Mahesa sebagai pacarnya.

"Alai sama kesenangan emang beda tipis," celetuk Satria.

"Oke mulai hari ini Shabira resmi punya gua!" tukas Mahesa menggandeng tangan Shabira dengan posesif.

"SELURUH DUNIA TAU BIRA LO ANJING, EMOSI GUA LAMA-LAMA," kesal Reihan menonyor kening Mahesa.

"Jangan gitu Reihan gak sopan," tegur Reva.

"Maaf Queen..."

"Tau anjing ini pusing anjiert," ringis Mahesa.

"Serius?"

"Gak, Ra. Hari ini gua seneng banget gua kira gua bakal bernasib kayak si Azka," kekeh Mahesa.

"Yaelah, Sa. Gua mah tabah aja ngelihat mantan gebetan sama sahabat gua sendiri, meratapi nasib aja," ucap Azka.

"Maaf, Azka."

"Gak papa, Ra. Gua pengen lo bahagia dan kalau nih bocah gila nyakitin lo gua yang maju paling depan," tukas Azka dengan bangga menepuk-nepuk dada kanannya.

Garis Semesta | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang