Bab 17 | Drop & Kemoterafi

2.4K 219 14
                                    

Instagram follow :   wp.hopepen & pupupauziahhh_

~Garis Semesta~
Lee Heeseung

"Gua tantang lo tanding lawan gua di jam pulang sekolah kalau lo menang lo bisa out dari basket kalau lo kalah lo harus tetap stay di basket," tukas Azka menghadap Mahesa membuat atensi Reihan terfokus kepada keduanya.

"Ka?"

"Lo diem kali ini gua bener-bener ngomong serius sama lo, Sa." Mahesa menghela nafas mendengar ajakan Azka yang sebenarnya ingin Mahesa tolak.

"Bisa kan?"

"Oke gua terima, Ka."

"Sip." Setelah membalas perkataan Mahesa, Azka melenggang pergi dari kelas tanpa mengucapkan satu dua kata lagi kepada Mahesa dan Reihan.

"Berhasil banget lo buat dia marah," kekeh Reihan duduk disamping Mahesa, Mahesa menggelengkan kepalanya singkat.

Mau semarah apapun Azka apa seharusnya Azka bersipat egois seperti itu akan keputusannya? Keputusan Adrian maksudnya.

Mahesa tidak ingin mengundurkan diri dari basket hanya saja Adrian yang memutuskan keputusan itu dengan alasan untuk menjaga kondisi tubuhnya.

Sampai saat ini Mahesa tidak bisa mencerna dengan baik perihal penyakit yang kembali bersarang di tubuhnya. Setahu Mahesa ia sudah sembuh dan penderitaanya berakhir dan kembali dengan penderitaan baru.

Mahesa kehilangan segalanya dan sekarang ia harus kembali berjuang hanya bersama Adrian. Rupanya menuruti Adrian adalah perkara yang harus Mahesa kedepankan.

"Lo nerima tantangan dia?"

"Harus, kan?"

"Maybe?" Mahesa terkekeh ada untungnya Reihan tidak terlalu marah dan masih mau mengajaknya mengobrol setelah dua hari saling diam.

"Lo kenapa mengundurkan diri, Sa? Gua tau ya turnamen nanti itu impian lo."

"Gua udah gak minat, Rei. Cukup lah jangan tanya-tanya lagi gua malas."

"Tapi lo--

"Gak Reihan gak ada alasan lain kenapa gua harus mengundurkan diri dari basket" decak Mahesa.

"Lo mencurigakan sih asli."

Perkataan singkat itu membuat Mahesa terdiam. "Perkataan gua benar, kan? Gua tau lo bohong gua tau sebenarnya lo pengen banget stay di basket hanya saja lo lagi memaksa diri untuk ninggalin basket. Bro, raut wajah lo gak bohong kalau lo berat ninggalin basket."

~Garis Semesta~
Lee Heeseung

R

eva dan Naina berlari ke arah Shabira yang baru saja membeli air mineral untuk Mahesa. Shabira menyeryitkan dahinya melihat wajah khawatir kedua sahabatnya.

"Kenapa?"

"Mahesa kalah dari Azka kayaknya Mahesa luka deh," tukas Naina dengan nafas terengah-engah. Shabira memang sedang melihat pertandingan Mahesa dan Azka tetapi Shabira harus meninggalkan pertandingan itu karena ia harus membelikan Mahesa air minum.

"Serius?" Naina dan Reva mengangguk.

"Gua di suruh Rei buat nyusulin lo," kata Reva.

"Yaudah ayo."

Ketiganya terburu-buru meninggalkan koridor yang menyambung ke arah lapangan basket. Tidak lama ketiganya melihat Mahesa, Azka dan Reihan sudah berada di pinggir lapangan dengan Mahesa dan Azka yang terkapar di lapangan.

Garis Semesta | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang